29. Raffi Dalam Zona Nano-Nano

12.8K 1K 491
                                    

Sabtu, 18 Juli 2020

Happy Reading :)

Hhmm... kalian ini... aku bingung... tiba tiba si komen udah 80 aja padahal belum aja 5 jam aku update

Berterima kasihlah kalian pada RatihKartikasari3 yang paling banyak post komen... ahh.. dia juga yg komen ke 100... gabut banget yekan?

Berkat dia hari ini aku langsung update karena tidak mau mengingkari janji

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berkat dia hari ini aku langsung update karena tidak mau mengingkari janji... jangan di tiru okay?🤣🤣🤣🤪🤪

Kalian gak usah melotot ngelihat judulnya

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

"Ya sudah sana," ujar Raffi acuh.

Cyla mengepalkan tangannya kuat sambil menatap Raffi lamat-lamat. Bibir bawahnya bergetar. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, tinggal nunggu untuk jatuh saja.

Nangis dah nangis. Batin Raffi.

"Hiks... bapak kok gitu..."

Raffi gusar sendiri di kursinya. Ia hanya bercanda! Mengapa Cyla hari ini sensitif sekali? Raffi langsung pindah tempat duduk menjadi di samping Cyla.

"Hey jangan nangis..." Raffi mengusap usap punggung Cyla. "Saya cuma bercanda. Ya kali saya beneran suruh kamu pergi."

Ber-can-da

Bukannya mereda, tangisan Cyla malah makin menjadi. Raffi jadi kelimpungan sendiri. Ini kenapa Cyla jadi sensitif sih?? Padahal biasanya juga gak kayak gini. Apa jangan-jangan Cyla...

"Beneran cuma... hiks... bercanda?"

Raffi langsung mengangguk lalu membawa Cyla ke dalam pelukannya. "Suut... udah dong jangan nangis..."

Di dalam pelukan Raffi, Cyla tersenyum penuh kemenangan. Rencana berhasil, cek.

Sebenarnya Cyla hanya pura-pura nangis karena berpikir jika cara itu dapat membuat Raffi tidak jadi marah dengannya. Dan sepertinya cara itu berhasil. Hahaha... Cyla cocok nih dijadiin pemain sinetron Indosiar.

Cyla membebaskan diri dari pelukan Raffi sambil menghapus air matanya. "Udah ya jangan nangis? Kamu minta apa deh nanti saya turutin asalkan jangan nangis lagi."

"Beneran?" Raffi mengangguk.

"Habis ini ke Mall."

Tarik nafas... hembuskan... Mau tak mau Raffipun mengangguk mengiyakan keinginan Cyla.

Raffi kembali ke tempat duduknya semula. Ia mengeluarkan ponselnya lalu memainkannya. Tiba-tiba Raffi tersenyum lebar dengan pandangan yang masih fokus ke ponsel.

Alis Cyla mengerut. Itu Pak Raffi ngelihatin apa? Batinnya.

"Pak... bapak senyam senyum kenapa?"

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Where stories live. Discover now