1 * Cucu Opa

1.6K 185 6
                                    

Selamat Hari Raya Idul Adha 1441 H.
Minal aidzin wal faidzin, sahabat semua.
Semoga amal ibadah kita 9 hari di bulan haram ini diterima oleh Allah, Aamiin....

***

Hari minggu sudah ditetapkan sebagai hari libur. Artinya, tak ada kegiatan lain yang ingin pria ini lakukan di luar. Ia melangkah memasuki apartemennya setelah menghabiskan waktu untuk sekadar berolahraga. Keringat sudah membasahi setelan training yang ia gunakan hingga tubuhnya terasa sangat lengket. Ia butuh mandi untuk saat ini sebelum kembali berkutat dengan laptop di ruang kerja.

Memang tak ada jadwal apapun hari ini. Namun, bukan berarti dirinya bersedia menghabiskan hari minggu untuk bersenang-senang dengan cara tak bermutu. Ia akan tetap mempelajari pekerjaannya untuk esok hari. Begitulah kesehariannya yang terbilang monoton ini, tetapi, ia menyukainya.

Namanya Badshah atau akrab dipanggil 'Bas'. Ia merupakan cucu kesayangan dari Hasyim---salah satu pengusaha sukses di kota Jakarta.

Sejak kedua orang tuanya meninggal dunia, ia hidup hanya bersama sang Opa. Hingga setelah kelulusan S2-nya dan memiliki dukungan, pria itu mempercayakan anak perusahaan yang berada di luar negeri ini padanya. Dua tahun berlalu, Bas mampu bertahan dan mengembangkan anak perusahaan tersebut dengan baik.

Setelah menutup pintu apartemen mewahnya, Bas melepas sepatu olahraga beserta atasannya hingga ia bertelanjang dada. Saat melangkah menuju kulkas untuk mengisi kembali air mineral, matanya tak sengaja menangkap indahnya gambaran kebersamaan.

Di atas lemari yang berisi beragam penghargaan yang ia peroleh, ada tiga foto berbeda. Foto pertama menampilkan Bas remaja bersama almarhum ayah dan almarhumah ibunya. Foto kedua juga menampilkan mereka dengan sang opa dan foto terakhir adalah foto yang diambil dua tahun yang lalu. Di sana, Bas terlihat gagah dengan jubah dan toga wisudanya. Bas tengah menggandeng sayang sosok pria tua---opanya.

Melihat ketiga foto itu, Bas merasa tersentil. Tanpa disangka, ia telah menyepelekan banyak hal, bahkan kenangan pada foto-foto itu mulai terabaikan.

Akibat jiwa workaholic-nya, kenyamanan hidup mandiri dan juga ambisinya yang sedang berada di puncak, Bas tak pernah lagi kembali ke Jakarta. Sekadar mengetahui kabar sang Opa saja sudah tak sesering dulu, apalagi untuk menjenguk pria tua itu. Jangankan menjenguk yang telah tiada di tempat peristirahatannya, untuk mengetahui kabar yang masih bernyawa saja Bas tak sempat.

Nampaknya, hal inilah yang membuat si Opa menyesali keputusannya yang sudah mengizinkan Bas hidup sendiri. Menurut Hasyim, Bas telah berubah semenjak diberi akses untuk memimpin perusahaan.

Berkali-kali pria itu mengutarakan keinginannya untuk memanggil Bas kembali, namun tak pernah diindahkan sama sekali. Bas tak pernah lagi mengunjunginya sementara Hasyim tak sanggup bepergian jauh apalagi untuk menemui Bas di sini.

Bas pun begitu, pernah beberapa kali terbersit keinginan meninggalkan kesibukannya dan menghabiskan waktu sejenak bersama sang opa.

Namun, ketika niat itu datang dan terasa benar-benar akan terlaksana, ada-ada saja halangan yang melintang hingga menghambat Bas menunaikannya. Seperti beberapa minggu yang lalu, Bas terhambat karena mengikuti beberapa tender dan juga perjalanan bisnis penting hingga niatnya untuk pulang seakan mengabur dengan sendirinya.

"Mama, Papa, forgive me for not being able to let go of this longing for you. Aku terlalu fokus dengan apa yang ada di depanku hingga tanpa sadar sudah mengabaikan yang paling berharga untukku." Bas bergumam sembari meraih gambar dirinya yang tengah bersama kedua orang tuanya. Ia mengelus benda yang sudah lama tak disentuh itu.

Asal KhitbahWhere stories live. Discover now