deForsaken [2] Lady yang arogan 2

261 33 3
                                    

"Hei! Bangun!" Seorang gadis kecil mengerjap-ngerjapkan matanya dengan pelan. Sekujur tubuhnya terasa dingin dan sepasang mata cokelat lusuh menatapnya dengan kesal. "Bangun! Aku harus membereskan tenpat tidurmu bodoh!"

Gadis kecil itu adalah Thea. Matanya yang berkilau permata meredup, kepalanya menunduk.

Thea langsung beringsut pergi dari tempat tidurnya dengan gaun lusuh yang berbau kayu tua.

"Argh! Minggirlah dengan cepat! Asal kau tahu, aku punya banyak pekerjaan yang lebih penting daripada sekadar mengurusi tempat tidurmu!"

Bug!

Pelayan tadi menabrak bahu kecil Thea yang meringkih rapuh seperti kucing jalanan.

Ya, kucing jalanan basah keluarga Cenora adalah panggilan ejekan dari para pelayan dan orang luar bagi Thea.

Gadis itu memiliki perawakan badan yang kecil dari anak seusianya. Rambut perak dan kulit putihnya benar-benar tampak seperti kucing abu-abu. Ditambah keadaannya yang sekarang menggigil kedinginan akibat pelayan bermata cokelat lusuh itu menyiramnya dengan seember air dingin.

"MINGGIR! Kalau saja pak tua Albert tidak menyuruhku membereskan tempat tidur kucing jalanan sepertimu, tentu saja aku enggan menyentuh ruangan menjijikkan ini!" Dengan geram pelayan itu mendorong Thea jauh-jauh. Disudut ruangan, Thea meringkuk kedinginan dengan gaun basah kuyup.

Tak butuh waktu lama, pelayan itu hanya menyapu tempat tidurnya sembarangan. Bukannya lebih bersih, tempat tidur Thea malah terasa bau dan berpasir. Terpaksa, nanti malam ia sendiri yang akan membereskannya.

Thea memang sudah biasa mendapatkan perlakuan seperti ini. Entah beberapa pelayan akan mengotori kamarnya alih-alih membersihkan, namun keesokan harinya Thea lah yang akan membereskan itu semua.

Pelayan tahu tentang itu semua namun mereka hanya diam. Lagipula, ini adalah satu keuntungan yang meringankan pekerjaan mereka.

Anthea Nyx de Cenora hanyalah anak Duke Cenora yang dibawanya saat tengah malam. Semua pelayan tahu desas desus tentang Duke yang melempar Thea kecil pada Albert.

Seolah-olah Thea bayi hanyalah seonggok daging tanpa nyawa. Tak ada belas kasih di mata duke yang bisa para pelayan lihat.

Toh, Thea hanyalah anak tidak jelas yang duke bawa. Mata hitam permata anak itu secara tidak langsung mengatakan bahwa ia keturunan Cenora. Karena mata hitam permata adalah identitas jelas yang menunjukkan kalau bayi kecil yang duke bawa adalah anak haramnya.

Semua orang kaget, ketika duke membawa bayi kecil itu. Tanpa banyak tanya, rumor tentang duke yang membawa anak haramnya menyebar dengan cepat.

Tentu saja kehadiran Thea membuat kedua anak laki-laki duke muak. Altair berusia 7 tahun dan Idza berusia 4 tahun.

Duchess baru saja meninggalkan mereka 2 tahun yang lalu. Artinya, duke bermain di belakang saat ibu mereka meninggal.

Alhasil, duke dengan sukses mendapat cap bajingan dari kedua anak laki-lakinya.

Karena gaunnya basah kuyup, Thea hendak mengganti pakaian saat pelayan itu keluar dari kamarnya.

"Aduh, nona kucing jalanan, aku harap kau tidak akan menumpuk cucian hanya karena gaunmu lembab sedikit."

Gerakan tangan Thea kecil yang hendak berganti pakaian terhenti. Nyalinya ciut seketika, apakah hari ini ia harus terpaksa menggunakan gaun basah? Ini juga kan, gaun tidur? Apa dia tidak diperbolehkan mandi hari ini?

"Tapi pelayan, aku belum mandi." Thea baru saja akan mengangkat wajahnya. Namun, pelayan bermata cokelat lusuh itu tak memberinya kesempatan lebih.

"Hei! Berani sekali kau menyebutku PELAYAN! Aku bukan pelayanmu, kucing jelek! Terserah kau ingin mandi atau tidak! Dengan senang hati aku tentu saja tidak akan mengurusimu."

deForsakenWhere stories live. Discover now