4. Yonderly

514 57 13
                                    

[Riani]

Market Day tinggal menghitung hari.

Hal-hal semacam ini nggak bisa jadi sesuatu yang spesial. Sejak awal, buat gue ini cuma agenda tahunan biasa yang mau nggak mau terpaksa gue lewati sebagai murid kelas tiga. Sejak awal pengumuman market day satu, gue bisa aja jadi satu-satunya yang gelisah karena berpikir siapa yang bakal bersedia satu kelompok sama gue, Riani, yang notoriously dijauhi. ini?

Sampai acaranya di depan mata pun, gue masih gelisah, bahkan setelah punya kelompok sendiri.

Jika harus disebutkan, satu kelompok terdiri dari lima atau enam orang. Kelompok gue sendiri ada enam orang. Selain gue, ada Aaron, Evan, Fadel, Alicia, dan Adhine. Meski sebisa mungkin menghindar, pada akhirnya datang waktunya gue harus ikut diskusi dengan semua anggota kelompok dan bukan cuma Aaron. Diskusi itu selalu berjalan canggung karena gue sama sekali nggak akrab dengan mereka, terutama Lisia yang terang-terangan nunjukin gestur nggak suka, juga pasti yang paling keberatan begitu Aaron bilang gue akan bergabung dengan kelompoknya.

She's one of them.

Berbeda dengan Lisia, Adhine lebih tenang dan lebih ramah. Dia bicara dengan santai dan kabar bagusnya, nggak gue rasakan sesuatu yang ganjil dari bagaimana caranya ngomong.




Aaron invited you to a group

'Kelompok 1 PKWU'

Aaron: coy

Aaron: gausah basa-basi ya

Aaron: gue udah laporin produk yang bakal kita bikin sama anggarannya, jadi udah bisa belanja bahan

Aaron: besok jumat nggak sibuk kan?

Adhine: enggaaa

Evan: enggak sih

Lisia: sibuk

Fadel: sibuk

Lisia: nggak usah ngikutin gue

Fadel: geer amat dah emang yang bisa punya kesibukan elu doang

Lisia: semua orang punya kesibukan tapi kalau yang lu maksud molor sampai maghrib, itu namanya bukan kesibukan

Fadel: kata siapa bukan? ngumpulin tenaga itu juga aktivitas

Lisia: bacot banget

Aaron: debat lagi edan

Fadel: makanya gue bilang jangan satuin gue ama si upil napa lu ngotot amat sih

Aaron: justru disatuin biar lo berdua bisa coba kerja sama

Aaron: berantem mulu soalnya

Evan: nyokap bokap gue waktu sma juga berantem mulu sekarang dah nikah sehari doang nggak kelonan langsung meriang

Lisia: dih

Fadel: dih

Aaron: kompak bet kek pengantin baru

Evan: ngasih tau doang

Lisia: DIEM NGGAK

Adhine: udahhh gausah denial gitu lis

Fadel: din lo sekarang udah pindah kubu? sumpah gue nggak terima

Lisia: apasih anjir

Adhine: WKWKWKWK

May The Flowers BloomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang