Chapter 8

6.6K 805 84
                                    

Aksi tembak menembak menghadiri keributan dalam bar tersebut, sesekali ada darah berceceran dari salah satu pihak.

Satu peluru melesat menyerang betis milik Akaashi yang membuat nya terjatuh, Bokuto yang menyadari hal itu langsung menggendong Akaashi keluar dari bar lalu membawa Akaashi ke rumah sakit terdekat dengan mobil milik nya.

"Bertahanlah, aku akan mengebut agar lebih cepat sampai !", ucap Bokuto gelisah sesekali memandangi Akaashi yang meringis sambil menancapkan gas nya.

"Lihat jalan nya bodoh ! Ada lampu merah !", ujar Akaashi dengan nada ringisan sambil menggeplak kepala Bokuto.

"This dumbass.", umpat Bokuto kesal tak mempedulikan perkataan Akaashi sambil menerobos rambu-rambu lalu lintas yang menyuruh nya untuk berhanti sejenak.

"Kau akan mendapatkan sanksi nya Bokuto-san !", ucap Akaashi yang emosian pada Bokuto karena telah melanggar rambu-rambu lalu lintas.

"Keselamatan nyawa mu lebih penting, aku akan menerima apa pun sanksi nya !", ujar Bokuto sambil mempercepat laju mobil nya yang sudah dekat dengan rumah sakit.

Hati Akaashi tersentuh, pria bermarga Bokuto tersebut ternyata benar-benar seorang yang baik hati.

Bokuto segera menggendong Akaashi kedalam UGD, kecemasan Bokuto agak mereda saat dokter dan beberapa perawat mulai menangani Akaashi.

Setelah beberapa menit menunggu, dokter yang bertugas menangani Akaashi keluar dari ruangan nya.

"Kaki kekasih anda tidak terluka terlalu parah, beda cerita nya kalau anda tidak segera bergegas membawa kekasih anda kemari.", ucap dokter itu sambil membuka masker bedah yang ia pakai.

"Syukur lah kalau dia tidak apa-apa, aku lega mendengarnya.", ujar Bokuto dengan wajah yang terlalu senang sampai si dokter geleng-geleng kepala ngeliat nya.

"Hah... ini untuk kedua kali nya aku jadi korban dari tugas ku sendiri.", monolog Akaashi sambil memandangi betis nya yang berbalut perban.

"Resiko jika menjadi seorang polisi, bukan ?.", tanya Bokuto sambil memeluk Akaashi dari belakang.

Akaashi melirik kearah Bokuto sambil melemparkan sebuah senyuman yang bisa dibaca oleh Bokuto.

"Arigato, Bokuto-san."

"Permisi.", ucap seorang perawat yang berdiri di ambang pintu dengan seorang pria disamping nya.

"Kiyoomi-niisan ? Kenapa mendadak kemari ?", tanya Akaashi pada pria yang ia panggil Kiyoomi-niisan tersebut.

"Sudah berapa kali ku bilang, kau belum pulih sepenuhnya. Konoha-san sudah memberi mu libur untuk beberapa hari.", ucap Kiyoomi tanpa mempedulikan pertanyaan Akaashi.

"T-tapi, aku baik-baik saja...", ucap Akaashi memelas pada Kiyoomi dibalas gelengan kepala oleh nii-san nya itu.

"Dan kau, berhentilah mendekati adik sepupu ku !", ujar Kiyoomi sambil menunjuk Bokuto.

To be continued

Hey hey hey ! :v

Ada yang bisa nebak alur selanjut nya ? :>

Maaf ya chapter yang kali ini pendek banget, soalnya author suka senyum" sendiri kalau lagi buat chapter baru (efek liat ke-uwuan ship favorit), eh disangka sama emak lagi pacaran 😔 (padahal dah jadi jomblo dari lahir).

Kalau sambil sembunyi-sembunyi pake selimut ntar disangka nonton hentong :').

Tapi author usahain update nya tiap hari ya ! 😊

"Iya iya, jan jewer napa. Ntar telinga aink putus kea Emma dari anime sebelah.", Author (nepok-nepok tangan Konoha)

My Criminal Boyfriend | ʙᴏᴋᴜᴀᴋᴀ [✅]Where stories live. Discover now