Part 30

1.9K 104 11
                                    

"Cio!"
"Al"

Ify yang lebih dulu sadar dan melihat keberadaan Cio dan Al di sana, tentu sangat terkejut. Ia refleks langsung mendorong dada bidang Alvin, agar tubuh pria itu menjauh darinya.

"Ya ampun, son. Sejak kapan kalian di sana? " Ucap Alvin yang juga tidak kalah terkejut dengan Ify. Ia merasa bersalah sudah melakukan adegan barusan bersama Ify di kantor. Ia tidak menyangka kedua putranya datang ke kantornya secara tiba-tiba, dan melihat adegan yang tidak pantas dilihat oleh anak-anaknya itu.

"Sejak tadi Dad, sejak Daddy dan Mommy melakukan itu. " Jawab Cio. Kedua tangannya kini sudah tidak lagi menutup kedua mata Al.
"Tadi kenapa Mommy sama Daddy ciuman di bibir? " Tanya Al bingung dan penasaran.
Tentu pertanyaan itu membuat Alvin dan Ify bingung harus menjawab apa. Rasanya mereka sudah seperti maling yang sedang tertangkap basah.

"Ehmm.. tadi itu...
"Tadi itu apa Dad? Al penasaran nih. "
"Son, kalian itu salah lihat. Tadi itu Mommy sama Daddy tidak sedang ciuman di bibir. Mata Mommy Ify tadi kelilipan dan Daddy bantu tiup supaya tidak kelilipan lagi. Tadi posisinya Daddy sama Mommy terlalu dekat, jadi seperti sedang ciuman. Ya kan Mommy Ify? " alibi Alvin. Yah hanya alibi itu yang ada di kepalanya saat ini. Ia tidak mungkin jujur kepada Al, kalau mereka memang tadi sedang berciuman.
"Eh iya sayang, Daddy benar. "
"Daddy sama Mommy gak lagi bohongin Al kan? "
"Daddy bohong, Al. Orang tadi Kak Cio lihat dengan jelas Daddy sama Mommy lagi ciuman. "
"Jangan dengarkan Kak Cio! Masa Daddy sama Mommy tega bohongin Al. "
"Jadi yang benar yang mana? "
"Kamu gak percaya sama Mommy? "
"Bukan begitu Mom, tapi...
"Sudah-sudah, kita tidak perlu bahas hal yang tidak penting ini. Yang jelas tadi Daddy dan Mommy tidak sedang ciuman, kalian harus percaya itu. "
"Iya-iya deh. Kita percaya saja Al, sama Daddy dan Mommy. "
"Iya Kak. Oke Al percaya sama Daddy dan Mommy. "
"Nah begitu dong. Terima kasih kalian sudah percaya sama Daddy dan Mommy. By the way, kenapa kalian bisa di sini?
"Al tadi saat pulang sekolah, tiba-tiba mau ketemu sama Mommy. Jadi Al ngajak Kak Cio buat datang ke sini. "
"Kenapa kalian tidak hubungi Daddy dulu, kalau mau datang ke sini? Terus tadi juga kalian main masuk begitu saja, tanpa ketuk pintu dulu. "
"Iya Al minta maaf. Tadinya kita mau kasih surprise buat Daddy dan Mommy. "
"Ya ampun, pakai surprise segala son."
"Hehe, biar seru Dad. "
"Kebetulan kalian datang ke sini. Ini Daddy sudah pesan banyak makanan. Lebih baik sekarang kalian makan dulu."
"Iya Dad. " Ucap Al dan Cio berbarengan.
Akhirnya mereka semua makan siang bersama, layaknya seperti sebuah keluarga bahagia.

"Habis ini kalian langsung pulang ya. " Ucap Ify di sela-sela mereka makan.
"Yah Mom, masa langsung pulang. " Protes Al.
"Memangnya kalian mau ngapain lagi di sini? "
"Ya main sebentar lah sama Daddy dan Mommy. "
"Al, di sini bukan tempat bermain ya. Mommy sama Daddy juga masih harus kerja. "
"Tapi Mom...
"Tidak ada tapi-tapian. "
"Sudah biarkan mereka di sini, Fy. " Ucap Alvin.
"Iya tuh Dad, Mommy gak seru. Masa Al sama Kak Cio gak boleh main di sini. "
"Tidak bisa,Vin. Kalau mereka tetap di sini, takutnya mereka malah menganggu kita kerja. "
"Aku percaya kok, mereka tidak akan menganggu kita. "
"Pokoknya habis ini mereka harus pulang. Titik! "
"Ya sudah. Maaf ya son, sepertinya kalian harus kembali ke rumah setelah ini. "
"Iya tidak apa-apa, Dad. Ya sudah kita pulang saja yuk, Kak. Aku sudah selesai makannya. Kakak juga sudah selesai kan?" Ucap Al.
"Iya sudah. Ayo kita pulang! Dad, Mom, Cio sama Al pulang dulu ya. "
"Iya sayang. Kalian hati-hati ya di rumah nanti. "
"Iya Mom. " Ucap Cio dan Al berbarengan.
"Cio, nanti di rumah kamu jaga adik kamu baik-baik ya. "
"Iya Dad. "
"Ya sudah kita pulang ya. Bye Dad, Mom!" Pamit Cio.
"Bye Dad, Mom! " Pamit Al.

"Eh tunggu dulu. " Ucap Alvin, ketika Al dan Cio hendak keluar dari ruang kerjanya.
"Kenapa Dad? "
"Daddy mau cium anak-anak Daddy yang ganteng ini dulu. Cup! " Alvin mencium kening Al dan Cio bergantian.
"Ya ampun Daddy berlebihan deh. Cio pikir ada apa. "
"Kamu gak suka dicium Daddy? "
"Gak suka. "
"Anak kurang ajar. "
"Iya nih Kak Cio. Kan enak dicium Daddy. Itu artinya Daddy sayang sama kita. "
"Tapi Kakak kan sudah besar. "
"Iya tahu deh, anak Daddy yang satu ini sudah besar. Ya sudah, sekarang kalian boleh pulang. Pak Ujang pasti sudah menunggu kalian di bawah. "
"Iya."

He is My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang