deForsaken [4] - Pertunangan (1)

211 35 0
                                    

Semenjak kehadiran Roscy, entah mengapa, Thea merasa ia lebih ceria sekarang. Walau mungkin tatapan pelayan semakin jahat padanya, atau mungkin mereka semakin semena-mena atas dirinya, Thea merasa tak terlalu penting untuk memedulikan itu semua.

Yang jelas, cukup dengan adanya Roscy, ia merasa tidak butuh para pelayan. Walau terkadang, ia masih memanggil Egeus dan anak-anaknya sebagai keluarga.

Thea ... ! Aku mau yang rasa strawberry! Kita ambil yang rasa strawberry saja!

Yah, sekarang aktivitas terbaru mereka adalah bermain sepuasnya di pagi dan siang hari, sementara saat malam, mereka akan mengambil—Thea tidak suka menyebutnya mencuri—roti dan makanan lainnya dari dapur. Setelah mengambil beberapa dan mencicipinya sedikit, mereka akan menyembunyikan roti-roti itu di dalam laci kamar yang paling sudut.

"Ugh, tapi aku ingin makan yang cokelat."

Haah, baiklah. Letakkan beberapa yang strawberry lalu ambil juga beberapa yang cokelat

Thea bersorak gembira di dalam hati.

Sejak beberapa hari lalu, perutnya selalu terisi dengan kenyang. Jadi, ia bisa bangun beberapa saat lebih awal sebelum pelayan menyiramnya dengan seember air.

Kedua tangan kecil itu sudah penuh, saatnya mereka berdua kembali ke kamar dan menyembunyikan hasil mereka malam ini.

[deForsaken]

Selama mereka berdua bersama, Roscy mengajari Thea banyak hal. Peri kecil itu pandai sekali. Mereka berdua akan berada di taman pinus yang letaknya jauh dengan taman utama. Di taman ini, Roscy mengajarinya banyak hal.

Mulai dari etiket dasar, cara membaca, berhitung, menulis, bahkan politik kerajaan dan geografi Negara.

"Thea, kau benar-benar pandai." Roscy menepuk kedua tangannya dengan gembira. Thea hanya menunduk malu. Ah, mungkin ia tidak sehebat itu. Roscy terlalu melebih-lebihkan.

"Tidak Roscy, yang lebih pandai itu kau. Buktinya kau yang mengajariku semua ini." Roscy terbang mengelilingi kepala Thea.

"Ini hanya secuil pengetahuan dari para peri Thea. Bahkan, ada banyak peri lain yang jauh lebih pandai dariku."

"Benarkah?" Thea mengerjap-ngerjapkan matanya dengan antusias. Berarti, ada lebih banyak peri yang menakjubkan di luar sana.

"Ya, Thea." Roscy berhenti sejenak sembari mencium pelan kening Thea. Gadis itu langsung menyentuh keningnya. Aneh, kenapa rasanya bahagia sekali?

"Tapi, jangan anggap aku melebih-lebihkan kemampuanmu Thea. Kau benar-benar luar biasa! Dalam waktu 3 hari kau sudah bisa menulis dan membaca dengan lancar. Selain itu, kau sudah menghafal seluruh peraturan undang-undang politik kerajaan berikut dengan kondisi geografinya." Roscy kembali mengelilingi kepalanya diiringi dengan alunan tawa. "Jangan lupa dengan etiket dasar yang ku ajarkan padamu. Semua sempurnaaaa—!"

Thea mengangkat tangannya ke udara, sementara Roscy si Peri Kecil mendarat indah di atas tangannya. "Kau benar-benar pandai Thea. Dengarlah, aku akan membuatmu menjadi putri bangsawan paling pandai dan memesona di Negara ini, fufufu."

Sekali lagi, Thea hanya tersenyum mendengar ucapan Roscy. Namun, mendengar kata bangsawan—entah mengapa rasanya sesak.

Menyedihkan sekali, seorang bangsawan tertinggi di kerajaan ini bahkan pernah memakan sampah karena kelaparan.

"Thea—"
"Thea!"

"Eh, uh, ya?"

"Nanti malam, sebaiknya kita ke perpustakaan saja. Lagipula, persediaan makanan kita masih sangat banyak, bukan? Di dalam perpustakaan, kau akan mendapatkan banyak sekali buku pelajaran. Dengan kemampuanmu saat ini, aku yakin bahkan kau bias mengafal satu perpustakaan penuh." Sebenarnya Roscy memang tidak melebih-lebihkan kemampuan Thea. Gadis itu memang sangat luar biasa. Di balik panggilannya yang buruk, kemampuan otaknya menerima informasi sangat cepat. Bahkan untuk anak berusia 12 tahun yang tak pernah diberi pendidikan bangsawan yang layak, itu semua sangat menakjubkan.

deForsakenWhere stories live. Discover now