32. Mama Cyla~

13.5K 1K 463
                                    

Selasa, 21 Juli 2020

Happy Reading :)

Ah... yang pengen kita uji coba Raffi junior sini merapat... 😈 kemaren merasa ter-php ya?

Banyak yg bilang wp mau di hapus ya? Nah sebelum itu beneran terjadi (tapi semoga saja tidak) aku mau ngasih tahu kalian sesuatu di akhir cerita nanti... jadi scroll terus yaa!!

Minta komennya di setiap inline cerita bisa?
*edisi berharap

Nah kalian itu kalau komen di inline aja, jangan di main komen... kalau di main komen nanti komen kalian ketimbun sama mereka yang suka belajar berhitung lah... belajar abcd lah... nyanyi lah...

Jadi, kalian kalau mau komen di inline aja... Main komen terbuka luas untuk mereka yang suka belajar berhitung... absen abcde... dan lain lain

WARNING: PART INI MEMILIKI KEBAPERAN TINGKAT TINGGI... YANG MERASA JOMBLO SILAKAN NANGIS DI POJOKAN AJA🤣

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Cyla mengelap keringat yang bercucuran di dahinya. Ternyata menjadi pekerja paruh waktu sangat melelahkan.

Bolak-balik ke sana ke mari mengantarkan makanan di meja-meja pengunjung, mengambil piring dan gelas kotor yang ada di meja lalu membawanya ke dapur, dan tadi yang bertugas bersih-bersih tidak masuk jadi Cyla yang menggantikan.

Tapi itu tidak membuat Cyla mengeluh. Setiap ia merasa lelah, ia selalu teringat dengan kuliahnya. Ia harus bisa mengumpulkan uang untuk melanjutkan kuliahnya. Jangan sampai biaya semesternya Raffi yang bayar, apalagi sampai ia putus kuliah.

Jika mengingat akan hal itu, Cyla langsung kembali bersemangat untuk bekerja.

"Udah jam dua belas Cyl, kamu tidak pulang?" Cyla yang sedang duduk di kursi pelayan sembari mengipas kipas wajahnya kontan menoleh ke arah kanan tempat datangnya suara.

Cyla membalas ucapan salah satu teman barunya. Nita namanya. Ia lebih tua sekitar enam tahun dari Cyla. "Bentar lagi mbak, mau ngilangin keringat dulu."

"Kamu pulang sama siapa? Apartemen Salltana jauh lho dari sini."

"Nanti naik taxi aja."

"Enggak mau bareng sama mbak? Mbak juga pulangnya arah ke sana." Cyla terdiam sejenak menimbang apakah ia akan menebeng Nita atau tidak. "Boleh deh mbak."

Cyla dan Nita berjalan beriringan menuju tempat parkir cafe. Mereka langsung menaiki kendaraan bermotor yang dibawa oleh Nita.

Perjalanan dari cafe ke Apartemen Salltana sekitar tiga puluh menit. Selama di perjalanan mereka hanya diam membisu tanpa ada yang membuka suara.

"Makasih mbak," ucap Cyla saat sudah sampai di depan gedung apartemen.

"Iya, santai aja." Nita kembali melajukan motornya.

Cyla berjalan dengan riang memasuki gedung apartemennya. Tangan Cyla melambai lambai ke arah meja resepsionis. "Selamat siang... jangan lupa makan~" ujar Cyla seraya berjalan ke arah lift

"Siang juga Cyla..." jawab Allaeric dan Ray berbarengan.

Belum sempat Cyla masuk ke dalam lift, Ray kembali berujar, "kamu dari mana? Tadi di cariin Raffi."

Cyla menepuk pelipisnya pelan. Ia lupa tidak mengabari Raffi jika ia akan keluar. Cyla tak akan bilang jika ia bekerja di salah satu cafe. Biarlah ia berbohong untuk kali ini.

"Tadi habis ngemall bareng temen. Sekarang Pak Raffinya di mana?"

"Ada di dalam." Cyla mengangguk sekilas lalu masuk ke dalam lift.

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora