09

17 4 3
                                    

"I told you to make a friend, not to find a boyfriend. Heck!"

Chandra Mahesa Aryasetya

***

"Lah? Bang Jay mau kemana?" tanya Elvan yang bingung karena melihat Abangnya sudah berpakaian rapi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lah? Bang Jay mau kemana?" tanya Elvan yang bingung karena melihat Abangnya sudah berpakaian rapi. Padahal dirinya baru saja pulang sekolah dan kini baru sampai di apartemen.

"Eh? udah pulang?" Jason menatap adiknya yang masih menggunakan pakaian seragam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eh? udah pulang?" Jason menatap adiknya yang masih menggunakan pakaian seragam. Sedangkan Elvan masih menatapnya bingung setengah berharap.

Elvan langsung mengerti begitu melihat koper besar terpampang disitu. Belum lagi setelan Abangnya yang rapi walaupun tanpa dasi menambah rasa curiga Elvan.

"Abang udah mau berangkat—lagi?"

Jason tersenyum getir. Dia sendiri juga tidak menyangka harus kembali bekerja secepat ini. Ini saja dia seharusnya balik sejak tadi siang, tetapi dia tidak tega meninggalkan Elvan tanpa berpamitan secara langsung. Jason takut Elvan akan kecewa nantinya.

"Sorry, ya, dek. Abang tiba-tiba dipanggil. Ada sedikit masalah di kantor cabang di Hongkong," kata Jason dengan nada penuh penyesalan. Bahkan kali ini dia bicara dengan cara yang lebih lembut dari sebelumnya.

Elvan menghela nafas berat, namun tetap terdengar lembut. Dia sudah sangat kecewa sebenarnya. Tetapi Elvan juga tidak punya alasan untuk tidak membiarkan Jason pergi.

"Gapapa, Bang," kata Elvan sambil tersenyum simpul. "Abang kapan balik?"

Jason tertawa kecil sambil berjalan menuju adiknya yang masih berdiri di ambang pintu sambil menggeret kopernya. "Belum juga pergi udah ditanyain kapan balik," kata Jason sambil mengelus lembut puncak kepala Elvan.

"Flight gue masih tiga jam lagi. Mau makan dan ngemil dulu?" tanya Jason. Elvan mengangguk antusias.

Tidak heran mengapa Elvan begitu menyayangi Jason. Jason selalu punya cara untuk membuat Elvan tersenyum.

Elvan pun kembali membuka pintu apartemennya. Tidak sempat berganti pakaian ataupun hanya sekedar meletakkan tas sekolahnya yang beratnya hampir sama dengan anak gajah. Elvan tidak peduli akan hal itu. Yang penting dia bisa menghabiskan waktunya bersama Jason sebelum Jason berangkat dan mengantarnya ke bandara.

AdolescenceWhere stories live. Discover now