FirstMeet..

82 1 0
                                    

(Sebelum membaca bagian ini, lebih enjoy sambil play video di cover deh.. ☕️❤️)

....................................................................................

21 Jul...
Iya hari itu...
Tepatnya dimana aku mengetahui sebuah nama, nama yang dimana dia menyapaku, dalam suatu notif pada layar phoncellku, yang tergambar hanya pada notif email yang menginginkan suatu pertemanan. Entahlah darimana dan siapa yang mengirimkan. Aah, sudahlah mungkin hanya orang iseng saja, dan aku mengabaikan itu.

Sore hari,
Dimana sangat lelah dalam keseharianku, reminder dalam layar phoncellku kembali bergetar, iya email permintaan pertemanan itu. Kulihat pukul 4 (empat) sore aku membalasnya dengan jawaban simple namun sopan. Dan tak lama terdapat balasan yang juga tertera nomor telepon Whatsapp yang siap untuk dihubungi. Whats goin on? "Ada Perlu Apa?" Pikirku. Dan lama pula kumenjawab dengan mempertimbangkan untuk menyimpan atau tidak nomor tersebut, toh juga tak mengenalnya, kujawablah dengan alibi yang sopan, tegas hope tidak menyinggung. "Mohon maaf tidak ada Whatsapp, namun adanya Line." Iya aku menjawab dengan sekedarnya. Karena ku tau media sosial Line tidak semua orang mempunyai. Jadi kupikir dia mundur karena tidak secara langsung penolakan untuk intens dengan media yang dia berikan tidak begitu teraccept olehku.

Namun,
Sekejab notif Line ku berbunyi...
Kulihat nama yang asing untuk meminta pertemanan, tidak, aku tidak mau, orang asing yang tak ku kenal, biarkan saja.
"Selamat Sore, Saya Angelo.." sapanya... , Angelo? Wait.. wait... saya lihat lagi siapa Angelo.. yang mana? Yang di email itu kah? Tapi kenapa ID line nya kosong dan nama ID nya lain dengan namanya? Jangan-jangan ini orang yang coba menggoda atau mengerjaiku seperti yang sudah-sudah.. ermmm... biarkanlah dulu, tidak usah di accept. Takut.
Namun kemudian semakin penasaran dan merasa bersalah sekali jika aku menjudge seseorang tanpa kukenal sebelumnya. "Mohon Maaf kenapa namanya berbeda?" Tanyaku tanpa ragu-ragu, "Benar ini Saya yang di Email," katanya menyakinkanku. Tetap saja masih kumeragu, aku mencoba putar otak untuk melihat agak jauh dengan meminta sebuah syarat yang memungkinkan dia tidak bisa mengelak atau berbohong bahwa memang dia bukan orang yang sedang mengerjaiku. Aku meminta foto dengan telapak tangan dll hahaha.. konyol memang dirasa, namun demi mengobati rasa ragu-raguku diapun mengirim sebuah foto. Dan lagi-lagi membuatku meragu, kenapa juga harus foto yang full dengan hiasan emoticon-emoticon, whats up bray!! Mempermainkanku atau apa?! Aah, Males rasanya meneruskan percakapan ini kalau memang tidak sesuai dengan apa yang ku inginkan. Gatal rasanya jika berhadapan dengan seseorang seperti ini, tanpa ragu kulangsung memencet tombol VC untuk mengetahui siapa dia, kalau memang orang ini adalah temanku, aku bersiap untuk melabraknya. Nope, bukan ku berniat mengintrogasi atau apapun, hanya untuk memastikan jika aku tidak lagi jatuh pada lubang yang sama. Maafkan aku... 🙏🏻

VC Dialing...........to Him........

then....

Oh My...

Spchlss... Spchless... who is him...

Mendadak kuterdiam...
Yang semula ku ingin melabrak mencaci dan mengumpat, terdiam ku kemudian, untuk mengalihkan kepanikanku kumencoba mencairkan suasana dengan mulai dengan percakapan yang mengasikkan walau pada awalnya memang sedikit ada introgasi, tapi untunglah ia tak marah dan tersinggung akan hal itu.

So Clear...
Dia memang nyata bukan orang yang kunilai sebagai orang yang tidak baik. But hipe penilaian awalku ini tak salah... dan obrolan itu terus berlanjut hingga dini hari. Yeah.. Obrolan yang menyenangkan... tentunya...

Thank You...

(P1 Stories, 7.20 - Bag. 2)

How It EndDove le storie prendono vita. Scoprilo ora