Sebenarnya sudah lama laki-laki ini menganggumi (Namakamu). Ketika mendengar bahwa Iqbaal menyakiti (Namakamu), Nadhif ingin sekali memukul wajah Iqbaal. Namun, ia tidak bisa. Maka dari itu ia hanya bertanya pada teman-teman gadis ini. Pengecut memang. Namun, Nadhif bukan tipe laki-laki yang senang merebut kekasih orang lain. Dan yang ia lakukan ini bukan merebut kan?

Setelah berhasil memakirkan mobilnya di parkiran luar sekolah, Nadhif dan (Namakamu) keluar bersamaan.

Di dekat gerbang sekolahnya terdapat Cassie, Steffi, dan juga Salsha yang langsung menatap mereka berdua. Di jalan tadi, mereka memang saling mengirim pesan dan (Namakamu) meminta untuk menunggunya karena perempuan ini ingin bercerita.

"Dhif, gue bareng mereka ya? Nggak papa kan?" ujar (Namakamu) seraya jarinya menunjuk ketiga sahabatnya itu.

Nadhif mengangguk paham, tangannya terulur untuk mengacak rambut perempuan itu. "Gue duluan ya?"

(Namakamu) tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Nadhif. Laki-laki itu berjalan meninggalkannya dengan tangan yang berada di kantung celananya. Setelah tidak melihat punggung Nadhif lagi, perempuan itu berjalan menuju sahabatnya seraya tersenyum lebar. Ia menahan suaranya.

"IM SO HAPPYYYYYY!" jerit (Namakamu) tertahankan. Ia tahu ini masih pagi, maka dari itu ia berusaha mengecilkan suaranya.

"I told you! He is better than Iqbaal, right?" goda Salsha seraya menaik turunkan alisnya.

Keempat gadis itu berjalan beriringan dengan saling menggoda (Namakamu). Mereka senang ketika melihat raut bahagia di wajah (Namakamu). Ketika bersama Iqbaal, mungkin ia bahagia. Namun, sakit itu juga ikut timbul.

"By the way, gue undangan ambil Udayana."

"The heck?! Nggak jadi UI? Yah lo kok balik ke Bali sih?" ujar Cassie seraya menyelipkan rambutnya ke belakang daun telinga.

"Nggak papa. Gue cape aja kalo di apartemen, nggak ada yang bantuin," jawab (Namakamu).

"Jangan kode supaya dibantuin bersihin apart deh."

"Idih, siapa yang ngekode sih?" kesal (Namakamu) kepada Salsha.

Mereka bertiga terkekeh. Ketiga gadis ini tahu betul mengapa sahabatnya itu ingin kembali ke daerah asalnya. Daerah di mana semua keluarganya tinggal.

"Gue sebenernya daftar beasiswa di Inggris, doain ya?" ujar Cassie seraya meringis.

"Tuhkan! Lo aja lebih jauh," kesal (Namakamu) lagi. Mereka bahkan tidak akan menyangka jika akan terpisah seperti ini.

"Kita pada misah ya ternyata? Kalian kan tau gue udah ambil talent scouting UI. Nggak tau sih keterima apa enggak, tapi kalo seiyanya diterima ya gue dua tahun di UI, dua tahun lagi di luar," ujar Steffi seraya mengingatkan sahabatnya itu.

Salsha menjentikkan jarinya. "Oh iya. Sukses ya kalian? Doain gue supaya dapet STIN."

"DEMI APA? Lucu banget sih kalo kita bakal punya temen jadi anggota BIN." (Namakamu) berteriak histeris.

"Pokoknya kita tiap tahun harus ketemu! Usahain!" ujar Cassie memaksa.

"Bener banget, ganti-gantian aja. Tahun ini, di tempat (Namakamu). Tahun depannya di tempat Steffi. Gitu-gitu aja," usul Salsha kepada sahabatnya.

"Ah. I will miss you guys!" ujar (Namakamu) berlebihan.

"Lebay!" hardik ketiga temannya.

"Ih UN tuh bentar lagi tau! Minggu depan aja udah USBN."

"Iya sih. Jadi gimana (Namakamu) sama Nadhif?" ledek Salsha lagi.

(Namakamu) mendengus. Temannya ini suka sekali menggodanya. Ia tidak akan pernah bisa mengelak jika sudah berurusan dengan mereka. 

"Enough okay? Gue nggak mau ngeliat lo nangisin cowok lagi. Tapi, Nadhif tau nggak lo mau di Bali?" tanya Steffi kepada (Namakamu) seraya menduduki bangku di kelas mereka. Lalu mereka saling berhadapan, walaupun terhalang meja itu tidak menjadi masalah untuk keempatnya.

"Udah lah. You guys have to know it, dia ambil BIFA."

"DEMI APAA? Fix banget sih!" ujar Cassie seraya tertawa.

"I will support you, Sis. Dont let anyone hurt you again, okay?"

"Thankyou so much!" (Namakamu) memeluk Salsha dengan erat, lalu ia mencium pipi sahabatnya yang sedikit tembam itu.

"(Namakamu)? Ada yang nyari," ujar Dianty, teman sekelasnya yang satu sekolah menangah pertama dengan Iqbaal. Perempuan ini yang sering (Namakamu) minta bantuannya untuk memantau Iqbaal.

"Siapa, Dan?" tanya (Namakamu) dan langsung di balas gelengan oleh Dianty.

"Banyak, rame banget."

(Namakamu) mengernyitkan alisnya. Namun, gadis itu tetap berjalan ke arah pintu kelas.

Ketiga sahabatnya bertanya dengan bahasa isyarat kepada Dianty yang saat ini sedang mengeluarkan ponselnya dan mengarahkan ke arah (Namakamu).

Dianty yang paham akhirnya berbicara tanpa suara. Promposal.

Ketiga gadis tersebut melotot. Bahkan mereka tidak tahu siapa yang akan mempromposal sahabatnya itu. Lalu dengan gesit mereka melakukan hal yang sama dengan Dianty. Lalu menyusul (Namakamu) dengan cepat.

(Namakamu) yang saat ini berada di pintu kelasnya, terkejut ketika melihat banyak anak laki-laki seangkatannya yang memberinya seikat mawar yang isinya terdapat lima tangkai. Sekitar ada sepuluh orang yang memberinya. Satu orang, satu ikat.

(Namakamu) bingung bukan main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Namakamu) bingung bukan main. Bahkan bunganya ia taruh di bangku yang berada di depan kelas saking banyaknya. Tanpa berniat membantu, banyak teman perempuannya yang mengabadikan momen itu pada ponselnya masing-masing. Yang mungkin nantinya akan mereka unggah di social media masing-masing.

Ketika teman laki-laki yang terakhir menghindar. Di sana ada sosok laki-laki yang membawa bunga mawar putih entah berapa tangkai. Intinya bunga itu adalah bunga paling besar dari yang lainnya. (Namakamu) pun mendengar jeritan dari teman-teman perempuan seangkatannya yang saat ini berada di sekelilingnya.

 (Namakamu) pun mendengar jeritan dari teman-teman perempuan seangkatannya yang saat ini berada di sekelilingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apalagi ketika laki-laki itu berbicara.

"Can i steal you for prom?"

-To be continue-

Dahlah gantungin dulu. Ayo tebak siapa?

Yang udah baca di fanpage diem ye pada wkkwkwkw.

Suka nggak? jawab!! WKWK

-Nana.

Good Enough (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang