Eps 7

6 2 0
                                    

Bad mood. Itulah yang dirasakan Ara sekarang. Karena kejadian kemarin, Ibu nya tak seperti biasa, Ia malah mendiamkan Ara.

Okelah tak apa jika Ia harus diasingkan oleh Ayah, ia no problem. Tapi, kalo sudah Ibunya seperti ini rasanya lebih baik Ia di omeli setiap Hari dari pada di diamkan.

Percayalah, di diamkan itu tidak enak.

Tak terasa Ara sudah sampai di sekolahnya. Ara mempercepat langkahnya menuju kelas. Setelah sampai, Ia menjatuhkan tas nya di meja. Menenggelamkan wajahnya pada tumpukan tangannya. Hingga Ia tertidur sampai Jam masuk.

Tak terasa Bel berbunyi tanda waktunya Istirahat. Ara pun sama dengan yang lain berbondong -bondong menuju kantin.

Rega PoV

"Gara-gara kejadian kemarin, kok rasanya gue gak enakan ya ama Ara?" kata gue.

"Hei! Lo gak usah cemberut gitu! Emang cuma lo yang bakalan diusir bapaknya doi kalo nganter anak orang sembarangan! " ujar Raihan sambil menepuk-nepuk punggung Rega.

BUK! BUK! BUK!

"Sakit sialan! Udah ah! Mau beli es teh dulu gue! Mumpung blom masuk!" balas gue menepis tangannya.

"Hahaha! Kayak lo gk pernah mukul gue aja!" tawa Raihan.

"Terserah! Males gue," balas gue malas.

Begitu sampai didepan kedai kopi dekat kelas, gue segera duduk di kursi panjang depan kedai itu.

"Mbok! Pesen es teh satu!" ujar gue.

"Siap mas e!!" balas mbok e.

Gue nunggu dengan males, sambil liatin mbok e bikin teh.
Sampai sesosok gadis menarik perhatianku dari warung sebelah.

"Bu! Pesen mie ayam satu ya!" kata Ara.

"Siap neng! Tunggu ya!" balas ibu warung sebelah.

"Baik bu!"

Ku tatap mukanya lamat-lamat. Ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. Sesuatu yang istimewa. Hingga tiba-tiba Ara ngelabrak gue yang ngelihatin dia.

"Biasa aja liat nya, mau gue colok tuh mata?!" sahut Ara.

"Eh-eh! Maap! Sori, gue gak sengaja!" balas gue memalingkan muka.

"Anjirr malu nya sampe lulus," batin gue.

"Mas e! Es teh nya dah jadi mas!" kata mbok e sambil memberikan es teh.

"Ah-Iya bu! Makasih bu! Ini uangnya!"

Gue segera ngasih uangnya sembari ngelihat warung sebelah. Ara udah pergi. Untung aja disini blom rame-rame amat. Jadi hinaan Ara tadi gak kedengeran siapa-siapa.

"Woy! Lu gue tungguin dari tadi kemana ae sih!?" sahut Raihan melambaikan tangan.

"Eh? Sori Han. Gue tadi gak sengaja ngeliat Ara," balas gue sambil meneguk es teh.

"Elah! Gitu doang! Gue kira apaan! Btw, ada yang mau ketemu ama lo nih!?"

"Hah? Siapa?" balas gue gak percaya.

Gimana gak percaya, tak seperti biasanya ada uang mencari dirinya.

"Hm-halo Rega?" sapa Raya dari balik Raihan.

"Mau ngapain lagi, Ray? Gue ama Raihan mau balik ke kelas," balas gue ketus. Malas gue ngomong ama dia.

"Sebenarnya apa sih salah gue ke lo? Gue kan cuma mau deketin lo! Gue-"

Belum selesai Raya ngomong, gue cela dia.

"Kalau lo jatuh hati ke gue, maaf. Tapi gue masih belum mau jalin hubungan sama siapa-siapa. Titik," balas gue.

AragaWhere stories live. Discover now