Part 24 - The Dreams

Mulai dari awal
                                    

Wolfy mendekati Emma yang tak sadarkan diri, memeriksa denyut nadinya dan bernafas lega mengetahui Emma masih hidup. Ia berjalan mendekati pak Jonathan dan memeriksanya juga. Keduanya masih bernafas, Wolfy menghembuskan nafas leganya sekali lagi, kemudian ia segera menelpon Bram, memberitahu apa yang baru saja terjadi.

Tak lama, Bram datang dan memberikan ramuan recovery untuk pak Jonathan dan Emma yang tampak lemah.

Wolfy: "Apa mereka akan ingat kejadiannya?"

Bram: "Sampai sebelum demon itu muncul melahap jiwanya. Setelah itu mereka tak sadarkan diri, mereka tak akan tau apa yang terjadi. Sebaiknya kau segera membawa Emma pulang. Tubuh yang dimasuki oleh demon akan kehabisan banyak energi, tubuhnya pasti lemah dan butuh istirahat untuk memulihkan energinya." Wolfy menatap pak Jonathan yang terbaring di sofa, dengan toto yang kebingungan di sisinya.

Bram: "Dia akan baik-baik saja." Wolfy menatap Bram dengan ragu.

Wolfy: "Tolong manipulasi pikirannya bahwa Emma tidak datang ke rumahnya hari ini." Bram mengerutkan dahinya bingung.

Wolfy: "Hubungi Gaia untuk memanipulasi pikirannya. Please.." Bram mengangguk walau bingungdengan keinginan Wolfy.

Wolfy membawa Emma pulang. Ia membaringkan Emma di kasur, menyelimuti Emma dengan selimut tebal. Ia tampak cemas dan gelisah sambil menatap Emma yang terkulai. Wolfy mengambil handuk kecil dan air hangat, membersihkan wajah Emma perlahan. Karna ia tau Emma tak akan senang dengan kehadirannya di dalam apartemen Emma, Wolfy pun keluar dan berjaga di luar sepanjang malam.

Jam tiga pagi, Emma bermimpi buruk dan merintih ketakutan. Wolfy segera bangkit saat mendengar Emma yang merintih dan mengetok pintu beberapa kali sambil memanggil Emma.

Tak lama Emma membuka pintu dengan wajah syok dan ketakutan. Nafasnya pendek-pendek seperti kelelahan.

Wolfy: "Emma, kenapa?" Wolfy bertanya dengan gusar, ia menggenggam kedua lengan Emma erat.

Emma: "Aku.. aku melihat makhluk yang sangat aneh di dalam mimpiku. Dia..bertubuh pria, tapi berkepala singa. Dan dia menaiki seekor beruang, ada seekor ular yang melilit di pergelangan tangannya- " Mata Wolfy membesar, menyadari itu pasti sosok seorang demon.

Emma: "Dia mengatakan sesuatu, tapi aku tak bisa mengingat apa yang ia katakan. Bahasanya.. bahasanya asing, namun aku tampak mengerti apa yang ia katakan di dalam mimpi. Begitu aku terbangun, aku tak bisa mengingatnya."

Wolfy: "Kau hanya bermimpi buruk. Tenanglah. Aku akan menemanimu, ok?" Wolfy menuntun Emma ke kasurnya.

Emma tampak ragu sebelum berbaring di kasur, ia menatap Wolfy dengan tatapan cemas bercampur dengan rasa takut.

Wolfy: "Aku disini. Aku tak akan meninggalkanmu. Tidurlah." Emma berbaring, menatap Wolfy dengan tatapan nanar. Wolfy menggengam tangan kanan Emma sambil terus menatap Emma.

Emma: "Siapa kau sebenarnya.. Mengapa kau terasa begitu dekat namun aku tak bisa mengingatmu.. Mengapa kehadiranmu selalu membuat perasaanku.." Ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.

Emma: "Aku bahkan tak bisa menggambarkannya.." Wolfy menggelengkan kepalanya perlahan.

Wolfy: "Jangan banyak berpikir dan istirahatlah." Emma menutup kedua matanya, tubuhnya terasa lemah dan akhirnya ia pun tertidur.

--------------------------------------------------------------------------------------

Bram: "Itu adalah sosok Demon Purson. Apakah dia datang ke dalam mimpi Emma untuk memberikan pesan atau sesuatu?"

Wolfy: "Ya, tapi Emma tak bisa mengingatnya. Dia jelas menyampaikan sesuatu. Apa kita perlu mengkhawatirkan ini?" Bram terdiam beberapa saat sebelum menjawab.

WOLFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang