25.

2.7K 241 260
                                    

a/n: first of all, mohon maaf lahir batin yaa! saya atas nama wattpad user maurflurry (?) mohon maaf from the bottom of my heart for being such an unproductive author, hehe. Second of all, adakah di antara kalian yang kangen fanfic ini, kangen luke & allison? :" Kalo ada, well, chapter panjaangg ini THR spesial dari maur buat kalian!! :))) (ps: read another a/n in the end!)
Recap: luke & dev's accidental drunk kiss pics exposed. allison got slapped by harry the hot devil. luke & allison broke up:(((
----------------------

09.43

Sekarang aku mengerti mengapa badai sering dinamai dengan nama manusia.

09.43

Karena pada saat-saat tertentu, manusia bisa menjelma menjadi badai. Mengubah hembusan lembut angin menjadi tiupan dahsyat yang mematikan, meluluhlantakan segalanya dalam sekejap. Manusia bisa menjelma menjadi badai - membuatmu menggigil dengan jiwa terguncang, sedetik setelah semua hal di sekitarmu hancur lebur tepat di depan matamu...

09.44

...dan kau akan berharap dalam keputusasaan, supaya muncul sebuah tombol undo ajaib yang bisa meng-undo kehancuran itu - mengembalikan semua harta berharga dan serpihan memori, senyum, tawa, dan kebahagiaan yang telah musnah.

09.44

Badai Sandy, badai Katrina... Adakah badai yang bernama Luke?

09.45

Seharusnya ada badai bernama Luke.

09.45

Seharusnya ada tombol undo ajaib.

***

Allison tidak tahu sudah berapa lama ia berada di sini. Duduk di dalam bilik kamar mandi yang sempit dan menyesakkan. Terisak lirih dan terdiam. Menarik napas dan menghembuskannya dengan berat. Menggigit bibir dan memejamkan mata. Merobek tisu dari gulungan dan meremasnya kuat-kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Menjambak rambut. Menggelengkan kepala. Merutuk, mengumpat, meratap dalam hati.

Rasanya bokongnya sudah menyatu dengan tutup kloset yang dingin. Rasanya stok air matanya sudah habis walau ia masih ingin menangis. Rasanya ia ingin meraung, meluapkan emosinya sambil menjedotkan kepalanya ke pintu. Rasanya ia ingin melakukan apa saja untuk melenyapkan rasa sakit yang terasa seperti menguasai setiap inci dirinya ini - rekahan tulang, tetes darah, denyut nadi.

Cukup, Allison, cukup, gadis itu membatin seraya mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya. Kau tidak membuat keputusan yang salah, ini memang jalan terbaik, ia mendongak, memandang langit-langit berwarna putih tulang yang sudah kusam. Digembungkannya pipinya, lalu ia menghembuskan napas lambat-lambat hingga pipinya mengempis.

Relakan, Allison, relakan. Allison menelan ludah, merasakan sensasi tertusuk yang familiar itu kembali menyerangnya. Seakan ada tumbuhan merambat berduri tajam tumbuh di sepanjang tenggorokannya. Luke berhak mendapatkan yang lebih baik - yang terbaik. Sial, sejak kapan stok air mata Allison terisi kembali? Sejak kapan ada air-kaporit-bercampur-irisan-cabai menyeruak memenuhi matanya? Mengapa rasanya pedas dan panas sekali?

Relakan, Allison, relakaaan! tangan kiri Allison yang mengepal erat bergerak memukul lututnya.

Tahap pertama dari proses penyembuhan patah hati memanglah meluapkan emosi sepuasnya - menangis tersedu-sedu, membanting barang, membakar rumah mantan - seekstrem apapun itu, yang penting luapkan emosimu hingga kau merasa lega. Merelakan merupakan tahapan mendekati-akhir, dan kau tak bisa memaksakan merelakan menjadi tahap pertama.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ups, Downs, & The Heart Bombs ✖️ hemmings [a.u.] || SLOW UPDATESWhere stories live. Discover now