3. Siap Tempur

380 106 29
                                    

Trauma adalah musuh yang sulit untuk ditaklukkan.
«««

Nadine gagal dalam pertempuran pertama dan suasana hatinya sedang kacau.

Saat makan siang dengan sahabatnya di kantin, Gizel menepuk pundak Nadine. "Sudah jangan dipikirin lagi Nad, lo pasti bisa!"

"Kita mendukung lo Nad, lo harus opotimis!" tambah Anetha.

Nadine menopang pipinya dengan tangannya dan memikirkan berbagai hal. Ketika Nadine melihat temannya dia tertawa, "Gue frustrasi."

Tapi Nadine siap untuk pertempuran panjang.

Nadine tersenyum, "Gue memikirkan apa yang harus gue lakukan selanjutnya. Kak Davin benar-benar jauh lebih dingin dari yang gue kira."

"Ya, ya, Kak Davin benar-benar sulit untuk membuka hati. Coba kalian pikir, dari senior sampai siswa baru banyak yang mengejarnya. Bisa terbilang yang mengejarnya dari cewek biasa sampai yang cantik dan kaya raya. Tapi apa? tak satu orang pun yang berhasil. Bahkan tak tergoda sedikit pun." Gizel menyentuh dagunya, bingung, "Gue nggak ngerti lagi apa yang dia suka."

Nadine tersenyum, mengangkat dagunya dengan bangga, "Mungkin menunggu gue."

Gizel menepuk kepalanya dan menertawakannya, "Cutie pie, siap-siap saja lo patah hati."

Nadine menopang kepalanya dengan satu tangan dan sedikit mencondongkan kepalanya. Wajah tanpa ekspresi Davin muncul di kepalanya. Meskipun agak cuek, dia benar-benar ganteng dan keren, dia juga orang yang serius ketika mendengarkan penjelasan guru di kelas.

Nadine menekuk mulutnya, matanya menatap langit-langit dan dia tersenyum lagi.

Kedua sahabatnya saling memandang dan tidak bisa menahan tawa.

Wanita yang sedang jatuh cinta memang sangat mengerikan.

Setelah makan siang, mereka keluar dari kantin, ketiga gadis itu kembali ke kelas bersama-sama.

Ketika melewati lapangan, mereka melihat ke arah ruang olahraga sedang ramai.

Disana ada beberapa klub olahraga, mereka akan merekrut anggota baru.

karena penasaran salah satu siswa bertanya kepada ketiga siswa yang menatap ke arah ruang olahraga itu. "Kalian mau daftar juga?"

"Nggak tertarik," jawab Nadine dan Gizel serempak.

Mendengar jawaban temannya yang tidak tertaik itu, Anetha memilih untuk melihat-lihat pendaftaran sendiri.

"Kita nunggu di sini ya," teriak Nadine.

"Iya, kalian balik ke kelas saja," teriak Anetha.

Gizel tidak tertarik pada klub olahraga, tetapi dia sedikit tertarik pada sanggar seni. Dia menarik Nadine, "Kesana yuk, lihat-lihat. Gue dengar sanggar seni di sekolah ini sedikit menarik."

Hari ini guru-guru sedang rapat, jadi siswa bebas. Mereka berpeluang untuk memperkenalkan organisasi mereka kepada anak kelas sepuluh. Di SMA Garuda ada banyak jenis klub, seperti klub menari, klub bulu tangkis, klub bola voli, klub puisi, klub musik, klub animasi, dan lain-lain.

Gizel menarik Nadine untuk melihat-lihat dan akhirnya menunjuk ke klub animasi, "Lo mau gabung nggak?"

Nadine menggelengkan kepalanya, "Nggak minat, gue malas."

DAVIN {Slow Update}Where stories live. Discover now