deForsaken [11] - Masalah

114 17 1
                                    

Mendengar Kalung Amethyst menghilang, Egeus memucat. Begitu juga dengan Arnold dan Idza.

Tidak ada Keluarga Cenora yang tidak tahu betapa berharganya Kalung Amethyst.

"Tidak, kalung itu akan ditemukan—" geram duke.

Arnold membulatkan matanya dan menarik tangan Egeus.

"Tidak ayah! Jangan lakukan."

Arnold tahu apa yang akan dilakukan oleh ayahnya.

Kalung Amethyst adalah hadih pemilik sihir pada Duchess Cenora yang terbunuh karena cakar naga pusaka miliknya, Soahc.

Satu penyesalan pemilik energi sihir saat cakar Soahc menembus jantung Duchess Cenora.

"Eleora, seandainya aku tahu kau berada di sana."

Pemilik energi sihir memasang sebuah sihir perlindungan walau tahu itu tidak berguna, tepat sebelum ia menghilang dari kekaisaran La vrache.

Dan Arnold tahu sihir perlindungan apa yang terpasang di kalung itu.

"Tidak ada cara lain." Egeus mengepalkan tangannya dengan erat.

Putri Leonorah semakin gemetaran melihat ekspreksi duke yang mengeras.

"Se-sebenarnya, semalam aku merasa ada yang masuk ke dalam kamar."

Seluruh tatapan beralih pada Putri Leonorah.

"Aku kira itu, Tia," lirihnya sekali lagi.

Tia, dayangnya, yang berada di dekat Albert menjatuhkan diri.

"Ti-tidak putri! Saya bersumpah itu bukan saya!" dayang paruh baya itu memeluk kaki Putri Leonorah. "Tu-tuan duke, saya bersumpah demi matahari kekaisaran bahwa itu bukan saya!"duke menutup kelopak matanya, mencoba menetralisir rasa amarah yang memuncak.

"Arnold, siapkan altar!" perintahnya.

"Ayah!" Idza ikut menarik sebelah lengan Egeus.

"ARNOLD! SIAPKAN ALTAR!" suara Egeus bergema di seluruh kamar. Bahkan beberapa orang dari hall pesta mampu mendengar suara duke samar-samar.

Kalung Amethyst setara dengan mahkota kaisar, bahkan lebih. Kehilangan kalung itu berarti memutus keturunan keluarga ini.

Arnold dan Albert tidak memiliki pilihan selain menyiapkan altar. "Ayah, tidak bisakan aku yang melakukan ritual—"

"Tidak. Kau belum terhubung dengan Kalung Amethyst." Egeus memalingkan wajahnya dari Arnold yang menatapnya dengan pandangan memohon. "Albert! Kau ambil serbuk Elzberg di dalam laci kerja nomor 3." Albert menundukkan kepalanya. "Dan Arnold, mari kita siapkan altar."

Putri Leonorah tidak mengerti apa yang terjadi. Tangannya gemetar menahan rasa bersalah. Sementara kedua belah matanya menahan agar tidak ada air mata yang tumpah.

Egeus, Arnold dan Idza beranjak keluar dari kamar Putri Leonorah. Saat Putri Leonorah berkata ingin ikut, Arnold mencegahnya.

"Maaf, Putri Leonorah. Sebaiknya anda tunggu di sini dan perbaiki riasan anda."

"Arnold, aku ingin ikut—"

"Putri!"

Arnold menyentak tangan Putri Leonorah yang memegang sebelah tangannya.

Gadis itu tersentak mendengar bentakan Arnold juga hempasan di tangannya.

Ia terdiam beberapa saat. "Maaf, aku mengganggu. Anda boleh pergi."

deForsakenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang