10.

3.4K 237 93
                                    

            Definisi hari buruk menurut kebanyakan gadis: Bad Hair Day.

            Definisi hari buruk menurut Allison ‘Aku-Ingin-Menangis-dan-Pulang-Detik-Ini-Juga’ Adams: Terlibat pertengkaran 15 detik dengan gadis-jelmaan-setan, diminta maju menjelaskan di depan kelas (ia tak bisa melakukannya dan kena sembur Mr. Paul), dan mengikuti tes Fisika dadakan (A big fuck you to Mrs. Heather – sincerely, Allison).

            Ya, hari itu belum berakhir.

            Berbicara soal tes Fisika itu, Mrs. Heather tidak tanggung-tanggung dalam membuat soalnya. Setiap pelajaran biasa, Allison selalu menganggap semuanya mudah dan simpel. Tapi, begitu waktunya tes tiba – dan itu mendadak, pula – soalnya bakal terasa seperti ini:

             Jika rangkaian listrik di samping mempunyai hambatan total 17,670 ohm, berapa massa kabel penyusunnya, bila Spongebob membelinya pada hari Rabu aneh di bulan Januari, ketika kecepatan angin 20 km/jam dan single baru Imagine Dragons lengser  dua posisi pada chart Billboard?

            Kayak itu belum cukup buruk saja, setelah tes Fisika yang traumatis dan membuat depresi itu, Allison pergi ke kamar mandi dan tebak apa yang terjadi?

            That niagara-falls-of-satan’s-sacrificial-blood is coming.

            Hell-fucking-no.

            Untungnya, Allison membawa berbagai peralatan penyelamatan yang dibutuhkan dalam lokernya – kalau-kalau air terjun setan itu datang tanpa tedeng aling-aling. Akhirnya, setelah membereskan masalah itu, ia melangkah keluar dari kamar mandi dengan langkah tak nyaman, hingga tiba-tiba ia merasakan seseorang menendang betisnya dari belakang.

            “Allison!”

            Tanpa perlu berbalik, Allison sudah tahu siapa itu. Tapi akhirnya ia berbalik juga, mendapati sosok menjulang itu tersenyum kepadanya. “Hai, Luke,” Allison menyapanya.

            “Kau dari mana? Kenapa tidak bersama yang lainnya?” Luke bertanya, heran melihat Allison tidak bersama Stella atau tiga cowok bolot itu.

            “Aku tidak ikut mer –“ Allison mencoba menjawab pertanyaan Luke, namun kalimatnya terinterupsi oleh setan yang tiba-tiba menghantam perutnya dengan balok besi, memelintirnya dengan kuat, dan mendorongnya ke gerbang neraka.

            Oke, bagi Allison itu adalah deskripsi yang tepat untuk kram perut.

            Luke melihat wajah Allison berubah pucat, sementara gadis itu membungkuk dan memegangi perutnya. “Hei, ada apa?” Luke tak bisa menghilangkan nada panik dari suaranya. Ia menunduk dan menyentuh bahu Allison, ketika gadis itu mendongak perlahan, menggigit bibir bawahnya.

             “Satan found its way to my uterus,” kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Allison, sementara setan kembali memelintir perutnya. Ini benar-benar mengerikan. Sebelumnya, ia belum pernah terserang kram separah ini – apa mungkin gara-gara efek stres yang menderanya hari ini? Uh, memangnya ada hubungannya suasana hati dengan kram perut?

            Bel tanda istirahat berakhir tiba-tiba berdering. Koridor tempat Luke dan Allison berada sekarang – koridor tanpa deretan loker, di mana ruang guru, perpustakaan, dan beberapa laboratorium ada di kanan-kirinya – mulai dilewati segelintir siswa yang sepertinya baru saja keluar dari kantin.

            “Holy shit, aku ingin pulang,” Allison mendesis, dalam hati merutuk berbagai kesialan yang menimpanya bertubi-tubi hari ini. Perasaannya campur aduk dan rasanya ia ingin menangis saja.

Ups, Downs, & The Heart Bombs ✖️ hemmings [a.u.] || SLOW UPDATESWhere stories live. Discover now