[Riani]
Market Day tinggal menghitung hari.
Hal-hal semacam ini nggak bisa jadi sesuatu yang spesial. Sejak awal, buat gue ini cuma agenda tahunan biasa yang mau nggak mau terpaksa gue lewati sebagai murid kelas tiga. Sejak awal pengumuman market day satu, gue bisa aja jadi satu-satunya yang gelisah karena berpikir siapa yang bakal bersedia satu kelompok sama gue, Riani, yang notoriously dijauhi. ini?
Sampai acaranya di depan mata pun, gue masih gelisah, bahkan setelah punya kelompok sendiri.
Jika harus disebutkan, satu kelompok terdiri dari lima atau enam orang. Kelompok gue sendiri ada enam orang. Selain gue, ada Aaron, Evan, Fadel, Alicia, dan Adhine. Meski sebisa mungkin menghindar, pada akhirnya datang waktunya gue harus ikut diskusi dengan semua anggota kelompok dan bukan cuma Aaron. Diskusi itu selalu berjalan canggung karena gue sama sekali nggak akrab dengan mereka, terutama Lisia yang terang-terangan nunjukin gestur nggak suka, juga pasti yang paling keberatan begitu Aaron bilang gue akan bergabung dengan kelompoknya.
She's one of them.
Berbeda dengan Lisia, Adhine lebih tenang dan lebih ramah. Dia bicara dengan santai dan kabar bagusnya, nggak gue rasakan sesuatu yang ganjil dari bagaimana caranya ngomong.
Aaron invited you to a group
'Kelompok 1 PKWU'
Aaron: coy
Aaron: gausah basa-basi ya
Aaron: gue udah laporin produk yang bakal kita bikin sama anggarannya, jadi udah bisa belanja bahan
Aaron: besok jumat nggak sibuk kan?
Adhine: enggaaa
Evan: enggak sih
Lisia: sibuk
Fadel: sibuk
Lisia: nggak usah ngikutin gue
Fadel: geer amat dah emang yang bisa punya kesibukan elu doang
Lisia: semua orang punya kesibukan tapi kalau yang lu maksud molor sampai maghrib, itu namanya bukan kesibukan
Fadel: kata siapa bukan? ngumpulin tenaga itu juga aktivitas
Lisia: bacot banget
Aaron: debat lagi edan
Fadel: makanya gue bilang jangan satuin gue ama si upil napa lu ngotot amat sih
Aaron: justru disatuin biar lo berdua bisa coba kerja sama
Aaron: berantem mulu soalnya
Evan: nyokap bokap gue waktu sma juga berantem mulu sekarang dah nikah sehari doang nggak kelonan langsung meriang
Lisia: dih
Fadel: dih
Aaron: kompak bet kek pengantin baru
Evan: ngasih tau doang
Lisia: DIEM NGGAK
Adhine: udahhh gausah denial gitu lis
Fadel: din lo sekarang udah pindah kubu? sumpah gue nggak terima
Lisia: apasih anjir
Adhine: WKWKWKWK
KAMU SEDANG MEMBACA
May The Flowers Bloom
RandomKarena suatu hal, Riani dikucilkan di sekolah dan dihantui tatapan orang-orang tiap melintas di depan mereka, yang lantas membuatnya putus asa dengan gambaran kehidupan remaja yang berarti dan memutuskan untuk menutup diri, bersembunyi dalam cangkan...