10

17 5 5
                                    

"They said that time will heal; but I tell you this: No, it doesn't. It's you who can heal yourself. You can either forget the memory or holding on to the pain for so long. And unfortunately, I chose to remain the memory and let the pain crush me inside. Do you know why? Because those memories are too beautiful for me."

Elvano Adhitama Rahandika

***

Dara the explorer [02:47 AM]Oi, napa chan?Ah elah lu mah sukanya ngechat pas orang lagi belajarDah tidur ya lu?Payah

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Dara the explorer [02:47 AM]
Oi, napa chan?
Ah elah lu mah sukanya ngechat pas orang lagi belajar
Dah tidur ya lu?
Payah

Chandra mesem-mesem sendiri melihat balasan dari Dara. Walaupun balasannya sangat telat dan Chandra dibilangi payah karena tidur tepat waktu, tapi Chandra lega karena Dara masih membalas chat darinya. Dan ternyata keberuntungan Chandra tidak hanya sampai di situ. Dara sudah berada di depan lokernya tepat ketika Chandra datang. Tanpa pikir panjang Chandra langsung menghampiri Dara.

"Syalom, selamat pagi," sapa Chandra.

Reaksi Dara? Sudah pasti terkejut. Dara memutar kepalanya kemudian menatap Chandra sambil mengernyitkan dahinya.

"Tobat lo?" tanya Dara.

Ekspresi Chandra berubah menjadi dongkol. "Lu nih, ya. Temennya mau berubah jadi baik bukannya didukung malah dicibir."

Dara tertawa renyah. "Ya, maap. Gak biasa soalnya."

Chandra kembali teringat kejadian tadi malam dimana dia sendiri bahkan kebingungan ketika harus memimpin doa makan. Makanya tadi pagi, tidak seperti biasanya yang setelah buka mata langsung cek handphone, Chandra melakukan hal yang lain yang bisa membuat semua orang yang mengenalnya tercengang dan kagum. Setelah membuka mata Chandra langsung mengambil posisi duduk di pinggiran kasurnya dan memulai harinya dengan doa. Walaupun 'doa'-nya itu lebih mirip laporan harian ketimbang doa.

"Tuhan, Chandra udah bangun. Amin."

Yah, walaupun gak memenuhi standar doa yang seharusnya, setidaknya Chandra sudah berusaha. Namanya juga masih pemula.

"Abis belajar apaan lu semaleman?" tanya Chandra sambil membuka pintu lokernya.

"Kepo," jawab Dara singkat, membuat Chandra kembali menghentikan kegiatannya dan beralih menatap Dara di sampingnya sebelum akhirnya mencibir gadis itu.

"Punya dosa apa gue ini, yak. Bisa-bisanya punya temen modelan kek lo," kata Chandra lagi.

"Dosa lu banyak, gak usah pura-pura jadi bocah tanpa dosa," balas Dara.

Chandra kembali memasang ekspresi dongkol, kemudian kaki kanannya dengan cekatan menginjak pelan ujung sepatu kiri Dara. Dara membalas Chandra dengan mencubit perutnya. Yap, seperti inilah bentuk asli pertemanan mereka berdua. Ora gelud, ora smile.

AdolescenceOnde histórias criam vida. Descubra agora