19.

12.1K 1.8K 384
                                    

            Cringe banget, LOL.

Aku tambahi lagu biar agak ngefeel gitu, biar gak terlalu cringe. Lagunya enak lho! (Bagiku :"). TP GATAU KALO MALAH TAMBAH CRINGE:(

***

'Kenapa dia?'

Butuh beberapa detik bagi Draco untuk menyadari kalau [Name] benar-benar menangis. Tatapan nanar yang dilayangkannya membut Draco sungguh merasa menyesal, menyesal entah kenapa, rasanya ada beribu-ribu kesalahan yang diperbuatnya. Padahal, ia tidak melakukan apa-apa. Perasaan itu hanya ada di kepalanya. Tapi, mengapa hal itu bisa merasuki dirinya?

Tidak ada alasan yang cocok selain: Draco benar-benar menyukai [Name].

Gadis itu pergi berlari meninggalkannya yang tengah termenung memikirkan apa yang dilihatnya barusan. Otaknya yang pintar telah memberikan jawaban paling logis, tetapi batinnya memberontak. Dia tahu betul, [Name] tiidak akan menangis tanpa sesuatu sepele, jadii pasti sekarang dia sedang mengalami hal yang amat tidak menyenangkan. Waktu kematian Cedric saja dia bisa bangkit dengan kuat. Jadi apa masalah yang sedang dipikirkannya kali ini?

Draco bergegas menyusul [Name] yang menghilang di belokan.

"Oi, [Name]!"

Tak ada jawaban, menoleh pun tidak. Draco mendecih, [Name] sudah terlalu jauh dan untung saja Draco masih bisa melihatnya. Draco bukanlah pria romantis yang bisa dengan mudah menghibur orang yang menangis.

Ruang Astronomi. [Name] menuju ke sana.

'Gawat. Apa dia tidak berpikir kemungkinan akan ditemukan Filch?'

Draco tahu konsekuensi apa yang dia dapat bila ketahuan menyelinap malam-malam. Masa bodoh dengan semua, yang jelas dia harus menyusul [Name]. Draco tidak akan membiarkan orang yang berharga baginya kenapa-kenapa. Dia sadar betul telah menyukai orang yang berbeda status darah dengannya. Pada awalnya, sama seperti [Name], dia mengelak dari perasaannya dan menganggap itu cuma sebuah lelucon. Seiring berjalannya waktu, setelah merasa gila berdebat dengan dirinya sendiri, dia membiarkan lelucon itu tumbuh bersamanya. Nyatanya, hari-hari bersama [Name] terasa lebih hangat.

[Name] duduk di sana, di jedela Menara Astronomi yang lebar. Kakinya menjuntai keluar dan wajahnya ia hadapkan ke arah bulan. Draco berdiri di belakangnya bersidekap dada "Kau waras pergi ke sini malam-malam?"

"Cukup waras," suara [Name] agak bergetar. Isakannya tidak lagi terdengar, Draco melirik dari samping, air matanya sudah mengering.

Draco tidak tahu harus bagaimana. Tidak, dia tahu sikap yang seharusnya diambil saat ini: menghiburnya. Tetapi, dia ini Draco Malfoy, dia bahkan tidak paham benar bersikap baik untuk seseorang. Apalagi menghiburnya? Candaan apa itu? Seorang Draco Malfoy melakukan itu?

[Name] tidak mengatakan apa-apa, Draco semakin merasa canggung. Draco duduk di sebelah [Name], ikut menjuntaikan kaki menatap bulan. [Name] sudah tenang, gadis ini pandai mengontrol dirinya, atau tidak ingin terlihat lemah di mata Draco? "Aku bisa menghukummu,"

"Lakukan saja,"

Draco kelu lagi. Padahal awalnya dia berharap [Name] akan membantah atau menolak, tapi tidak disangka dia malah pasrah-pasrah saja. "Melihat keadaanmu yang begini, yah, aku rasa sebaiknya tidak,"

"Tidak bijaksana," ucap [Name] datar.

"Bagaimana bisa aku menghukummu yang sedang begitu?"

NEAR ✔  [Draco Malfoy x Reader]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن