18. MELINDUNGINYA 1

Start from the beginning
                                    

"Kalau gue kalah, apa yang lo mau? Dan kalau gue menang, apa untungnya buat Phoenix?" tanya Bara berusaha memastikan.

"Tenang, nggak ada senjata di sini, dan nggak ada taruhan apa-apa. Lo bisa pergi dan datang ke SMA Parahyangan kapan pun lo mau. Cuma... gue mungkin punya satu permintaan."

"Permintaan?"

"Ya, kalau kalian kalah, gue minta kita ulang adu panco di sini, di depan semua orang, setuju?"

Bara berdecak sebal, bocah itu memang benar-benar menyebalkan.

"Oke," ucap Bara lalu berjabat tangan dengan Bintang. Semua orang langsung menganga lebar, kejadian ini sangat langka, semua orang mengeluarkan ponselnya lalu memotret Bintang dan Bara yang saling berjabatan.

"Phoenix pasti menang!" bisik Sia semangat, dia tentu saja tidak akan membiarkan Bara dipermalukan oleh Bintang, bagaimana kalau Bara kalah adu panco?

"Maaf, Sia. Kali ini aku dukung Pegasus," balas Crystal dengan senyum penuh keyakinan.

"Ada Kak Lando di sana loh!"

"Ya, dan ada Abin juga di Pegasus."

"Ya, Abin juga sahabat kita, tapi dia nggak jago basket. Kamu sendiri tahu, kan?" tanya Sia berusaha meyakinkan Crystal kalau Bintang hanya ahli dalam ilmu bela diri.

Crystal tersenyum lalu berdiri, dia lalu menempelkan kedua tangannya di ujung bibirnya lalu berteriak.

"ABIN, PEGASUS PASTI MENANG! HARUS!" Crystal kemudian melambaikan tangannya, semua orang bersorak mendukung Pegasus.

Jantung Sia langsung berdetak kencang, bagaimana jika Bara kalah saat adu panco dengan Bintang? Sia pun menatap Bara, dia kemudian tersenyum lalu mengangkat tangannya, mulutnya bergumam tanpa suara, namun Bara dapat menangkap apa yang Sia katakan.

"Semangat!" ucap Sia tanpa suara, "Aku dukung kamu!"

Bara hanya tersenyum kecil, sepertinya hanya Sia yang kini mendukungnya.

Tidak apa-apa, hanya satu orang yang mendukung pun itu adalah hal yang luar biasa, terutama jika orang itu selalu membuat hatimu berdebar.

Semua orang tengah bersiap sekarang, mereka memainkan basket dengan tatapan beringas satu sama lain. Bagai mencetak sejarah, semua orang berkumpul menonton pertandingan yang fenomenal.

Sepanjang sejarah, baru kali ini mereka melihat SMA Singgasana dan Parahyangan bertanding basket, tanpa ada unsur kekerasan, tanpa ada darah yang keluar membanjiri mereka.

Ini sungguh luar biasa.

***

Gavin kini tengah meminum Whiskey kesukaannya, dia menatap kaca besar yang memebentang, memperlihatkan suasana perkotaan yang begitu indah di bawah sana.

Dia tersenyum saat mendapatkan telepon dari informan kecilnya. Dia lantas mengangkat telepon tersebut.

"Si-siang, Pak."

"Ya, ada apa? Ada info menarik?"

"Bara sekarang sedang bertanding basket di SMA Parahyangan."

TELUK ALASKA 2 Where stories live. Discover now