Jimin meraih whiskey lalu menenggak langsung dari botolnya kala kerongkongannya mulai terasa kering kerontang. "Maaf Tuan, jika saya boleh bertanya untuk apa Nona Nahyun diculik dan disekap? Atau mungkin untuk dijual? Mengingat ada klien yang menginginkan wanita bermata biru," ucapan Peter yang mengudara sekonyong-konyong membuat Jimin tersedak whiskey yang ia tenggak.

Kedua matanya memerah dengan hidung yang mengeluarkan cairan whiskey. "Bangsat," Jimin mengumpat kedua tangannya ia arahkan ke hidung bangirnya guna mengusap cairan itu. Ah, Kim Nahyun. Sudah satu minggu dan Jimin bahkan hampir lupa tentang wanita sinting yang disekap di mansionnya. "Nanti juga kau akan tahu untuk apa wanita itu disekap," ujar Jimin tanpa minat untuk memberikan penjelasan lebih.

Peter mengangguk patuh, "Kalau begitu saya permisi," ujarnya. "Tunggu, bisakah kau mencarikanku wanita pirang? Kepalaku pusing dan aku harus bersenang-senang malam ini." Jimin menginterupsi kala Peter sudah berada di ambang pintu.

Peter mengangguk kembali, "Baik, Tuan." Ia bahkan tahu dengan jelas kepala pusing yang dimaksud Tuannya ialah; kepala yang bawah.

-🍻-

Satu hal yang paling Jimin sukai di dunia ini setelah berbisnis adalah mendepak para wanitanya setelah puas menjamah tubuh mereka. Tentu saja, hal itu terdengar sangat memuaskan bukan. Pria brengsek seperti Jimin memang akan selalu menganggap kaum wanita tak ubahnya seperti mainan yang akan dibuang setelah puas memainkannya. Tipenya bahkan tidak akan jauh dari perempuan pirang, cantik dan bertubuh sintal.

Baginya, wanita pirang terlihat sangat binal jika berada di atas ranjang dan juga Jimin merasa bahwa mereka memiliki daya tarik sendiri. Seperti wanita ini yang tengah menggeliat di bawahnya tatkala Jimin terus mengentak kemaluannya tanpa ampun, kasar dan bertenaga yang dibalas lolongan penuh sarat gairah.

"Fuck, you're so tight babe." Jimin memejam kala rasa nikmat di bawah sana menyelubunginya. Buku-buku jemari Jimin bahkan menegang sesaat ketika ia merasakan si pirang sengaja mengetatkan otot-otot kewanitaannya. Jimin menggeram ia menarik diri lalu melesakan lebih dalam lagi dan kembali merasakan cengkeraman rapat tersebut.

Ditatapnya wanita pirang yang kini tengah memandang Jimin dengan hasrat seksual yang sudah membumbung tinggi. "Ingin membuatku keluar lebih cepat, heh?" gumam Jimin terengah, napasnya mendengkus berat, rasa nikmat yang ditawarkan wanita ini seperti menggerus akal sehat miliknya.

Wanita itu melenguh ketika Jimin bergerak kasar di dalamnya. Jari-jemarinya bahkan saling mengerat satu sama lain di atas bantal. "I want to feel you cum inside me," ucapnya terengah.

Tidak mengindahkan perkataan yang dilontarkan lawan mainnya. Jimin menyambar bibir seksi wanita pirang itu, merangkapnya dengan ciuman brutal di kala pinggulnya terus mengentak cepat mencari kenikmatan. Desah napas keduanya saling berkejaran, ia mendengkus sementara wanita pirang itu mengerang.

Lebih cepat dan lebih cepat lagi. Hingga Jimin membengkak begitu besar sebelum meledak hebat. Ia menggeram sebelum akhirnya melepas diri menjauhkan tubuh mereka sambil terus mengatur napasnya yang masih saling berkejaran. Dalam keadaan terengah wanita pirang itu bergeser mendekat. "Kau ingin main lagi?" tanyanya seduktif lalu mengusap penuh sensual tato bergambar kepala serigala di punggung tegap Jimin; sentuhan itu membuat Jimin bangkit dan melayangkan tatapan menusuk, "Don't touch me," ujarnya masih terengah.

"Jangan konyol, Tuan, kita baru saja melalui malam yang penuh hasrat lalu kau mengatakan jangan menyentuhmu? Kau bercanda?!" Wanita pirang itu memandang tidak percaya kepada Jimin.

Raut muka Jimin terlihat datar berbanding terbalik dengan wanita seksi di hadapannya. Sesaat dipandangi seperti itu membuat wanita pirang yang memiliki nama Alexandra Smith itu nampak ketakutan.

Sial, mungkinkah desas-desus itu benar? Bahwa Park Jimin akan menyiksa siapa saja yang sudah menjadi partner kencan satu malamnya?

Jika iya, Alexa tidak tahu bahwa kabar itu benar adanya. Yang ia tahu kala Peter, orang kepercayaan dari miliarder yang sangat digandrungi oleh semua orang itu datang menawarkan sejumlah uang yang fantastis asalkan mampu menyenangi Tuannya; Park Jimin.

Bagaikan menemukan oase di padang pasir yang tandus, tentu saja Alexa tidak akan menolaknya. Di dunia modelingnya, Tuan Jimin memang akan selalu menjadi bahan gunjingan para model seksi sepertinya; bahwa pemuda super hot seperti neraka itu tidak bisa ditolak. Semua hal yang berada di dalam dirinya terlalu menggiurkan seperti buah khuldi yang memanggil untuk disantap dan Alexa tentu saja melahapnya hingga tandas.

"Apa yang kau pikirkan?" Pertanyaan dengan intonasi rendahㅡnampak mengintimidasi itu menyapa rungu Alexa membuatnya memandang Jimin kikuk, "T-tidak a-ada," Alexa bahkan merasa bahwa kerongkongannya terasa seperti menelan sebuah batang pohon besar yang membuat suaranya terasa tercekat; seperti kucing terjepit.

Pandangan Jimin masih menusuk seperti sebelumnya membuat Alexa bergetar. Sial, ia seperti dilubangi oleh tatapan itu. "Hal apapun itu yang tengah menari di kepala cantikmu. Yang harus kau tahu bahwa aku tidak seperti apa yang kau pikirkan sekarang," ujarnya. Lalu berjalan memasuki kamar mandi setelah membuang lateks yang berisi cairan mani miliknya ke bak sampah.

"Sekarang keluarlah, kau tahu 'kan pintu ada di sebelah mana." Ia tidak menunggu jawaban wanita itu dan langsung menutup pintu pemisah tersebut. Ini yang paling Jimin sukai mendepak para wanitanya setelah puas memakai mereka. <>

Bab ini kotor sekali yaampun

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Bab ini kotor sekali yaampun. Tolong banget kebijakannya dalam memilih bacaan ya. Aku mau mengucapkan banyak terimakasih ke kalian yang masih setia vote maupun komen. Kalian juga bisa follow akun ini karena dalam waktu dekat bakalan ada cerita seru dengan maincast kth; tapi aku ga maksa juga ya hehe. See ya, untuk bab selanjutnya.

The Darkest Side Donde viven las historias. Descúbrelo ahora