bab 15

144 13 0
                                    

Reta menangis pecah melihat Bintang terbujur lemah dengan di pasangkan alat nafas

"Bintang bangun, kamu pasti sembuh! Kamu kuat, kenapa kamu gk jujur dari awal kalau kamu itu orang yang slama ini aku cari!!"

Tangan Bintang menggenggam tangan Reta

Reta mengambil ponsel milik Bintang untuk menyalin nomer 

"Aku ngehubungi mama kamu dulu ya Bin"

Reta keluar dari kamar bintang dan berbincang. Tangis serta khawatir keluar dari mama bintang

"Makasih ya infonya, tante kesana sekarang"

Tut.. tut..
Telfon di matikan oleh mama Bintang

"Bentar lagi mama kamu dateng Bin"

Bintang mencoba untuk duduk di ranjang

"Ehh kamu masih lemah, tiduran aja"

"Enggk aku kuat"

"Bin, kalau boleh tau sejak kapan kamu sakit kaya gini?"

"Sejak aku memutuskan pindah rumah, itu aku udah sakit dengan gejala yang menurutku seperti sakit biasa, kayak sering mimisan, aku kira aku cuma kecapean aja. Setelah di periksa eh sakit kek gini"

Reta memegang tangan bintang

"Kamu pasti sembuh"

"Iya kan ada kamu jadinya aku pasti cepet sembuh"

"Bisa-bisanya ya masih sakit gomball" Reta menjiwit lengan Bimtang

"Eh sakitttt!!, bukannya di sayang ini malah di jiwit!"

"Biarin, wleeek"

***
Setelah 30 menit mama bintang datang dengan raut wajah khawatir

"Sayang udah enakan badannya?"

"Udah kok ma"

"Udah di minum obatnya?"

"Udah ma"

"Nak Reta makasih ya udah ngabarin tante"

"Sama sama tante"

"Ini mama bawain bubur di makan ya"

"Bintang gak nafsu ma, taruh aja di meja"

"Kamu itu harus makan! Biar cepet sembuh, apa mama suruh Reta nyuapin kamu"

Dengan semangat Bintang menjawab

"Nah.... iyaa ma aku mau di suapin"

"Kalau sama mama gak mau?"

"Enggk deh, rasanya udah kenyang"

"Eh durhaka kamu ya sama mama!!"

"Uuu mama marah, becanda atuh nanti cepet tua lo suka marah-marah"

"Huss  udah kamu malah ngeledekin mama, ini nak Reta tolong ya suapi Bintang, mama mau urus administrasinya dulu"

"Ohh iya tante"

Mama bintang pun keluar dari ruangan

Reta menyendokkan Bubur. "Buka mulutnya"

"Aaaaemm"

"Dasar kayak bocah"

"Biarin"

"Buka mulutnya lagi"

"Eh iya Ret, nanti kamu nginep kan di sini"

"Pengennya sih tapi besok sekolah Bin"

"Temenin aku ya" Rengek Bintang

"Tapi Bin.."

"Plissssss ya"

Reta sejujurnya tak tega meninggalkan Bintang ya walaupun ada mamanya yang juga menunggunya

"Kan udah ada mama, jadi kamu gak sendirian"

Bintang langsung merubah raut wajahnya

"Aku ngambek!!"

"Ngapin ngambek itu?"

"Lagian ya ini itu udah malem nanti kalau ada apa-apa di jalan gimana?"

Ucapan Bintang ada benarnya. Batin Reta

"Ya udah aku nginep"

"Makasih Reta cantik"

"Udah Modusnya?, ini tinggal satu sendok lagi buburnya"

"Aku udah kenyang"

"Ya udah"

Reta lalu keluar ruangan untuk membuang sampah, saat itu juga reta melihat ada Mama bintang sedang duduk seorang diri sambil menangis

"Tante kok di luar sendirian"

"Tante gak bisa nerima kenyataan nak kalau nantinya Bintang pergi"

"Tante gak boleh bilang seperti itu"

"Kangker yang di idapnya udah ganas nak"

"Bintang pasti sembuh aku yakin, karna dia memiliki seorang ibu yang sayang banget, dan juga dia di kelilingi oleh teman-teman yang sayang juga sama Bintang, kita berdoa aja te, dan juga selalu memberikan semangat sama bintang

"Makasih ya nak Reta"

"Sama sama tante, tante jangan nangis lagi nanti jelek lo"

"Kamu ini ada ada aja, ya udah tante mau masuk dulu ya"

Reta juga gak mau kehilangan Bintang.

Mengikhlaskan CintaWhere stories live. Discover now