7. Makan Bareng

248 90 10
                                    

Karena kamu, aku lupa rasanya terluka itu bagaimana.
«««

"Kenapa Nadine belum pulang Ma? Mama nggak telpon Nadine?" Melihat Nadine belum pulang, Papa Nadine khawatir.

"Mama baru saja menelponnya sepuluh menit yang lalu, dia bilang akan segera datang," kata Mama Nadine sambil berdiri dari bangku. "Mama mau melihat keluar."

Setelah mengatakan itu, Mama Nadine pergi ke pintu.

Ketika Nea sampai ke pintu, dia mendengar suara riang terdengar di luar pintu, "Mama! Aku pulang!"

Suara itu begitu bahagia sehingga dia tidak terlihat seperti orang yang terluka. Mama Nadine membuka pintu.

Begitu pintu terbuka, dia melihat Nadine berdiri di luar dengan syal segitiga di lengannya dan perban di pergelangan kakinya, tangan dan kakinya terluka, terlihat sangat menyedihkan.

Namun, ketika mendongak anaknya yang terluka itu malah tersenyum ceria.

Mama Nadine memasang wajah bingung, disamping itu dia juga sangat khawatir dengan keadaan anaknya, "Mama kan sudah bilang jangan main sepatu roda lagi. Sudah sana masuk dulu, langsung ke kamar yah. Istirahat dan jangan banyak gerak dulu," perintah Nea.

Nadine mengangkat satu tangannya dan hormat, "Siap Ma."

Setelah masuk rumah, Nadine melihat Papanya yang sedang menonton televisi di ruang tamu.

Nadine tersenyum dan melambaikan satu tangannya, "Papa, Nadine pulang."

Papa Nadine yang melihat anaknya itu hanya bisa geleng kepala. Papa Nadine tahu betul, Nadine adalah anak yang ceria. Bahkan luka di tangan dan lututnya itu tak menghalangi senyum manis Nadine.

"Langsung istirahat yah sayang, jangan banyak gerak dulu," teriak Irfan Papa Nadine.

Nadine berjalan menuju kasur, ia memandangi sekeliling kamarnya dan tersenyum. Tiba-tiba Nadine di kejutkan oleh ponselnya yang baru saja berdering.

Nadine meraih ponselnya, kemudian menatap layar ponselnya dan membaca chat grup dari sahabat-sahabatnya sembari tersenyum.

Aneth
Nad, lo udah sampe rumah belum?

Gizzy
Paling masih ngebucin dia

Nadine memencet icon video call grup.

"Gimana tangan lo Nad? tanya Anetha dari seberang telepon."

Gizel melihat Nadine tertawa dan tahu bahwa pasti ada sesuatu. Dia melipat tangannya di pinggulnya lalu tersenyum dan bertanya, "Cepat jelaskan ke kita, apa yang telah lo lakukan sama Kak Davin?"

Nadine tidak bisa menahan tawa dan berkata, "Kalian biarkan gue duduk dulu yah, gue kan lagi sakit, oke."

"Ini pertama kalinya gue melihat orang yang sakit tapi bahagia." Sahut Anetha.

Setelah mengatakan itu, Nadine berjalan menuju kasurnya dan duduk. Mata Anetha jatuh di pergelangan kaki Nadine dan bertanya, "Lo baik-baik saja kan Nad? Apa kata dokter?"

"Nggak apa-apa, ini masalah sepele," Nadine berkata dengan acuh tak acuh.

Nadine memandangi layar ponselnya sambil tersenyum, "Gue rasa gue selangkah lebih dekat dengan Kak Davin."

Di seberang telepon Gizel tertawa sembari berjalan dan bersandar ke lemari. Gizel memandang Nadine dan berkata, "Ayo, jelaskan dulu."

Mulut Nadine bengkok dan dia mengguncang lengannya, "Kak Davin kan baru saja mencelakai gue? Sekarang gue terluka dan dia harus bertanggung jawab?"

DAVIN {Slow Update}Where stories live. Discover now