"We're missing good days when the bad days come."

Adara Fredella W

***

Senin pagi kali ini diawali dengan perdebatan tidak jelas di antara seorang ibu dengan anak tunggalnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senin pagi kali ini diawali dengan perdebatan tidak jelas di antara seorang ibu dengan anak tunggalnya. Wendy harus berusaha mati-matian untuk menjelaskan kepada putra semata wayangnya itu bahwa dirinya baik-baik saja dan Juna tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi, satu jam lagi Juna sudah harus masuk kelas, dan anak itu bahkan belum bersiap sama sekali. Wendy jadi sakit kepala.

Juna masih trauma soal kejadian hari Sabtu lalu, dimana mamanya tiba-tiba demam dan jatuh pingsan. Juna jadi kalang kabut sendiri, karena dia sendiri juga tidak kuat menggendong mamanya itu sendirian. Jadilah, Juna menelepon tante Irene, kakak Wendy, dan meminta bantuannya. Beruntung tante Irene tidak datang sendirian, dia juga membawa serta putranya, yang ternyata bisa menggendong Wendy sendirian tanpa bantuan orang lain. Juna tiba-tiba merasa iri.

Ceking sih lo.

"Nanti kalo mama pingsan lagi gimana?"

"Kan, ada tante Irene, nak. Udah-udah, sana, kamu siap-siap. Nanti telat," kata Wendy sambil mendorong pelan tubuh anaknya itu.

Juna cemberut.

"Tapi, nanti Juna ke sekolah naik apa? Emang jam segini ojol udah ada?" kata Juna lagi, suka cari alasan emang anaknya.

"Nanti tante telfon bang Ezra. Biar dia yang anter kamu. Sekarang kamu mandi, dengerin apa kata mama kamu."

Irene yang sudah tidak tahan melihat perdebatan konyol di depannya itu langsung angkat suara. Juna langsung kicep. Tidak berani mendebat tantenya itu. Belum lagi tatapan tajam dari tantenya benar-benar membuatnya mati kutu. Mau tidak mau, Juna langsung beranjak ke kamarnya dan bersiap-siap.

Dan benar saja, ketika dirinya sudah selesai berpakaian, bang Ezra sudah setia menunggunya di ruang tamu, dan langsung tersenyum ketika melihat Juna, sepupunya.

Dan benar saja, ketika dirinya sudah selesai berpakaian, bang Ezra sudah setia menunggunya di ruang tamu, dan langsung tersenyum ketika melihat Juna, sepupunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AdolescenceWhere stories live. Discover now