Bab 16

144K 14.4K 654
                                    

Sesuai janji, sesudah pulang dari sekolah Beby mampir ke kantor Damian.

Dengan diantar oleh Elan.

"Bengkak," gumam Elan. Ia mengusap mata Beby pelan seraya membenarkan surai Beby.

Sedangkan Beby hanya bisa memejamkan matanya, ia sedikit malu ketika beberapa jam yang lalu kepergok menangis dihalaman belakang sekolah oleh sahabat abangnya ini. Yang akhirnya, Elan mengantarnya ke kantor Damian sepulang sekolah.

"Jangan nangis lagi," Beby sedikit menegang mendengar bisikan lembut dari El. Fyi, telinga Beby itu area yang sedikit sensitif.

Beby mendongak menatap El yang juga tengah menatapnya. Hanya bertahan beberapa detik karena Beby langsung mengerjap sebab kelopak matanya terasa berat dari biasanya. Membuat Elan kembali mengusap kelopak mata Beby menggunakan jari jempolnya.

"Masuk sana!" Setelah mengucapkan itu, Elan mengacak rambut Beby sebelum naik ke dalam mobilnya.

Beby menghela napas, ia jadi tidak percaya diri untuk bertemu Damian dalam keadaannya yang begini. Matanya masih sembab dan hidung mungilnya juga terlihat memerah.

Sebelum berbalik, Beby menatap mobil didepannya yang masih belum bergerak. Lalu ia berjalan menuju kantor Damian.

Belum sempat memasuki lobi, bahu Beby menyenggol lengan seseorang. Dengan kepala yang masih menunduk Beby berucap pelan, "maaf."

Beby hendak melangkahkan kakinya kembali sebelum sebuah tangan mencekal lengannya.

"Beby!"

Suara familiar itu membuat Beby sontak menolehkan kepalanya. "Ah, bang Dami."

Damian tersenyum, "Abang udah nung—eh Beby kenapa?"

Tangan Damian berpindah membingkai wajah Beby. "Beby nangis? Siapa yang udah buat adiknya abang ini nangis hm?"

Dengan gelagapan Beby menggeleng. Kemudian ia menaruh tangannya diatas tangan Damian yang masih menangkup wajahnya.

"Nggak ada abang, tadi Beby cuma... cuma kepleset. Ah iya jatuh nih!" Beby menunjuk sebuah luka kecil dilututnya. Hanya goresan kecil yang tak sengaja Beby dapatkan ketika bertemu dengan Azka tadi. Dan membuat luka itu sebagai sebuah alasan.

Damian berdecak, "kenapa gak hati-hati."

Ia melirik luka itu. "Kita obati dulu sebelum makan," lanjut Damian.

Beby tersenyum tipis dan mengangguk.

***

Gadis itu menatap lekat kegiatan Damian yang memotong-motong steak menjadi bagian lebih kecil.

"Biar Beby mudah makannya," ujar Damian dengan menyodorkan sepiring daging yang sudah diiris menjadi potongan-potongan kecil.

"Makasih" ucap Beby lirih.

Damian tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. "Tadi Beby diantar siapa?"

Pertanyaan Damian membuat Beby mendongak, "diantar temen bang Nio" katanya kemudian beralih kembali memakan steak.

Damian mengernyit lalu mengangguk.

"Oh ya, abang tadi nelpon Beby loh kok gak diangkat?"

Beby mengangkat kepala dengan pipi yang sedikit mengembung. "Beby gak bawa hp-nya takut nanti ilang."

Damian tertawa gemas, "gak akan hilang nanti kalo hilang beneran tinggal beli lagi."

Mata Beby membola. "Buang-buang uang abang," protesnya.

"Gak apa-apa cuman beli hp doang gak bakal jadiin abang bangkrut Beby," kekeh Damian.

Beby memiringkan kepalanya, ia sedikit tak menyangka jika Damian yang dingin saat pertama bertemu dengannya ini memiliki sisi arogan.

"Ih abang sombong,"

Bukannya tersinggung oleh perkataan adiknya Damian justru tertawa lepas. Membuat Beby juga turut tersenyum lebar menampilkan sederet giginya yang rapi. Sejenak Beby melupakan pertemuannya dengan Azka disekolah yang tak mengenakkan.

"Abang sering-sering tertawa ya, soalnya Beby suka liat pipi abang yang punya lubang." Beby menekan kedua pipinya sendiri menggunakan kedua jari telunjuknya.

Damian tersenyum tipis, "abang akan melakukannya kalo sering sama Beby."

Beby mengangguk diikuti tepukan kecil.

Setelah selesai makan siang mereka hendak meninggalkan tempat mereka tadi sebelum sebuah suara terdengar memanggil.

"Bunny"

Panggilan dan suara itu terdengar familiar ditelinga Beby sehingga membuat ia menoleh ke asal suara.

Dan netra Beby tertuju pada seorang pria yang seumuran dengan Damian kini tengah melangkah mendekatinya.

"Bang Ai?"

Hal itu membuat Damian memasang wajah tak suka ketika Beby mengenalinya.



Tbc

Aku Kambekkkkkkkkkk ≧▽≦

Sorry lama and dikit, soalnya otakku lagi mampet ´ ▽ '
Yang udah Pjj online lagi semangat yakkkkkkkk💪💪

Sorry lama and dikit, soalnya otakku lagi mampet ´ ▽ ' Yang udah Pjj online lagi semangat yakkkkkkkk💪💪

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bang Ai???

VOTE!!!
KOMEN!!!

Minggu, 19 Juli 2020

alalaylay

Beby and Brother's [TERBIT]Where stories live. Discover now