Part 23 - Forbidden love

Start from the beginning
                                    

Pak Jonathan: "Saya pulang dulu. Kau nggak pulang?" Pak Jonathan mendekati Wolfy saat akan berjalan keluar.

Wolfy: "Saya akan pulang nanti. Kami tetangga." Pak Jonathan tampak ragu untuk meninggalkan mereka berdua.

Pak Jonathan berpamitan sekali lagi dengan Emma dan Wolfy menutup pintu setelah mereka berpamitan.

Emma: "Aku melihatmu di mimpiku. Apa kita saling mengenal sebelumnya? Kenapa aku tak mengingat pernah dekat denganmu sampai kau bisa ada di dalam apartemenku seperti ini?" Wolfy terdiam mendengar tembakan pertanyaan-pertanyaan dari Emma.

Wolfy: "Apa yang kau lihat di dalam mimpimu?" Emma berdiri perlahan di samping kasurnya.

Emma: "Aku menciummu." Beberapa ingatan berkelebat di dalam pikiran Wolfy sambil memandang lekat-lekat ke arah Emma.

Emma: "Di depan apartemenku, sambil menangis." Wolfy segera mengingat saat Emma menciumnya sebagai ucapan perpisahan.

Wolfy: "Kurasa kau hanya bermimpi. Aku disini karna Gaby meminta tolong padaku untuk menjagamu."

Emma: "Aku melihat monster dengan tubuh dipenuhi mata, seseorang dengan kaki hewan, dan serigala raksasa. Apa itu juga hanya mimpi?" Wolfy berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

Wolfy: "Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan."

Emma: "Mengapa kau mencium tanganku jika kita tak saling kenal dekat?" Ia berjalan mendekati Wolfy yang tampak kebingungan tak bisa menjawab pertanyaannya. Emma berhenti dan berdiri di depan Wolfy.

Emma: "Aku tau aku bukan tertabrak motor. Aku ingat yang terjadi kemarin. Kalian menyembunyikan sesuatu dariku. Pergilah kalau kau bukan seseorang yang dekat denganku. Aku nggak nyaman di dalam sini berdua denganmu." Emma menatap tajam dengan pandangan tak peduli, kemudian ia berjalan mendekati pintu dan membukanya.

Wolfy menundukkan kepalanya, menyembunyikan kesedihannya karena Emma sungguh-sungguh menganggapnya orang asing dan mengusirnya. Namun ia berjalan keluar dari sana, berbalik dan memandang Emma sambil tersenyum tipis.

Wolfy: "Get well soon."

Emma menutup pintu, memegang dadanya yang terasa sakit. 'Kenapa setiap bertemu dengannya, perasaanku jadi seperti ini? Suaranya.. telingaku mengingat suaranya, namun otakku tak bisa mengingat apapun tentangnya..'

Wolfy mendapat pesan untuk segera datang ke tempat Erebus, dan ia pun bergegas. Ia menemukan Bram, Ares dan Clio berada di ruang pertemuan milik Erebus.

Bram: "Tampaknya, kami sudah mengetahui siapa Emma sebenarnya."

Clio: "Gadis itu.. keturunan dari fallen angel purson. Apa kau tau kisah malaikat yang jatuh cinta dengan seorang manusia?" Wolfy menggeleng.

Clio: "Puluhan tahun lalu, Purson masih seorang malaikat saat itu. Ia jatuh cinta dengan seorang manusia yang ia jaga. Namun sudah menjadi peraturan bahwa malaikat tidak boleh memiliki perasaan terhadap manusia, dan tidak boleh menjalin hubungan layaknya suami istri. Purson membangkang peraturan tersebut, hingga akhirnya ia membelot, di usir dan menjadi demon." Wolfy duduk diam di depan Clio, mencoba mencerna semua kisah itu.

Clio: "Purson memiliki visuality power, ia bisa melihat masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Itulah sebabnya Emma juga terkadang memiliki visuality power."

Wolfy: "Maaf aku belum cukup mengerti. Siapa yang dinikahi oleh Purson? Nenek Emma"

Clio: "Bukan. Buyut. Ibu dari nenek Emma. Untuk menjaga keturunannya, ia memberikan salah satu taringnya yang terus diberikan turun temurun dalam bentuk kalung. Kalung itu akan mengeluarkan powernya saat ada seseorang yang melukai pemiliknya seperti kemarin." Wolfy mengangguk menyerap penjelasan dari Clio.

Ares: "Intinya adalah, Emma adalah keturunan dari seorang demon. Itulah mengapa tubuhnya sangat kuat dan bisa menerima power yang dimiliki demon yang masuk ke dalam tubuhnya. Dia bisa menjadi sasaran demon untuk dijadikan inang yang sempurna bagi mereka."

Bram: "Kita harus segera menangkap demon itu, atau demon itu akan semakin sering masuk kedalam tubuh Emma, dan menurunkan karakter demon yang memasukinya. Emma bisa menjadi manusia iblis jika kita membiarkan ini terlalu lama." Wolfy menghela nafas dan terdiam sejenak.

Wolfy: "Apakah kita perlu memberitahu ini kepada Emma? Dia.. tampaknya dia bisa melihat demon. Dia baru saja memberitahuku, ia melihat monster dengan tubuh dipenuhi mata, dan dia mengingat wujud serigalaku dan wujud Satyr. Kurasa ingatannya perlahan kembali. Apa mungkin karna ia memiliki visuality power?"

Erebus: "Seseorang yang sudah pernah dirasuki oleh demon akan bisa melihat wujud demon apapun."

Ares: "Kurasa, mungkin karna dia bukan manusia biasa, ramuan penghilang ingatan tidak bisa memberi efeknya secara maksimal. Apakah mungkin perlahan ingatannya akan kembali seperti semula?"

Clio: "Aku belum pernah menemukan kasus seperti ini. Mungkin saja bisa seperti itu. Karna visuality powernya, ia bisa melihat masa lalu. Bisa saja ingatannya perlahan kembali, namun ingatannya akan kembali secara acak."

Wolfy: "Tidak apa-apa. Itu bukan masalah besar, yang terpenting sekarang kita harus segera bertindak untuk menangkap demon itu."

Bram: "Kami berpikir, membuat Emma sebagai bait untuk menangkap demon itu." Mata Wolfy berubah merah dan melebar, ia tampak marah dengan ide itu. Ia menutup matanya dan mencoba menarik nafas dan menghembuskan nafas perlahan.

Wolfy: "Kurasa kalian sudah merancang rencana untuk menangkap demon. Aku akan menunggu kabar dari kalian kapan rencana itu akan dijalankan. Aku harus pergi sekarang." Wolfy beranjak pergi meninggalkan mereka semua. Ia tau harus memprioritaskan penangkapan demon, ia berusaha untuk tidak bersikap subjektif terhadap rencana menjadikan Emma sebagai umpan.

Ia pergi ke minimarket membeli beberapa makanan dan susu kemudian kembali ke apartemen Emma. Ia menggantungkan plastik belanjaan itu di gagang pintu. Ia mengetuk pintu tiga kali kemudian ia pergi meninggalkan apartemen Emma. Emma membuka pintu dan mengambil plastik itu. Ia melihat ke kanan kiri, dan melihat sosok Wolfy yang sudah berjalan menjauh.

WOLFYWhere stories live. Discover now