Eps 3

22 7 0
                                    

Flashback

Seorang anak perempuan kecil sedang berlari-larian disebuah lapangan rumput. Terlihat seorang anak laki-laki kecil, juga berlari mengejarnya. Keduanya tertawa penuh bahagia, saling mengejar satu sama lain.

"Hahahaha!! Jangan kejar aku, jangan kejar aku."

"Hahahaha! Kamu kenapa sih Ra!? Kan kamu kalah! Kamu yang jadi dong!"

"Haha! Gak mau, wlek!"

Ara yang tidak mau ganti giliran bermain, mengejek Raga, teman laki-lakinya, dengan menjulurkan lidahnya sambil menarik mukanya kebawah dengan telapak tangan. Membuat mukanya terlihat mengerikan.

"Uwahhh!! Jangan gitu dong Ra!" Kata Raga sambil melangkah mundur, hampir terjatuh.

"Hahaha! Anak cowok kok penakut sih! Gimana caranya mau ngelindungin aku?"

Ara yang dengan polosnya, berbicara ngelantur, membuat wajah Raga yang semula ketakutan menjadi memerah dan menunduk. Ara yang khawatir, berhenti bertingkah dan berjalan mendekatinya.

"Kamu kenapa Raga?" Tanya Ara dengan polosnya.

Yang ditanya, mendengus dan duduk ditengah lapangan. Menatap langit senja keatas.

"Kok malah duduk? Kenapa?" Tanya Ara lagi sambil ikut duduk disampingnya.

"Raga malu..." Balas Raga sambil memeluk kedua lututnya, menyembunyikan mulutnya.

"Hah? Kok malu? Malu kenapa?"

"Malu karena Raga penakut, Ra. Padahal Raga pengin jadi teman Ara, tapi cuma lihat muka Ara tadi langsung takut."

"Haha, Ara cuma bercanda kok. Lagian kalo bareng Raga, Ara udah merasa nyaman kok."

Raga tidak menjawab. Masih terpikir dengan katanya Ara tadi. Ara akhirnya mendekatinya lalu merangkulnya. Raga langsung terkejut pelan.

"Kalo Raga sedih, ada Ara kok disini."

"Hahaha! Kena deh!"

Raga langsung menunjukkan seekor ulat persis ke depan muka Ara. Ulat itu hinggap diatas daun yang dipegang tangan kanan Raga.

"Ighh!!! Jijik! Agh! Raga gitu!!"

Ara yang ketakutan segera berlari menghindar, sementara Raga yang iseng tetap asik mengejar.

"Nih! Akibatnya gangguin aku terus! Hahaha!!"

"Agh!!"

DEG!

Tiba-tiba Ara terbangun. Matanya terbuka sepenuhnya sementara badannya masih berbaring diatas kasur. Dia segera berdiri dan memposisikan tubuhnya duduk diatas kasur.

"Mimpi lagi." Batin Ara.

"Kenapa setiap aku tidur, Aku selalu mimpiin Raga terus!"

Ara yang bertanya pada dirinya sendiri hanya bisa menunduk menatap lantai. Berharap kantuknya kembali.

Tiba-tiba dari pintunya ada seseorang yang mengetuk.

Tok tok tok

"Sayang?"

Seseorang memanggilnya dari luar, seakan tahu bahwa Ara terbangun.

"Sebentar, Bu!"

Cklek

"Kamu terbangun lagi ya sayang?"

"Ah, gak papa kok bu. Ara cuma mimpi buruk aja."

"Ibu boleh masuk?"

AragaWhere stories live. Discover now