24. See? He Love you

Start from the beginning
                                    

"ID card." Pinta salah satu pria tersebut.

Cyla memberikan ID card apartemennya. Pria itu menutup pintunya lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.

Tanpa aba aba Raffi melepaskan tangannya dari kepala Cyla lalu menggeret koper Cyla menuju unit apartemennya.

Cyla langsung terlonjal kaget. "Pak... b-beneran?" Tanyanya tak percaya.

"Memangnya saya pernah bercanda?" Ujarnya lalu melanjutkan langkahnya memasuki unit apartemennya.

"Pak." Cyla melirihkan suaranya. "Bapak tau kan saya itu hanya aib keluarga. Kenapa malah bapak mau menampung saya?"

"Karena saya mau," ujarnya tanpa menghentikan langkahnya.

Ray lagi lagi menepuk pundak Cyla dua kali. "Selamat dan semangat ya," ujarnya menggoda Cyla.

"Ck, kan aku jadinya gak enak sama Pak Raffi," gerutu Cyla yang di layangkan ke Ray.

"Apa yang buat kamu merasa tidak enak?"

Cyla memejamkan mata sejenak. "Aku bukan siapa-siapanya, Ray. Dan juga... pasti bakal ngerepotin."

"Kamu sadar sesuatu tidak?" Tanya Ray.

Cyla menatap Ray lamat lamat lalu menggeleng.

"Mr. Agara suka kamu."

Cyla tertawa miris. "Bukan suka, mungkin Pak Raffi kasihan sama aku. Apalagi dia ada di sana waktu kejadi-" belum sempat Cyla mengelesaikan kalimatnya, Raffi sudah muncul di belakangnya. Ia merangkul pundak Cyla lalu mencium puncak kepalanya.

"Ayo masuk." Raffi menggenggam tangan Cyla lembut dan menuntun ke unitnya.

"See? He love you."

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Dasar Ray sialan!

Cyla jadi kepikiran terus tentang perkataan Ray tadi. Ia terus terusan meyakinkan diri jika Raffi hanya kasihan padanya, bukan seperti apa yang Ray bilang.

Tetapi Cyla tetaplah Cyla, ada sisi di dalam dirinya yang merasa sangat senang jika Raffi benar benar suka padanya. Itu artinya cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

Tapi sayang sisi dalam dirinya yang senang akan hal itu tertimbun dengan kesedihan yang mendalam akan keluarganya. Cyla tak menduga jika keluarga yang bersama dengannya sedari kecil bukanlah keluarga kandungnya. Dan yang lebih menyedihkannya lagi, mereka menganggap Cyla adalah aib.

Dan Rhea. Cyla rasanya sangat malas mengingat orang itu. Aktingnya totalitas sekali sampai sampai Cyla terlena. Cyla akui jika ia sedikit takut jika Raffi benar benar sampai suka dengan Rhea. Dengan aktingnya yang sangat apik, bisa saja Raffi juga ikut terlena.

Tak

"Aduuuhhh..." Cyla mengusap usap keningnya yang dijitak oleh Raffi.

"Habisnya dari tadi kamu saya ajak ngomong malah ngelamun." Raffi kembali menyenderkan punggungnya di sofa.

Kini mereka berdua sedang duduk di ruang tamu. Cyla duduk di atas karpet. Di depannya terdapat sebuah meja dengan laptopnya yang sedang menyala. Sedangkan Raffi duduk di sofa belakang Cyla sedang menonton TV.

TV

Meja+laptop Cyla
Cyla
Sofa tempat Raffi duduk

Kira kira begitulah posisinya.

Raffi dari tadi memang mengajak Cyla untuk ngobrol agar Cyla tak memikirkan keluargany- eh mantan keluarganya lagi. Tapi sepertinya itu tak berhasil. Cyla malah melamun.

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Where stories live. Discover now