Part 29

2.2K 103 18
                                    

Hal baru yang menyenangkan bagi Alvin saat dia tiba di rumah,  selepas ia bekerja adalah disambut oleh Al. Seperti saat ini, ia sudah disambut oleh Al ketika ia sudah berada di depan pintu rumah.

"Daddyyy! " Seru Al.
"Hai son! "
Alvin memeluk tubuh mungil anaknya, setelah ia berhasil menyamakan tingginya dengan Al.
"Ayo Dad, kita masuk! Daddy pasti capek banget. " Ucap Al ketika Alvin sudah melepaskan pelukkan mereka.
"Ayo son! "

Al menarik tangan kekar Alvin, lalu mereka berjalan masuk ke dalam rumah.
"Mommy Ifynya mana? "
"Lagi nyiapin makan malam, Dad. Ayo kita duduk dulu di sini! "
"Oke." Alvin menyetujui  ajakan anaknya untuk duduk di salah satu sofa yang ada di ruang keluarga.

"Emm, Dad, Al mau tanya sesuatu sama Daddy. "
"Tanya apa, son? "
"Daddy tahu gak, kenapa Mommy Ify melarang Al buat ketemu sama Daddy Cakka? "
"Memangnya Mommy Ify melarang Al bertemu Daddy Cakka? "
"Iya Dad. Tadi pas Al pulang sekolah, ada Daddy Cakka sama tante cantik datang ke sana. Kata Daddy Cakka, Daddy kangen sama Al. Makanya Daddy Cakka datang ke sekolah Al buat ketemu Al. Terus gak lama Mommy datang jemput Al. Mommy marah pas lihat ada Daddy Cakka di sana. Mereka sempat berantem gitu, Dad. Habis itu Mommy langsung ajak aku pulang. Waktu di taxi, Mommy bilang Al gak boleh ketemu sama Daddy Cakka. Kalau Al ketemu Daddy Cakka, Mommy bakalan marah besar. "
"Apa? Daddy Cakka datang ke sekolah Al?"
"Iya Dad. Kenapa Daddy kaget begitu? Memangnya salah ya kalau Daddy Cakka datang buat ketemu Al? "
"Tidak salah, son. Daddy cuma kaget saja, tiba-tiba Daddy Cakka datang ke sekolah Al. Memangnya Mommy Ify tidak bilang alasannya kenapa Al tidak boleh ketemu sama Daddy Cakka? "
"Kalau Mommy kasih tahu, ngapain Al tanya ini ke Daddy. "
"Oh iya ya. Daddy sih gak tahu apa alasannya. Tapi lebih baik kamu ikuti saja dulu apa kata Mommy kamu. Nanti kalau kamu sudah besar, kamu pasti akan tahu alasannya. "
"Ya sudah deh kalau Daddy gak tahu. "

"Al, apa Daddy boleh gantian tanya sesuatu sama kamu? "
"Boleh Dad. Daddy mau tanya apa? "
"Apa Al sayang banget sama Daddy Cakka? "
"Kenapa Daddy menanyakan itu? Ya sudah pasti Al sayang banget sama Daddy Cakka. Dari Al kecil, Daddy Cakka yang selalu nemenin Al main dan selalu menuruti apa yang Al minta. "

Mendengar jawaban Al, membuat Alvin meringis. Ia merasa bahwa dia adalah sosok ayah yang jahat, yang tidak pernah ada bersama putranya sejak ia masih kecil. Malah orang lain yang selalu ada bersama putranya itu.

"Maafkan Daddy Al. Daddy tidak pernah menemani kamu main dan menuruti semua kemauan kamu sejak kecil. Malah Daddy Cakka yang melakukan itu semua untuk kamu. "

"Satu lagi pertanyaan Daddy. Apa kamu saat ini merasa kangen sama Daddy Cakka? "
"Jujur sih kemarin-kemarin Al kangen banget sama Daddy Cakka. Tapi karena tadi Al sudah ketemu sama Daddy Cakka, Al sudah gak kangen lagi sama Daddy Cakka. "
"Oh begitu. Syukurlah rasa kangen kamu sama Daddy Cakka sudah terobati. "
"Memangnya kenapa Daddy menanyakan itu? Daddy cemburu ya sama Daddy Cakka? "
"Ah tidak, son. Daddy hanya ingin menanyakannya saja. "
"Daddy pasti cemburu sama Daddy Cakka. Tenang saja Dad. Al juga sayang banget sama Daddy Alvin dan Al juga gak mau jauh-jauh dari Daddy Alvin. "

Alvin hanya tersenyum menanggapi ucapan Al barusan. Ia kemudian memeluk erat tubuh sang anak.

"Daddy juga sayang banget sama Al dan gak mau jauh-jauh dari Al. " Ucap Alvin di sela-sela pelukan mereka. Alvin merasa senang, perlahan Al sudah mulai menerima kehadiran dirinya di dalam kehidupan Al.

"Al! " Tiba-tiba terdengar suara Ify yang sudah berdiri di hadapan mereka. Sontak Alvin dan Al melepaskan pelukan mereka. Jujur saat Ify melihat Alvin dan Al saling berpelukan, hati Ify terasa menghangat.
"Iya Mom. "
"Daddynya baru pulang kerja, kok malah kamu ajak ngobrol? Harusnya kamu suruh Daddy mandi, habis itu ajak Daddy makan malam. Itu dari tadi Mommy sudah siapin makan malamnya loh. "
"Hehe, iya Mom. Ya sudah, lebih baik sekarang Daddy mandi. Habis itu kita makan malam, Dad. "
"Ehmm son, Daddy mau bicara berdua dulu sama Mommy. Apa boleh Al sekarang ke ruang makan duluan? Daddy janji bicaranya cuma sebentar saja. "
"Oke Dad, boleh. Al tunggu di ruang makan ya. "
"Iya son. "

He is My SonOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz