21.

14.8K 1.9K 352
                                    

Ketika sampai di kantor Dumbledore, tidak cuma aku saja yang ditangkap. Harry un ada! Kemungkinan dia ditangkap oleh Umbridge sendiri.

Dumbledore sedang duduk di balik meja tulisnya, ekspresinya tenang, ujung jari-jarinya yang panjang bersatu. Profesor McGonagall berdiri kaku di sampingnya, wajahnya sangat tegang. Cornelius Fudge, Menteri Sihir, sedang berayun-ayun ke depan dan ke belakang pada jari kakinya di samping api, tampaknya sangat senang dengan keadaan itu; Kingsley Shacklebolt dan seorang penyihir pria yang tampak kuat dengan rambut liat sangat pendek, ditempatkan pada kedua sisi pintu seperti pengawal, dan bentuk berkacamata dan berbintik-bintik Percy Weasley menunggu dengan bersemangat di samping tembok, sebuah pena bulu dan segulung perkamen berat di tangannya, tampaknya siap sedia untuk mencatat.

Cornelius Fudge sedang melotot kepada Harry dengan semacam kepuasan keji di wajahnya. "Well," dia berkata. "Well, well, well..." Harry menjawab dengan pandangan tidak suka terhebat yang bisa dikerahkannya.

"Dia sedang menuju kembali ke Menara Gryffindor," kata Umbridge. Ada semangat tidak pantas dalam suaranya, rasa senang tak berperasaan seperti yang Harry dengar selagi dia menyaksikan Profesor Trelawney luruh akibat penderitaan di Aula Depan.

"Benarkah?" kata Fudge penuh penghargaan. "Potter... kuduga kau tahu kenapa kau ada di sini?"

"Tidak."

"Maaf?" kata Fudge.

"Tidak," kata Harry dengan tegas.

Fudge mendadak berang, "Kau tidak berpikir telah melanggar peraturan sekolah? Dekrit Kementerian?"

"Kukira, Menteri," kata Umbridge dengan licin dari sampingnya, "kita akan membuat kemajuan yang lebih baik kalau aku menjemput informan kita."

Jadi, itu berarti ada salah satu siswa di Dumbledore's Army yang mengadu? Siapa? Siapa dia dan kenapa lusa lalu malah aku yang dituduh bakal membcorkan Dumbledore's Army ke Tim Penyelidik Umbridge!

"Ya, ya, lakukanlah," kata Fudge sambil mengangguk, dan dia memandang dengan dengki kepada Dumbledore ketika Umbridge meninggalkan ruangan itu. "Tak ada yang melebihi seorang saksi yang bagus, bukan, Dumbledore?"

"Tidak sama sekali, Cornelius," kata Dumbledore dengan murung, sambil mencondongkan kepalanya.

Ada penantian beberapa menit, sementara tak seorangpun saling memandang, lalu pintu membuka. Umbridge bergerak ke dalam ruangan, sambil memegang bahu teman Cho yang berambut keriting, Marietta, yang sedang menyembunyikan wajahnya dengan tangannya! Sialan kau!

"Jangan takut, sayang, jangan takut," kata Profesor Umbridge dengan lembut sambil menepuk punggungnya, "tidak apa-apa sekarang. Kau sudah melakukan hal yang benar. Menteri sangat senang kepadamu. Dia akan memberitahu ibumu betapa anak yang baik kau ini."

"Sangat bagus! Sangat bagus!" kata Fudge sepenuh hati. "Anak seperti ibunya, eh? Well, ayolah sekarang, sayang, lihat ke atas, jangan malu, ayo dengar apa yang kau—astaga!"

Ketika Marietta mengangkat kepalanya, Fudge melompat mundur karena terguncang, hampir mendarat di api. Dia mengutuk, dan menginjak tepi jubahnya yang berasap. Marietta meratap dan menarik leher jubahnya hingga ke matanya, tetapi tidak sebelum semua orang melihat bahwa wajahnya menjadi jelek mengerikan karena serangkaian bisul ungu yang letaknya berdekatan yang telah membentang melewati hidung dan pipinya untuk membentuk kata 'PENGADU'. Aku tersenyum miring, siapau yang melakukannya, kemungkinan Hermione sih, aku turut senang.

"Jangan pedulikan bintik-bintik itu sekarang, sayang," kata Umbridge tidak sabaran. Tidak akan semudah itu, Um. Wanita selalu mementingkan penampilannya! "jauhkan saja jubahmu dari mulutmu dan beritahu Menter --"

NEAR ✔  [Draco Malfoy x Reader]Where stories live. Discover now