~kamar 1005/1004?~

663 51 15
                                    

Akhirnya selesai jga chapter ini :)

Guys chapter cerita ini udah aku siapin.  Buat cerita selanjutnya kalian pengennya couple sypa? 

Nanya aj sih dulu, biar bisa nyari inspirasi sama buat cover dulu.. Hehe :")

Dahlah segitu aj dulu, 

Happy reading
.
.
.
.
.



[Kao pov]

Aku tidak bisa tidur kalau belum memastikan Earth baik baik saja.  Bagainana keadaannya?  Apa dia baik baik saja?  Apa Mean si brengsek itu melakukan sesuatu padanya? 

Sebaiknya aku temui dia di kamar si bedebah sialan itu..  Huhh,  istirahatku yang malang.  Tunggu aku na.. Aku akan segera kembali setelah mengantar "Earthku"

Aku segera keluar dari kamarku untuk ke kamar si bedebah sialan itu.  Tunggu saja jika sampai dia melakukan sesuatu pada "Earthku"

Ohh...  Sebenarnya ada apa denganku?  Earth...  Earth... Earth... Kenapa kau berlarian di otaku Earth?

Aku sudah sampai di depan kamar di Mean itu,  kamar 1005 ya aku ingat, kamarnya nomer 1005, kurasa? !
Tanganku tanpa disuruh sudah mengetuk pintu kamar dengan sedikit kasar,  aku benar benar emosi memikirkan kemungkinan terburuk jika Earth masih di kamar ini.  Ditambah dengan pintu yang sangat lama di buka membuatku berfikir buruk tentang apa yang ada di dalam.

Bukan karena apa,  tapi aku takut kalau Fluke marah padaku jika saudaranya itu tidak pulang dengan selamat. Aku yakin itu memang alasanku.  Tapi kenapa hatiku menolak aku berfikir begitu,  aneh!!!

Akhirnya pintu itu terbuka saat aku kembali mengetuk pintu. Si pemilik apartemen terlihat bingung,  begitu juga denganku.  Mean tinggal sendiri kan?  Yang aku dengar dari perempuan perempuan di sekolah begitu.  Tapi....

[ Kao pov end ]

"ada yang bisa aku bantu? " tanya sang pemilik apartemen masih dengan wajah bingungnya menatap sang pelaku pengetuk pintunya dengan kasar tadi.  Padahal dia sedang enak enaknya duduk  di toiletnya membuang semua isi yang ada di perutnya sambil berkaraoke ria.  Dan sialnya si pelaku yang tak lain adalah Kao malah menggedor pintunya dengan tidak sabaran.

" tunggu.....  tunggu..  kau siapa? " tanya Kao dengan wajah dinginnya yang terlihat heran akan keadaan

" hey tuan yang tidak dikenal,  seharusnya aku yang bertanya.  Siapa kau yang dengan rasisnya menggedor pintuku huhh?  " laki laki mungil pemilik apartemen itu mulai sinis dengan pertanyaan Kao padanya.

" aku Kao, Noppakao. Dimana Mean? "  Kao bertanya masih dengan wajah tenang namun dari suaranya tersimpan rasa cemas, kesal, penasaran dan tentu dengan tatapan menyelidik yang kentara di mata si mungil di depannya.

" oh,  kau Kao si dewan siswa di sekolah? " kata si mungil tenang dan santai.  Kini tubuhnya menyandar di tepi pintu kamar.

"kau junior di sekolah? Tapi tidak tau wajah dewan siswanya?  Siswa ap kau? " tanya Kao sedikit tersalut emosinya bukan karena si mungil yang tidak tau dia.  Tapi si mungil seolah mengejek dengan wajahnya itu

" hay... Hay...  Aku tidak tertarik dengan masalah masalah di sekolah,  termasuk orang orang di dalamnya " kata si mungil tenang

" terserahmu pendek.  Cepat katakan dimana Mean? "  Kao semakin emosi jika masih berlama lama berbicara dengan si mungil yang dipanggilnya pendek itu

LOVE FOR BROTHER {END}Where stories live. Discover now