19 || Rindu

2.2K 217 14
                                    


~oOo~

Sinar Mentari bercahaya keemasan nampak menyeruak Indah, memasuki celah-celah tirai jendela kaca yang sedikit tersingkap. Seberkas cahaya menyilaukan yang terang, mengganggu tidur lelap seorang wanita yang tengah hamil tersebut. Kelopak mata indahnya bagaikan kelopak mawar cantik, perlahan terbuka memancarkan sinar kemilaunya dari sepasang bola mata coklat gelap yang tampak manis. Ia mengerjap pelan, seraya bangun dari tidurnya.

Ia mengusap-usap pinggang belakangnya yang terasa sedikit sakit karena tidur dalam posisi miring. Kehamilannya yang mulai membesar, tentu saja mempengaruhi kenyamanannya dalam tidur. Ia harus berhati-hati agar tidak menyakiti calon buah hatinya, yang bergelung nyaman di dalam kandungannya.

Bibirnya meringis pelan kala hendak beranjak dari ranjang. Ia berniat untuk keluar kamar menuju dapur untuk minum. Mendapati kakak perempuannya yang sibuk berkutat di dapur untuk membuat sarapan pagi untuk sang suami. Wajahnya langsung muram, pikirannya tertuju pada suami yang ia tinggalkan hanya karena kemarahan dan kekecewaan yang menguasai hatinya. Apakah yang dilakukannya sudah keterlaluan? Apakah dia sudah bangun? Bagaiaman dengan sarapannya? Apakah tidurnya nyenyak dan tidak kesiangan?

Ah, memikirkannya membuat kepala Eunbi terasa berputar pening. Ia segera menghampiri kulkas dan mengambil air. Menyapa kakak iparnya dan kakaknya yang sedang memasak. Meneguk minumnya sekali teguk hingga tandas dan tak tersisa. Kepalanya menoleh pada Sojung, "Mau kubantu, Eon?"

Sojung mematikan kompornya lantas menjawab, "Tidak perlu. Aku tidak mengizinkanmu untuk melakukan pekerjaan berat. Lagipula ini sudah tugasku sebagai seorang istri. Kau sudah meminum susumu, Eunbi?" Sojung meletakkan secangkir kopi hitam untuk suaminya yang sangat menyukai kopi racikannya.

Eunbi mendengus pelan, kembali teringat pada suaminya yang akhir-akhir ini pun melarangnya melakukan apapun termasuk memasak. Apa ia merindukannya, sekarang? Sudah lima hari terakhir ia menginap dan berdiam diri di rumah kakaknya. Ia penasaran dengan keadaan suami yang di tinggalkannya itu. Ia menggeleng pelan, "Belum, Eonnie. Mungkin setelah sarapan nanti?"

Sojung mengangguk mengerti, "Baiklah, terserah padamu. Oh ya, Kau sudah mengidam? Bukankah kehamilanmu sudah memasuki 6 bulan, Eunbi?"

"Hm, belum sepertinya. Aku belum menginginkan apapun," Ia terdiam sesaat saat dadanya merasa sesak tiba-tiba. Pikirannya langsung tertuju pada suaminya. Sebenarnya ia ingin sekali bertemu namun otaknya menolak untuk menuruti keinginannya itu. Ia masih belum siap, atau mungkin- ia merasa malu menemui suaminya lebih dulu. Lihat, bahkan Jungkook tidak mengunjunginya ataupun menghubunginya lagi. Apakah pernyataan cinta Jungkook hanya omong kosong belaka dan bualan lelucon ringan? Terdengar meragukan sekarang.

Eunbi menghela napas panjang, ia menundukkan wajahnya dengan ekspresi sayu. Dan hal itu tak luput dari pandangan tajam namun tenang milik Jongwoon. Selama ini sebenarnya Jongwoon terus memantau dan mengawasi Eunbi atas permintaan Jungkook. Jongwoon tahu tidak mungkin Jungkook melepaskan dan membiarkan Eunbi begitu saja tanpa ingin mengetahui kabar istrinya. Ia mendesah berat, merasa malas karena ia bukan orang yang suka ikut campur tentang urusan orang lain. Namun, bagaimanapun Jungkook adalah adik iparnya sekarang termasuk Eunbi.

"Kau tahu, Eunbi? Aku sangat meragukan cinta Jungkook padamu. Lihat, dia bahkan tidak ada tanda-tanda ingin menjemputmu. Huh, dasar pria bodoh! Aku benar-benar ingin mencincangnya sekarang. Jika dia hanya mempermainkanmu, aku akan benar-benar mengadukan hal ini pada Daddy dan Mommy. Agar mereka bertindak lebih cepat untuk memisahkan kalian!" ujar Sojung dengan berapi-api, kemarahannya yang meletup membuat Jongwoon menghela napas frustasi.

My Little Wife || BTS JUNGKOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang