Chapter 10 (Flashback)

988 116 20
                                    

Aku sebenarnya tau, tapi entah kenapa aku tidak bisa menghentikan mu. Cinta itu bodoh kan?

oOo

(Namakamu) sedang bersantai di kamarnya seraya memainkan laptopnya yang ada dipangkuan. Ini hari Sabtu, maka dari itu ia bisa sedikit istirahat dari kegiatan kelas akhir menengah ke atas yang melelahkan. Matanya fokus dengan layar laptop di hadapannya seraya otaknya berpikir apa yang harus ia buka. 

"Sayang?" Itu suara kekasihnya, lagipula siapa lagi yang bisa masuk seenaknya selain Iqbaal?

(Namakamu) meletakkan laptopnya di ranjang lalu beranjak dari tempat tidurnya untuk menghampiri laki-laki itu. "Kenapa, Baal?" ujarnya seraya membuka pintu kamar. 

Iqbaal menoleh ke arah (Namakamu) berada. "Aku mau pergi nanti sama temen-temen SMP ku, kamu nggak papa kan aku tinggal?" ujar Iqbaal tanpa mengalihkan tatapannya dair perempuan itu. 

"Yaelah dikira aku anak kecil kali. Nggak papa lah. Emang mau ngapain kamu?" tanya (Namakamu) seraya melangkahkan kakinya menuju meja makan. Jemarinya meraih selembar roti tawar lalu mengoleskannya dengan selai cokelat kacang. 

Iqbaal mengahampiri (Namakamu) dan duduk di kursi. "Ngumpul aja sih, udah lama nggak ngumpul soalnya," tangan lelaki itu merebut roti yang ada di tangan (Namakamu) lalu melahapnya dalam sekali suapan. 

"Ih kalo mau bikin sendiri kenapa sih!" ujar (Namakamu) jengkel. "Eh ngomong-ngomong berarti ada mantanmu juga kan?"

Iqbaal menjawabnya hanya dengan anggukan karena mulutnya sibuk mengunyah roti tersebut. Matanya menatap ke arah (Namakamu) di mana perempuan itu tiba-tiba terdiam. Iqbaal mengerti apa yang (Namakamu) rasakan. "Aku nggak macem-macem kok. Banyak yang lain juga." 

"Iya-iya percaya. Kamu ngumpul di mana?"

"Rumahnya Rafto kayaknya. Kamu nanti jangan pergi pokoknya. Takut kenapa-kenapa nanti kalo nggak sama aku." 

"Apaan sih? Emang aku nggak bisa jaga diri?" 

"Aku takut kamu kenapa-kenapa, sayang." 

"Lebay."

"Heh! Kalo dibilangin." Iqbaal menjitak dahi (Namakamu) pelan. 

"Kamu berangkat kapan, Baal?"

"Agak sore kayaknya."

(Namakamu) menganggukan kepalanya pertanda paham. Lalu ia berjalan ke arah kulkas untuk mengambil jus jeruk yang memang sudah tersedia di sana. "Kamu mau?" tanyanya kepada Iqbaal. Yang langsung dijawab dengan anggukan oleh laki-laki itu.

Gadis itu memberikan segelas jus jeruk kepada kekasihnya lalu meninggalkan Iqbaal untuk menuju keruang televisi. Tangannya meraih remot lalu jarinya menari-nari di atas remot tersebut. Mencari saluran yang setidaknya bisa menghiburnya. (Namakamu) sudah jarang menonton televisi karena menurutnya tayangan yang ada di televisi sekarang kurang menarik. 

"Sayang," panggil Iqbaal. (Namakamu) menolehkan kepalanya.

"Kalo nanti aku nggak pulang, berarti aku nginep di rumah si Rafto atau nggak rumah Ojan."

"Okay, have fun!"

Laluu setelah itu (Namakamu) mendengar pintu tertutup. Ia langsung beranjak ke kamarnya untuk mengambil ponselnya yang ada di sana. 

(Namakamu) Idrish: Dantyyyyyy

Setidaknya Dianty adalah satu-satunya teman SMP Iqbaal yang dapat ia percaya. 

Good Enough (Completed)Where stories live. Discover now