23.

3.2K 230 107
                                    

a/n: This one's a long ass chapter but I hope u guys will enjoy it and read it till the end (baca juga another a/n yg menanti di belakang ya!!) Btw go check out NiallerSunlight 's story, The Girl Who Can't Be Moved bc shes da bae:))
----

Luke tahu ini berbahaya. Mengemudikan mobil dengan pandangan nanar dan kepala yang serasa berputar-putar. Luke tahu ia mempertaruhkan nyawanya di jalanan, ketika ia mencoba memijak gas semakin dalam, sementara matanya terasa semakin berat dan fokusnya semakin buyar.

            Seharusnya kini ia beristirahat untuk memulihkan diri dari hangover, tetapi satu-satunya hal yang ingin ia lakukan sekarang adalah melesat menuju rumah Allison. Dan kini ia melakukannya, setelah sebelumnya berhasil menyelinap keluar dari rumah Michael, tanpa membangunkan tiga sahabatnya yang pemalas tersebut.

            Jadi, sekarang siapa yang ingin mengucapkan selamat tinggal duluan?

            Kalimat itu berputar dalam benak Luke, dan bagian terburuknya adalah ia bisa mendengar Allison mengucapkannya, ia bisa membayangkan kata-kata mematikan itu meluncur dari mulut Allison.

            Selamat tinggal. Luke tahu Allison tidak menyukai dua patah kata tersebut. Luke mengetahui fakta itu dari sebuah percakapan yang pernah terjadi antara ia dan Allison. Ia lupa kapan dan di mana percakapan itu berlangsung, tapi ia bisa mengingat dengan jelas apa isinya.

            “Aku tidak menyukai ungkapan ‘selamat tinggal’. Aku tidak suka ketika orang-orang mengucapkannya,” Allison berkata.

            “Memangnya kenapa?”

            “Ketika seseorang mengucapkan ‘selamat tinggal’ padaku, aku selalu merasa bahwa mereka akan benar-benar meninggalkanku. Seakan mereka bakal pergi dan tak kembali lagi. Aku lebih suka ucapan ‘sampai jumpa’, karena itu membuatku tahu bahwa ada harapan untuk berjumpa lagi.”

            “Aku juga berpikir begitu, sih. ‘Sampai jumpa’ itu lebih baik daripada ‘selamat tinggal’.”

            “Luke.”

            “Hmmm?”

            “Jangan pernah ucapkan selamat tinggal kepadaku, ya. Jangan ucapkan selamat tinggal kepadaku ketika kelak band-mu sudah terkenal dan kau harus pergi tur keliling dunia. Jangan ucapkan selamat tinggal kepadaku saat kau harus pergi jauh untuk sementara. Aku ingin kau mengucapkan sampai jumpa, supaya aku tahu bahwa kau akan kembali, bahwa aku akan bertemu denganmu lagi.”

            Mengingat percakapan itu membuat mata Luke memanas. Sesungguhnya ia masih bingung dengan apa yang sesungguhnya terjadi – ia masih mencoba menerka apa yang membuatnya pusing dan mual begini, serta apa yang membuat Allison mengirimkan beberapa SMS mengejutkan tersebut. Tapi, Luke tahu, apapun yang telah terjadi – apapun yang telah ia perbuat – adalah sesuatu yang buruk. Sangat buruk.

            Dan Luke tahu ia harus berusaha memperbaiki semuanya sebelum terlambat. Sebelum sepatah ungkapan ‘selamat tinggal’ yang dibenci Allison justru akan terlontar dari bibir gadis itu sendiri.

***

From: Mom (09.01 am)

Allison, aku ingin kau bicara jujur padaku, tentang apa yang tadi malam terjadi denganmu. Aku janji, aku tidak akan memarahimu. Aku hanya ingin kau jujur padaku. Aku tahu kau sedang mengalami sesuatu yang buruk. Tadi malam aku bisa mendengarmu menangis. Kau mengunci kamarmu dan tak mau membukakannya untukku.

Ups, Downs, & The Heart Bombs ✖️ hemmings [a.u.] || SLOW UPDATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang