Part 2 (Diva dan Kebenciannya)

22 3 0
                                    


5 Februari, 2020.

Perihal masa lalu yang dikatai kelam ada kalanya memang haruslah dilupakan demi keberlangsungan sebuah kehidupan di masa sekarang. Namun bagaimana jika serpihan di masa lalu itu muncul kembali dan perlahan menyelinap dalam hidup yang seharusnya sudah damai tanpa beban yang serupa lagi.

Begitulah yang dialami Diva. Delapan tahun itu bukan waktu yang sebentar. Masa SMA yang direncanakannya indah tidak menjadi sebuah kenyataan. Ekspektasinya berpaling. Atau mungkin saja bukan ekspektasi yang berpaling, tapi memang Diva saja yang mungkin masih dilingkupi aura masa lalu yang penuh kebencian.

Majalah berjudul "Kisah Muslimah" itu telah dibuangnya di tempat sampah. Sosok foto model dalam cover membuatnya resah. Pembahasan prestasi dari orang dalam foto kini adalah sesuatu yang tak pantas bagi Diva. Ia merasa bahwa topik yang dibawakan sangatlah tidak berguna.

Diva merenungi masa lalu yang membuatnya merasai kehilangan teramat dalam, dan pastinya tidak akan pernah dilupakannya. Setiap kali ia mencoba untuk berdamai dengan kejadian itu, ia akan sangat frustasi dan tak bisa membendung tetes air matanya. Dan tiba-tiba saja, dua buah tangan memeluknya dari belakang, ada kedamaian dalam pelukan itu. Kehangatan dan juga cinta.

Dia adalah Harris, sosok pendamping hidup yang sangat sempurna bagi Diva. Sosok suami idaman yang kini telah menikahinya. Iya, Diva telah menikah dengan Harris. Pernikahan yang sudah berjalan empat tahun itu telah membuat Diva cukup menjadi wanita yang paling bahagia.

"Harris, kamu udah siap ya buat ke kantor?" tanya Diva lembut dengan posisi masih berada dalam pelukan sang suami.

"Iya nih, tinggal nunggu Indira aja," jawab Harris yang semakin mengeratkan pelukannya. Ia tahu bahwa saat ini Diva sedang dilanda kesedihan dari masa lalunya. Harris tahu segalanya, dan tadi ia sempat melirik majalah yang sudah tergeletak di tempat sampah. Ia tahu persis siapa sosok yang menjadi model sekaligus menjelma sebagai atlet yang diidolakan di era ini.

"Kalau gitu, kamu ke meja makan dulu, biar aku ke kamar Indira," ucap Diva yang telah mencoba menenangkan diri dan menghapus air matanya, kemudian melepas ikatan kedua tangan Harris.

Harris pun hanya mengangguk dan membalas dengan senyuman. Baru beberapa langkah Diva berjalan untuk menuju kamar Indira, sosok malaikat kecil yang imut dan lucu nan menggemaskan itu sudah tiba di hadapan sang papa dan mama.

"Halo Papa, Mama, selamat pagi," sapa gadis kecil berusia lima tahun itu dengan suara yang teramat manis. Dialah Indira, sosok yang membuat pernikahan Diva dan Harris semakin sempurna. Dan pasti ada sedikit keganjilan, kenapa usia Indira lebih satu tahun dari usia pernikahan mereka.

Karena realitanya, Indira bukan darah daging yang dilahirkan oleh Diva. Mengarungi bahtera selama empat tahun, membuat Diva dan Harris sangat mendambakan sosok seorang anak. Namun apa daya, jika Tuhan belum berkehendak, mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa, selain selalu berusaha dan berdoa.

Hingga akhirnya, keduanya memutuskan untuk mengadopsi seorang anak berusia satu tahun. Seorang gadis kecil yang kini telah tumbuh menjadi periang dan sangat dibanggakan oleh kedua orang tuanya. Meskipun Indira bukan anak kandung Diva dan Harris, namun mereka berdua sangat dan begitu mencintai putri kecilnya itu.

"Pagi anak kesayangan Mama, baru aja Mama mau lihat kamu, ya udah kita sarapan bareng-bareng dulu ya," ucap Diva lembut sambil mengusap lembut kepala putri kecilnya itu. Indira mengangguk dan menurut saat dituntun oleh sang mama.

Harris pun memandang kedua perempuan yang sangat istimewa di hidupnya ini dengan penuh bangga dan bahagia.

Seusai sarapan,  Indira mengeluarkan sesuatu dari dalam tas gendong mininya. Ia mengeluarakan sebuah mainan robot yang memang lebih cocok jika dimainkan oleh anak laki-laki. Indira nampak sangat menyukai robot yang kini tengah dimainkannya itu. Diva yang melihatnya pun terkaget, dan segera menanyai Indira dengan tanya yang menyelidik, "Indira, kamu dapat darimana mainan itu?"

Memori.Where stories live. Discover now