"Punya otak nggak si? Kalo (Namakamu) deket sama cowok lain aja lo langsung marah kan, Baal? Lo juga Bas. Cassie ngobrol dikit marah. Lah kalo cewek lo berdua kayak gini wajar lah, lo bukan cuma deket sama ngobrol, tapi main!"

"Gua tonjok dulu sini lu berdua biar sadar, biar tololnya ilang. Cepet anjing sini!" ucap Aldi dengan emosi yang sangat ketara.

Hanya keheninganlah yang tercipta, tidak ada sahutan suara dari Iqbaal maupun Bastian. Semua diam. Iqbaal maupun Bastian mengerti, maka dari itu mereka tidak melawan apa yang Kiki ucapkan. Bastian berdiri lalu meninggalkan tempatnya, ia menuju kamar yang selama ini ia tempati ketika berada di tempat Iqbaal.

Penyesalan tidak ada gunanya ketika mereka sudah pergi. Bukan, bukan pergi untuk selamanya dan tidak akan terlihat. Mereka memang pergi entah sampai kapan, bahkan masih bisa terlihat, hanya saja hal yang mungkin saja terjadi dan paling menyakitkan adalah ketika perempuan itu menemukan tambatan hatinya yang baru.

oOo

"Pokoknya keep in touch, nggak boleh enggak! Awas aja ya kalo sampe ada yang nggak pernah muncul digrup, langsung gue samperin nanti!" ujar Steffi sambil menatap ke arah (Namakamu).

"Pokoknya keep in touch, nggak boleh enggak! Awas aja ya kalo sampe ada yang nggak pernah muncul digrup, langsung gue samperin nanti!" ujar Steffi sambil menatap ke arah (Namakamu)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kok lo ngeliatnya ke gue doang sih?"

"Lo kan lagi galau, takutnya nanti lo nggak mau ngobrol sama kita dengan alesan nggak mood!"

"Heh! Yang baru putus Cassie kenapa jadi gue yang galau?!" ujar (Namakamu) kesal terhadap Steffi.

"Kok jadi gue?!" teriak Cassie kepada (Namakamu).

"Ya bisa aja nular, kan nanti lo flashback pas sama Iqbaal." Steffi membalasnya dengan ketus.

"Lo kira galau itu HIV hah?! Bisa nular-nular segala. Lagian ya, kalian tuh nanti juga nyusul ke Bali kan? Ribet banget deh Steffi," kesal (Namakamu) yang saat ini memutar kedua bolamatanya malas.

Steffi melirik (Namakamu) sinis. "Gue mencegah ya!"

"Yayaya."

Steffi mendorong (Namakamu) sehingga gadis itu terjatuh beserta dengan kopernya. Bukan menolong, mereka bertiga tertawa melihat (Namakamu) yang terjatuh.

"Monkey kau anak haram!"

Tawa itu semakin terdengar keras. (Namakamu) tidak marah, mana bisa ia marah dengan sahabat-sahabatnya ini? Ia hanya akan membalas Steffi. Lalu ia mendorong Steffi yang sedang tertawa. Tanpa bisa ditahan, Steffi terjatuh dan menabrak seorang laki-laki. "Sorry."

"Nggak papa." Laki-laki itu pergi tanpa menoleh sekalipun.

Steffi lantas menoleh ke arah (Namakamu) dan sudah siap untuk menyerang sahabatnya itu yang saat ini sedang tertawa ketika berhasil membalas perbuatan Steffi tadi. "Heh! At least lo nggak jatoh kayak gue ya Steff! Gue malu banget pas jatoh tapi kalian malah ketawa."

Tanpa ada niat untuk mengejar, Steffi malah tertawa mengingat wajah (Namakamu) ketika jatuh tadi. Sangat konyol dan sama sekali tidak dapat menjaga ekspresinya.

"Orang tolol," ujar Cassie kepada kedua temannya itu.

"Gue doang yang waras." Salsha menambahkannya seraya memukul lengan Cassie kencang dan tertawa.

"Heh monyet!"

"Oh iya gue lupa lo orang Cass."

"Apaansih lo semua mau pisah jadi gila ya? Hah?!" Cassie berteriak kepada ketiga temannya yang tertawa entah apa sebabnya.

Tapi melihat ketiga temannya tertawa, ia seperti ditarik untuk tertawa juga. Akhirnya gadis ini juga tertawa. Percaya kan bahwa tertawa itu bisa menular? Kenal atau tidak kenal. Ketika kita tertawa bersama sahabat kita pasti akan beda rasanya ketika tertawa bersama orang lain. Semoga mereka tidak hanya sampai di sini saja.

-To be continue-

Mendekati ending. Maunya endingnya gimana guys?

-Nana.

Good Enough (Completed)Where stories live. Discover now