"Permisi sir, saya mau memberikan flashdisk ini" kata salah satu orang kepercayaan Gerald

"Terima kasih, kau boleh keluar" jawab Gerald yang diangguki orang itu

Dalam flashdisk tersebut berisi asal-usul keluarga Jessica. Jessica berasal dari keluarga yang sederhana, tetapi karena gaya hidup Jessica yang tak sesuai kemampuannya. Membuat Jessica menghalalkan segala cara.

Dia mulai menjajakan dirinya kepada para pengusaha-pengusaha. Dari situ dia mendapatkan uang banyak, sampai akhirnya dia belajar menjadi dj dan di rekrut menjadi dj tetap di salah satu club elit.

Dalam flashdisk itu juga banyak foto-foto Jessica bersama banyak lelaki yang berbeda-beda.

Dan ada juga foto Jessica yang digrayangi banyak lelaki di sudut sofa sebuah club akhir-akhir ini.

"Ouhh shit, she is a young bitch" gumam Gerald menatap layar laptopnya

Drtt.. drtt.. drtt..

Sweetheart is calling...

Gerald yang melihat nama sang istri yang menelfon pun langsung tersenyum.

"Halo sayang, merindukanku heh?" Jawab Geral yang membuat Ajeng terkekeh di sebrang sana

"Dasar ge-er, sayang ini sudah jam berapa? Apa kau lupa kita harus ke rumah sakit. Kasian Cica pasti dia kelelahan menjaga Aiden"

Gerald menatap arloji nya dan menepuk keningnya.

"Maafkan aku sayang, aku terlalu sibuk bekerja. Baiklah tunggu di rumah aku akan segera menjemputmu" kata Gerald mengakhiri panggilan

----

Sementara itu di ruang rawat Aiden, Cica sedang sibuk dengan semua berkas-berkasnya yang tadi dikirimkan oleh sekertarisnya untuk ditanda tangani oleh Cica.

"Heh kau, anak pungut" kata Aiden memanggil Cica

Cica pun menatap Aiden dan mengangkat sebelah alisnya, "Cica. Namaku Cica, kenapa kau selalu memanggilku anak pungut"

"Sounds like cicak" gumam Aiden yang masih bisa didengar Cica

"Aku tidak tuli jika kau lupa" jawab Cica yang kembali fokus dengan berkasnya

"Ck, whatever. Aku membutuhkan sesuatu" jawab Aiden yang mengalihkan perhatian Cica dari berkas-berkasnya

"What?" jawab Cica bangkit menghampiri Aiden

"Boleh aku pinjam ponselmu?"

"For what?"

"Ck, aku ingin menelfon kekasihku. Aku merindukannya"

"Ciih, menjijikan" gumam Cica

"Apa kau bilang?"

"Ohh tidak, tidak apa-apa. Ambilah" kata Cica menyerahkan ponselnya

"Apa kau bodoh? Kau pikir aku bisa menggunakannya? Melihatnya pun aku tak bisa" kata Aiden yang membuat Cica menepuk keningnya karena lupa

"I'm sorry, aku lupa. Berapa nomor ponsel kekasihmu itu?"

Aiden pun langsung menyebutkan nomor Jessica yang memang sudah dihafalnya diluar kepala.

Cica pun langsung menghubunginya dan mengaktifkan loudspeaker ponselnya.

Panggilan pertama...

Panggilan kedua...

Panggilan ketiga...

Sama sekali tidak ada jawaban, dan panggilan keempat Jessica menjawabnya.

"Haloo siapa ini?" tanya Jessica di sebrang sana

Saat Aiden membuka mulutnya ingin menjawab pertanyaan Jessica suara-suara aneh muncul dari sebrang telfon.

"Ahhhh eghhhh fastherhhh baby, yeahhh seperti ituu eghhh" suara dari sebrang sana yang membuat Cica mengernyitkan alisnya dan tersenyum miring

Cica pun langsung mematikan sambungan telfonnya karena melihat Aiden yang terbengong.

"Sepertinya kekasihmu sedang bersenang-senang" kata Cica

"Heh apa kau bodoh? Kau pasti salah saat mengetik nomor telfon kekasihku. Itu bukan kekasihku" kata Aiden yang mencoba tidak percaya dengan apa yang didengarnya

"Cihh, terserah katamu"

----

Dilain tempat, Jessica sedang bergulat dengan seorang lelaki yang tak lain adalah mantan kekasihnya, Al.

"Fastherrhhh baby"

"As you wish sayang" jawab Al yang menambah temponya

"Eughhhhhhhh" desah mereka bersautan saat telah mencapi puncak kenikmatan.

Al pun melepaskan juniornya dari inti Jessica, dia berbaring di samping Jessica dan memeluknya.

Sebenarnya tadi Al tidak sengaja bertemu Jessica saat Jessica menjadi dj di club tempat nongkrong Al.

Dia menghampiri Jessica dan merayunya untuk kembali lagi padanya karena Al sudah mendengar kabar bahwa Aiden buta dan lumpuh.

Dan entah bagaimana caranya mereka bisa berakhir di atas ranjang dibawah selimut yang sama ini.

"Apa kau tetap akan dengan lelaki cacat itu sayang? Kembalilah padaku, aku akan membahagiakanmu" kata Al mengecup puncak kepala Jessica.

"Entahlah, ada banyak yang harus aku pikirkan"

"Apa kau mau seumur hidup hanya mengurus lelaki yang tak berguna sepertinya?" kata Al mengelus punggung polos Jessica.

"Dia pasti tidak akan bisa memberikan apa yang kau inginkan lagi sayang, percayalah padaku" lanjut Al

"Yeaah sepertinya kau benar" jawab Jessica mendongak menatap Al yang langsung dibalas Al dengan melumat bibir Jessica.

Dan terjadilah lagi pergulatan panas antara mereka.

Tbc.

Darkness Love ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang