1|Concert Chaotique

795 91 27
                                    

Suara tepuk tangan menggema di sepanjang stadion, Teriakan teriakan terus terdengar menambah ramainya suasana.

Encore! Encore!

Encore!

Encore!

Di sisi lain.

Dibalik panggung sekumpulan orang tengah duduk secara tak teratur. Si rambut merah yang bernama Nanase Riku mencoba mengatur nafasnya yang menjadi berat, disampingnya pemuda berambut raven yang bernama Izumi Iori membantunya dengan nebulizer yang berada di pangkuannya.

"Nanase-san cepat kenakan ini!"

Riku menggeleng keras. "Tidak... hah... jika aku menggunakannya suaramu akan serak... hah... encore... encore-nya..."

Iori menghela nafas kasar. "Kau sudah tidak sanggup Nanase-san! Cepat kenakan nebulizernya. Kau tidak mau kupaksa seperti waktu itu 'kan?!"

Si rambut ungu pudar menghampiri dan berjongkok di depan Riku. "Riku-kun mereka sudah meminta encore sebanyak lima kali. Itu sudah cukup." Sougo berucap lembut. Mata violetnya menatap khawatir ke arah Riku yang masih keras kepala.

"Benar Riku! Itu sudah lebih dari cukup! Kau harus istirahat!" Mitsuki datang menghampiri. Pria berambut orange itu mengusap punggung Riku pelan. Riku menggelengkan kepalanya. Ia tetap bersikeras kembali ke atas panggung memenuhi permintaan fans.

"Baiklah kita kembali ke atas panggung." Nikaido Yamato selaku leader akhirnya berbicara.

"Yama-san!" teriak Yotsuba Tamaki tidak terima.

"Tapi, kita akan tampil sebagai sub unit! Fly away akan menjadi yang terakhir! Tidak ada yang memboleh membantah ,ini perintah!" pria berambut hijau lumut itu berkata tegas.

"Kami akan tampil duluan." Tamaki langsung mengangkat. Pria bersuara biru muda itu menatap Sougo selaku patner sub unitnya.

Sougo mengangguk, ia kembali menatap Riku yang menatap mereka sedih. "Riku-kun, sekarang kau tenangkan diri dulu. Kami akan memberikanmu waktu paling lama sepuluh sampai lima belas menit untuk menenangkan diri. Bernafaslah perlahan."

Riku menatap semua teman segrupnya, tak lupa dengan manajernya dan para staff yang bersamanya dengan haru, ia mengangguk pelan. "A-arigatou.. hah..m-minna..."

Mezzo" pun segera berlari ke atas panggung lagi. Meraka kembali bernyanyi. Para fans yang tadinya kecewa mulai mengikuti irama lagu yang di bawakan oleh Mezzo"

"Fans baru selalu saja meminta encore lebih... apa mereka tidak melihat kondisi idol mereka?" gumam salah satu fans. Ia menatap kasihan pada idol yang selama ini ia dukung. Mereka harus terus berjuang dengan encore yang tidak wajar.

"Aku khawatir dengan Riku-kun. Wajahnya sudah sangat pucat tadi." Balas salah satunya.

Suara-suara itu terdengar oleh seorang gadis berambut baby pink pudar yang juga berada di sana. Sakura Nanase namanya. Manik crimsonnya menatap ke depan kosong.

"Cih, apa yang ia pikirkan?" gumamnya pelan.

"Kenapa Sakura?" tanya pemuda berambut hijau kecoklatan dengan raut tanpa emosinya. Minaduki Rui.

Sakura menolehkan kepalanya ke arah pemuda yang berada di sebelahnya. Ia menghela nafas lalu menatap ke arah panggung dimana trio pytagoras menggantikan Mezzo". Menggeleng pelan dan duduk di bangku tanpa mengalihkan pandangannya dari Rui.

"Prediksiku, si center akan tumbang tepat setelah turun dari panggung dan akan mendapat perawatan intensif sementara waktu" ucap Sakura diakhiri degusan kasar. Ia bersendekap dan menatap para fans lain yang masih berteriak heboh ditengah konser yang sudah berlangsung melebihi jam seharusnya.

[Fanfiction] Futago no Ōji-sama Where stories live. Discover now