Part 10

187 14 0
                                    

Emma terkesiap saat mereka mulai menukik turun menelusuri lorong panjang menembus tanah dan rerumputan di atas hingga akhirnya sampai di sebuah rumah besar dengan perapian menyala, memberi cahaya temaram di dalam rumah besar tersebut. Harpy kembali ke bentuk manusia bersayap, meletakkan Wolfy perlahan di dekat perapian.

Harpy: "Kurasa ia butuh waktu untuk menyembuhkan lukanya. Ia harus tetap di wujud serigalanya untuk mempercepat proses penyembuhan. Biarkan dia seperti ini, tak ada yang bisa kita lakukan untuk membantunya." Wolfy mengerang pelan.

Emma: "Apa tak ada obat atau ramuan untuk membantunya?" Harpy menggeleng.

Harpy: "Hanya penyihir yang memiliki ramuan." Emma teringat Bram, dan segera mengambil handphone dan berusaha menghubungi Bram.

Harpy: "Emma, Emma.. kau berada di dunia bawah, tak akan ada sinyal disini." Emma sudah terisak putus asa melihat Wolfy yang tergeletak lemas, sesekali meraung kencang kesakitan. Emma menghampiri Wolfy, mengangkat kepala Wolfy ke pangkuannya, membelai kepala Wolfy dengan frustasi.

Harpy: "Biar kujemput si penyihir." Harpy segera terbang menghilang meninggalkan Wolfy dan Emma.

Emma: "Wolfy... apa kamu bisa dengar aku? Bertahanlah.. aku mohon.." Emma mulai terisak lagi, air matanya menetes ke wajah Wolfy. Wolfy menjawab dengan erangan kecil, ia mendekatkan hidungnya ke pipi Emma, bergerak pelan membelai pipi Emma dengan hidungnya.

Tak lama Harpy datang bersama Bram, Erebus dan Ares. Mereka segera mendekati Wolfy, Bram mengeluarkan ramuannya dan mengulurkan 1 botol kecil kepada Emma.

Bram: "Pastikan dia minum ini. Aku akan berikan ramuan untuk membantu lukanya agar lebih cepat tertutup." Emma mengambil botol ramuan di tangan Bram, bergumam pelan kepada Wolfy dan menuangkan isi botol itu ke mulut Wolfy.

Ares: "Ini tas milik Wolfy. Ada baju di dalamnya, letakkan disampingnya agar ia tak telanjang di depan kita semua saat berubah wujud." Harpy mengambil tas itu dan meletakkan di dekat Wolfy. Ares dan Erebus tampak sama kacaunya, luka cakar dimana-mana.

Erebus: "Kawanan serigala sungguh keras kepala. Kalau saja kita tak berhasil menangkap sang alfa dan mengancam untuk membunuhnya, aku yakin mereka tak akan berhenti melawan kita."

Bram: "Emma, kita harus tinggalkan Wolfy disini untuk sementara. Pulanglah." Emma menggeleng.

Emma: "Ijinkan aku tinggal disini sampai kondisi Wolfy sudah lebih baik. Aku tak bisa meninggalkannya begitu saja."

Erebus: "Wow, baru kali ini ada manusia ingin tinggal di rumahku. Dengan senang hati menerimamu." Erebus tersenyum penuh makna. Ia tampak semakin tertarik dengan Emma. Bram dan Ares saling menatap dan mengangguk.

Ares: "Kami pergi dulu. Tengah malam seperti ini kami harus berjaga di atas." Ares dan Bram berpamitan dan pergi meninggalkan mereka.

Emma terus menemani Wolfy. Ia meletakkan tangan kirinya diantara bulu-bulu tebal di leher Wolfy, jari tangan kanannya membelai wajah Wolfy sesekali hingga ia tertidur.

Wolfy berhasil memulihkan tubuhnya lebih cepat karena bantuan ramuan dari Bram. Ia bangun dan berubah ke wujud manusianya, mengambil celana jeans di dalam tas dan memakainya. Ia menggendong Emma ke atas sofa perlahan agar tak membangunkan Emma. Wolfy mengerang pelan menahan sakit dari luka di perutnya yang belum sepenuhnya sembuh. Ia melihat ke sekeliling, ini kali pertamanya melihat dunia bawah. semua terasa gelap dan suram.

Erebus: "Penasaran dengan apa yang ada di luar rumah ini?" Wolfy menoleh ke arah suara Erebus.

Wolfy: "Terima kasih sudah menolongku semalam." Erebus tersenyum.

Erebus: "Kalian harus segera kembali. Disini bukan tempat kalian." Wolfy mengangguk.

Erebus: "Harpy akan mengantar kalian." Wolfy mengangguk lagi, ia berjongkok di samping sofa tempat ia menidurkan Emma.

Wolfy: "Emm..Ayo kita pulang." Emma terbangun oleh sentuhan Wolfy. Wolfy memakai kaos hitamnya perlahan sambil menahan sakit di bagian perut.

Harpy muncul, menunduk menunggu Emma dan Wolfy naik ke punggungnya. Harpy terbang mengantar Wolfy dan Emma hingga ke taman apartemen yang kemudian hilang di dalam kabut hitam.

--------------------------------------------------------------------------------------

Beberapa hari Wolfy terus berada di kasur hingga lukanya sembuh total. Emma sibuk mempelajari skripsinya, bersiap untuk sidang yang sudah dijadwalkan minggu depan sambil merawat Wolfy. Siang ini Emma bersiap untuk berangkat ke kampus untuk bertemu dosen pembimbingnya sebagai persiapan sidang.

Wolfy: "Hati-hati, Luna pasti berusaha untuk mencariku. Dia sudah liat kamu, dia pasti akan mengingatmu dan mengincarmu juga." Emma mengangguk untuk yang kedua kalinya dan melangkah keluar dari apartemen.

Ia menjadi paranoid setiap melihat orang-orang disekitarnya, semua menjadi tampak mencurigakan dimatanya. Namun pada akhirnya tidak ada apapun yang terjadi, ia sampai ke kampus tanpa ada gangguan apapun. Emma cepat-cepat menyelesaikan pertemuannya dengan dosen pembimbing.

Setelah itu ia bertemu dengan Gaia dan yang lainnya, menceritakan detail kejadian saat menyelamatkan Wolfy dari kawanannya. Mereka terkesiap di bagian Emma masuk ke rumah Erebus.

Satyr: "Aku yakin kau satu-satunya manusia yang pernah turun ke dunia bawah!"

Cylops: "Yea! It's crazy Emm! Tolong jaga rahasia tentang kami dengan baik, atau kami semua bisa go viral and dead. Dan terutama, kau pasti dead duluan!"

Emma: "Iya, aku mengerti. Tenang saja."

Gaia: "So Wolfy sudah baik-baik saja?" Emma mengangguk dan dibaas dengan senyuman oleh Gaia.

Emma: "Ok, aku harus segera pulang. byeee.."

Emma berjalan pulang, membeli beberapa roti di perjalanan pulangnya untuk sarapan besok dan membeli dua bungkus makan malam. Ia melirik ke kanan kiri nya sebelum masuk ke lobby apartemen Wolfy. Tampaknya aman, tak ada yang mencurigakan.

Ia menaiki lift hingga lantai 10, berjalan ke unit apartemen Wolfy. Langkahnya terhenti saat melihat pintu apartemen Wolfy yang sedikit terbuka. Emma segera berlari mendekati pintu dan mendorong pintu dengan tergesa-gesa.

Emma membeku di tempatnya berdiri, terkejut dengan pemandangan di depannya. Wolfy duduk di sofa, dengan seorang wanita berambut hitam lurus duduk di atasnya. Mereka menoleh bersamaan saat Emma muncul di depan pintu. Wanita itu tersenyum licik dan langsung mencium bibir Wolfy. 

WOLFYWhere stories live. Discover now