*15🐻 (End)

3.4K 332 24
                                    

.
.
.
.
.

Sudah sekitar satu Minggu sejak operasi itu berakhir. Akhirnya ia dan ibu Hinata bisa pulang kerumahnya. Hinata dan ibunya berkali kali mengucapkan terima kasih terhadap pasangan ibu dan anak Kageyama. Setelah itu mereka pun pulang ke rumah masing masing. Kageyama tidak merasakan perubahan drastis pada tubuhnya masih sama seperti biasa usai operasi.

Lagipula menurut dokter, tubuh nya termasuk tubuh yang sangat kuat. Terutama karena Kageyama merupakan atlet olahraga. Sehingga tubuhnya jauh lebih sehat dari tubuh orang biasanya. Kageyama menghela nafas lega. Akhirnya masalah panjang ini berakhir dengan bahagia tentunya.

Ia akan bisa melanjutkan hubungan nya dengan Hinata. Oh ya mengingat-ngingat tentang sebuah permintaan yang ia ajukan pada Hinata sebagai ganti ginjalnya. Sebenernya kageyama sama sekali tidak berniat meminta imbalan atas itu. Ia murni ingin menolong Hinata. Tapi melihat Hinata yang tampak susah sekali dibujuk. Akhirnya Kageyama mengajukan satu permintaan.

Dan sekarang ia benar benar bingung. Apa yang harus ia lakukan untuk satu permintaan ini. Maklum kageyama merupakan orang yang bodoh dalam hal lain selain bola voli. Terutama dalam masalah percintaan, jangan ditanya. Ia belum pernah sekalipun tertarik ataupun mendekati orang lain.

Selama bergumam sendiri. Ibunya mendatangi anaknya yang sedang duduk di kursi sofa ruang tamu dengan bingung. Ia tersenyum melihat raut anaknya yang memang sedikit mengerikan. Ya ia akui anaknya ini memiliki wajah yang mengerikan. Walaupun ia tau betul anaknya sama sekali tidak bermaksud seperti itu.

Ibunya duduk di sebelah Kageyama. Sejak kejadian hari itu. Akhirnya ia bisa pulang kembali. Rumah mewah yang dibeli anaknya karena hasil kerja kerasnya sendiri. Itu luar biasa. Ibunya bahkan sempat kaget saat melihat pemandangan depan rumah mewah itu.

"Kageyama ada apa?" Tanya ibu Kageyama lembut. Kageyama yang sedari tadi bergumam langsung menjadi kikuk. ia segera memasang mode sopan yang membuat ibunya terkekeh geli melihat Kageyama bersusah payah mengubah sikapnya.

"Apa ada masalah sayang?" Tanya ibunya lagi. Kageyama mengarahkan kedua matanya kesamping dengan keadaan wajah ketus. Anaknya ini memang susah dalam hal ekspresi. Ia lebih suka menyembunyikan semuanya sendiri. Tapi bukan namanya ibu jika tidak tau bagaimana menangapi anaknya sendiri.

"Ayolah katakan sayang, ngomong ngomong ibu jago loh dalam percintaan" sontak itu membuat kedua pipi Kageyama memerah. Ia tidak tau kalau ibunya akan tau kalau ia sedang mengalami masalah itu. Ibunya tertawa ketika melihat ekspresi Kageyama yang langsung otomatis memerah.

"Be..begini, kalau ibu punya satu permintaan. Apa..yang akan ibu berikan?" Tanya Kageyama gugup. Ia kesusahan mengatur kata katanya. Ibunya tampak berpikir kemudian berbisik di telinganya seraya memberikan jempol semangat pada anaknya itu.

"Akui perasaan mu !!" Seru ibunya membuat Kageyama langsung memerah lagi. Ibunya menepuk kedua pundak nya dan beranjak pergi. Sebelum itu ia mengarahkan kedua jempol yang membuat Kageyama semakin memanas karena malu.

"Akh, ibu itu"

.
.
.
.
.

Esoknya Hinata di kejutkan oleh kedatangan Kageyama di depan supermarket nya. Ketika  Kageyama datang, Kageyama Langsung menarik Hinata yang baru saja hendak mulai bekerja ke dalam mobilnya. Ia tidak mempedulikan Hinata yang tampak bingung dan berusaha melepaskan diri dengan alasan bekerja. Kageyama memaksa Hinata untuk masuk ke dalam mobil tanpa mempedulikan kalau Hinata harus bekerja.

"He-"

"Dimana rumahmu?"

"Hah?", "Dimana rumahmu?" Tanya Kageyama lagi sedikit memaksa. Hinata hanya mengeleng, bersikeras tidak mau memberitahu. Tetapi ia terpaksa memberitahu juga ketika melihat wajah menyeramkan milik Kageyama. Hinata melipat kedua tangan nya dengan merengut karena merasa hari ini Kageyama memaksa sekali.

🐻You x Me🐻 (KageHina)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon