04

15 5 7
                                    

"When you feel like you are not doing well in life, everything you did was all in vain, and you feel like giving up. Just know that you are still loved. Promise me to not give up, cause I'll be there for you, and let you know that you really got a friend in me."

Chandra Mahesa A

***

Chandra langsung berlari mengambil kunci motornya begitu ia turun dari mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chandra langsung berlari mengambil kunci motornya begitu ia turun dari mobil. Tidak lupa ia juga membawa satu helm tambahan. Setelah pamit, Chandra langsung menyalakan mesin motornya dan tancap gas memasuki dinginnya malam. Samar terdengar suara papi berteriak, meminta putra semata wayangnya itu untuk berhati-hati. Chandra hanya membalasnya dengan suara kecil yang ia yakini tidak akan didengar oleh papinya.
Beruntung ketika Juna menelponnya tadi, Chandra sudah dalam perjalanan pulang ke rumah. Chandra tahu persis tempat yang Juna sebutkan tadi. Tetapi yang Chandra tidak mengerti adalah, mengapa Dara dan Juna bisa ada di tempat itu.

Bukan tanpa alasan Chandra rela keluar dengan mengendarai motor di hampir tengah malam ini. Chandra sudah mengenal Dara dalam waktu yang cukup lama. Proses untuk mengenal dan mengajak Dara bicara pun memerlukan usaha yang cukup besar waktu itu.

Chandra dan Dara merupakan teman sekelas waktu SMP. Tetapi keduanya memiliki sifat dan kepribadian yang bertolak belakang. Chandra merupakan ketua kelas yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Sedangkan Dara adalah anak pendiam yang kerap kali jadi korban bullying beberapa teman kelasnya karena mereka menganggap bahwa Dara adalah titisan nenek sihir yang hobinya menyendiri dan diam-diam mengutuk mereka semua yang menghina dia. Padahal sebenarnya Dara hanya tidak pandai bergaul. Dara selalu tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Awalnya Chandra tidak mau ambil pusing. Tapi kemudian lama kelamaan Dara jadi jarang muncul di sekolah. Bahkan Chandra juga tidak ingat sejak kapan Dara suka mengenakan baju lengan panjang. Terkadang juga Dara mengenakan jaket atau hoodie di dalam kelas padahal cuaca di luar sedang panas.
Akhirnya, sebagai ketua kelas yang baik, Chandra mulai memberanikan diri untuk mendekati Dara. Chandra masih ingat, waktu itu, selesai mengambil nilai olahraga, semua murid di kelasnya diperbolehkan untuk bermain bebas sembari menunggu bel tanda istirahat berbunyi. Seperti biasa, Dara duduk sendirian di bawah pohon rindang, di salah satu bangku di pojok lapangan sekolah. Chandra datang menghampirinya dengan dua botol air mineral dingin di tangannya, kemudian menyodorkan salah satu botol di hadapan Dara. Dara mengangkat wajahnya sebentar, kemudian kembali menunduk tanpa menerima air pemberian Chandra.
Kemudian Chandra meletakkan botol air miliknya di salah satu sisi bangku dan membuka tutup botol air milik Dara sebelum meraih tangan gadis itu dan memaksa gadis itu menerima air botol pemberiannya. Dara kembali mengangkat wajahnya sambil menatapnya nanar. Samar ia melihat Chandra tersenyum sebelum akhirnya lelaki itu memutuskan untuk duduk di samping dirinya. Dara menatap air botol di tangannya itu.

"Airnya gak gue racun, kok." kata Chandra, membuat Dara meliriknya tanpa mengucapkan apa-apa. Ekspresinya tetap datar. Chandra tersenyum. Tetapi Dara masih belum mengucapkan sepatah kata pun.

AdolescenceWhere stories live. Discover now