Untuk kesekian kalinya Damian tertawa. Damian bahkan berani bertaruh jika hanya hari ini ia banyak tertawa lepas untuk pertama kalinya.

"Sebelum pulang kita mampir ke toko kue dulu beli tiramisu yang banyak."

Perkataan Damian membuat Beby melongo namun sedetik kemudian bersorak ria.

Mungkin Damian terlalu cemburu terhadap Ackerley padahal tadi di restoran mereka hanya saling menyapa tanpa melakukan kontak fisik.

***

Beby berjalan memasuki rumah diselingi lompatan kecil. Tangannya menenteng dua paper bag yang berisikan kue kesukaannya, ia tersenyum cerah.

Netranya tak sengaja menangkap salah satu abangnya tengah menuruni anak tangga. Dan hal itu membuat bibirnya semakin melengkung ke atas.

"ABANG!" Teriak Beby membuat sang empu terlonjak kaget.

Beby segera mendekati abangnya itu.

"Bang Nio kok udah pulang? Katanya lombanya sampai dua hari?" Beby mengerjap berkali-kali sambil memiringkan kepalanya.

Sedangkan Nio yang melihat tingkah imut adiknya itu tak segan mengacak-acak rambut Beby dan menarik kepala adiknya itu ke dalam pelukannya. Membuat adik perempuannya menggerutu.

"Gemes banget sih Beby-nya abang," kekeh Nio.

Beby mencebik sebal, ia mendongak. "Abang! Kan Beby tanya kenapa abang udah pulang?"

Nio tertawa gemas, ia melepaskan pelukannya dan merangkul Beby membawanya menuju dapur.

"Beby duduk sini, abang mau minum dulu."

Menurut, Beby mendaratkan bokongnya di kursi dan meletakkan dua paper bag yang ia genggam diatas meja makan. Sedangkan Nio sudah menghilang dibalik dinding yang menjadi sekat antara ruang makan dan dapur.

Tak butuh waktu lama, Nio kembali dengan membawa segelas susu.

"Nih, Beby minum dulu." Nio menyodorkan segelas susu yang ia buat pada Beby.

Beby tersenyum, "makasih abang."

Nio mengacak rambut Beby dan tersenyum. Ia kemudian duduk disamping adiknya. Matanya menatap dua paper bag yang tadi dibawa oleh Beby. "Beby bawa apa?"

Ia menarik salah satu paper bag dan membukanya. Nio mengerutkan dahinya, "kue?"

Beby mengangguk semangat, ia meletakkan gelas yang telah kosong dimeja. "Iya abang, tadi dibeliin sama bang Dami," ucapnya ceria.

"Oh, terus bang Damian mana?"

Pertanyaan Nio membuat Beby bingung. Ah, Beby lupa dengan abangnya itu. Bukankah tadi abangnya itu berjalan dibelakangnya? Atau ada urusan mendesak sampai tak pamit padanya?

"Beby juga gak tau tadi bang Dami jalan dibelakang Beby."

"Sepertinya bang Dami masih diluar," kata Nio sembari mengendikkan bahunya.

Beby mengangguk mengiyakan.

"Abang belum jawab pertanyaan Beby tadi" ujar Beby.

Nio terkekeh, "lombanya diundur Baby."

Beby ber-oh-ria. Dia menarik paper bag dan mengambil isinya.

Sementara Nio yang hendak bertanya kembali harus mengurungkan niatnya ketika benda yang berada di saku celananya bergetar.

Ia mengambil benda persegi itu dan menyalakannya. Dan Nio menyipitkan matanya ketika membuka pesan dari sahabatnya.



Tbc

Haiiiiiiii
Maaf ya jarang update(o´▽'o)
Soalnya aku lagi fokus sama cerita aku yang ada di draf (banyak beut lagi ceritanya)
Apalagi aku lupa-lupa ingat sama alur cerita ini😞😞, aku orangnya pelupa😭😭 sorryyyy

Tapi pasti bakal ditamatin kok😅

Jadi jangan lupa klik ⭐ dan komen yaaaaaaaaa

Senin, 10 Agustus 2020

alalaylay

Beby and Brother's [TERBIT]Where stories live. Discover now