2|Meet

635 72 6
                                    

Seorang gadis berambut baby pink pudar tengah  mengendap endap di lorong rumah sakit. Sakura yang merupakan sang pelaku terus berjalan pelan sambil memperhatikan pintu kamar pasien.

"Sakura."

Sakura yang merasa namanya dipanggil membalikkan badan. Ia melihat seorang pemuda dengan topi, masker, dan kaca mata yang pada wajahnya, ia langsung mengenali sosok itu. Sakura melambaikan tangannya pelan. Orang itu menghampiri sakura lalu mengacak rambut milik Sakura pelan.

"Sedang apa?" tanyanya.

"Em, mengendap-endap?" jawab Sakura setengah tidak yakin.

Orang itu menatap datar lawan bicaranya, tangannya kembali mengacak surai baby pink pudar milik gadis di depannya.

Sakura yang rambutnya mulai kusut kesal, ia memegang tangan yang berada di atas kepalanya dan menurunkan tangan itu. "Mouu... hentikan Tenn-nii, rambutku jadi berantakan."

Orang yang memiliki nama lengkap Kujou Tenn itu terkekeh pelan, tangannya bergerak menyisir rambut Sakura dengan jemarinya. "Untuk apa mengendap-endap? Ingin menjenguk Riku?"

Sakura mengangguk, rambutnya sudah kembali rapi karena Tenn. "Di kamar biasanya 'kan? Aku takut ada yang menjaga,  jadi mengendap-endap," ucapnya menoleh ke kanan kiri memastikan keadaan.

"Tenn-nii sendiri, kenapa ada di sini? Bukannya baru pulang besok?"

"Aku sudah pulang dari kemarin, loh. Kau melupakan jadwal pulang pergi kakakmu sendiri?" Tenn memicingkan matanya.

"Eh? Akhh terserah lah!" Sakura berteriak kesal.

Tenn buru-buru membekap mulut Sakura. "Ini rumah sakit dan ini sudah malan, Kau akan mengganggu orang lain. Jangan berisik, mengerti?"

Sakura mengangguk sebagai jawaban.

"Iorin aku mendengar suara dari arah sana. Apa mungkin itu hantu?!"

Suara seseorang yang familiar di telinga mereka berdua terdengar. Itu suara Yotsuba Tamaki. Sakura dan Tenn saling bertatap, tangannya Tenn yang membekap mulut Sakura ia turunkan.

"Jangan berisik Yotsuba-san, ini rumah sakit. Lagi pula hantu itu tidak ada." Suara yang lain terdengar, kali ini suara dari Iori.

"Tapi Rikkun bisa melihat hantu kau ingat?!" Suara Tamaki yang berteriak terdengar lagi.

Tenn buru-buru mendorong sakura ke arah celah mesin minuman, menyembunyikannya di sela dua mesin itu. "Bersembunyi di sini," katanya dengan telunjuk yang menempel di mulut, Sakura hanya mengangguk.

"Sudah Kubilang jangan berteriak Yotsuba-san!" Suara Iori juga ikut meninggi.

"Kau juga berteriak!"

"Kalian berisik. Ini rumah sakit." Suara Tenn yang terdengar lumayan keras, dua orang yang kebetulan mengarah ke arah mereka terkejut.

"Kujou-san/Tenten!"keduanya berteriak.

"Ini rumah sakit. Kalian berisik." Tenn berkata dengan wajah datarnya.

"Kenapa kau ada di sini Kujou-san?" Iori mengalihkan pembicaraan. Ia malu karna telah berteriak di rumah sakit, berbeda dengan Tamaki yang tampak biasa saja.

"Menjenguk adikku tentu saja."

"Tepat waktu! Kami belum makan, jadi kami mau makan dulu. Tolong jaga Rikkun ya, Tenten." Tamaki berucap cepat penuh semangat. "Ngomong-ngomong kau mendengar suara teriakan, Tenten?" Sambungnya.

Tenn menatap ke arah Tamaki, menggeleng pelan."Tidak." Ia menatap Iori  "Hanya kalian berdua yang menjaga?"

"Iya... besok pagi Osaka-san dan nii-san akan datang. Tolong jaga Nanase-san sampai kami kembali." Kali ini Iori yang menjawab.

[Fanfiction] Futago no Ōji-sama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang