Sore Ngakak

111 10 0
                                    

Semenjak mereka bertiga dateng nih ke rumah sakit, satu ruangan serasa kek digempur sama pasukan tentara yang lagi pada perang. Ini tuh rumah sakit, bukan aula konser.

"Gimana keadaan anak-anak sekarang?" "Maapin gue ya... Gue di skors padahal sekarang waktunya tanding!" -gue yang lagi ngobrol sama Axel sementara yang lain lagi pesta soda di sofa

"Iya kok gapapa! Toh juga basipun lo nggak di skors gue gabakal ijinin lo masuk ke pertandingan sama luka lo itu!" -Axel yang lagi sandaran di tembok sambil natap gue dengan tampang pangerannya

"Tapi sumpah gue kangen banget sama anak-anak padahal baru 2 hari hikss... " -gue

"Gue juga pengen lo cepetan masuk lagi! Tapi luka lo sembuhin dulu!" -Axel

"Pertandingan kemaren sama SMA Rutfi gimana?" -gue

"Oh SMA elit yang itu? Keknya kita menang selisih 1 poin deh!" -Axel

"Ihh... Gila! Pasti tekanannya berat tuh disana!" "Kenapa gue pake sakit segala sih? Se enggaknya klo gue gabisa ikut pertandingan, gue pengen nyorakin kalian yang lagi berjuang buat sekolah!" "Gue emang bukan anggota yang baik buat kalian hikss... " -gue

"Udah gaperlu dipikirin! Gue juga udah bilang ke anak-anak klo lo lagi di rumah sakit!" "Palingan juga bentar lagi mereka pada dateng!" -Axel

"Tapi rambut gue gimana? Ini udah agak panjangan dikit!" "Klo mereka tau gue cewek gimana? Ntar pelatih nyuruh gue keluar dari tim gimana?" -gue

"Soal itu... Kenapa lo nggak tanya aja sama cowok yang lagi telponan disana?" -Axel nunjuk ke arah Aksa

"Oh iya! Waktu itu gue pingsan kan?" "Pasti dia yang bawa rambut gue!" -gue

"Sa! Lo bawa kemana wik gue?" -gue tanya dari atas kasur

"Cari aja di tas gue!" -Aksa yang masih aja sibuk telponan

"Tuh anak telponan sama siapa sih?" "Lagi diajak omang jugak gak lepas dari telpon! Emang jadi direktur itu susah ya!" -gue natap dia datar

"Jengjeng... Akhirnya ketemu!" "Gimana Xel penampilan gue? Nggak beda sama yang di sekolah kan?" -gue senyum lebar

"Hmm... " -Axel yang cuma senyum sambil ngangguk

"Permisi... Apa bener ini kamarnya Yasa?" -tanya seorang yang langsung buat gue noleh

"Keknya bener ini kamarnya! Tuh anaknya tuh!" "Udah jalan-jalan aja Yas! Gimana keadaan lo?" -tanya anggota 1

"Uwiihhh... Kamarnya gede banget!" "Yas! Lo anak konglomerat ya?" -anggota 2 yang seketika buat gue mikir

"Iya juga? Kamarnya kok gede banget ya?" "Bisa-bisa uang gue dadal nih kena rumah sakit doang!" -batin gue yang seketika langsung jalan keluar kamar loyo sambil bawa sepatu sekolah

"Loh loh Nja! Lo mau kemana?" Ngapain bawa sepatu?" -anggota 3 yang langsung direspon semua anggota sama sohib gue yang lagi pesta soda, nggak terkecuali sama si Aksa

"Mau kemana lo?" -Aksa nepuk pundak gue sambil nunjukin laser matanya

"Uang gue bisa dadal klo gue terus-terusan nginep di kamar rumah sakit kelas A... Nggak... Kelas S keknya ini!" "Gue mau pulang aja!" -gue yang masih dalam pandangan kosong

"Tapi kita kesini buat njenguk lo! Masa lo mau pulang gitu aja?" anggota 4

"Klo gitu jenguk gue di rumah gue aja ya?" -senyum gue kepaksa

***

Dan pada akhirnya jugak gue gabisa menang ngelawan mereka. Padahal di sekolah mereka itu barbarnya minta ampun, tapi klo marah ke gue rasanya gue udah kek mau di keroyok warga sekampung.

Dan apa yang paling bikin gue kaget? Si Aksa itu yang awalnya udah bikin gue bonyok waktu pertama kali ketemu tapi ntah kenapa lama-kelamaan gue ketemu sama dia, dia jadi kek perhatian gitu sama gue.

"Emang gue perhatian sama dia?" "Perasaan adanya gue malah nyiksa dia deh!" -Aksa

"Ah yang bener? Toh selama ini lo gapernah tunjukin wajah asli lo ke semua cewek kecuali si Senja!" -Raka

"Iya itu mungkin karna si Aksa yang iseng aja ngasih perhatian ke Senja!" -si bule

"Ha? Iseng gimana maksutnya?" "Gapaham gue!" -Arya

"Gini loh... Tiap orang ngasih perhatiannya kan beda-beda ke orang lain!" "Mungkin kali ini si Aksa itu tipe orang yang iseng ngasih perhatiannya yang kejam itu sama Senja!" -si bule

"Ha? Perasaan gue nggak ngerasa ngasih perhatian berlebih ke dia!" -Aksa

"Oh gue tau!" "Kan abang iblis satu ini kan perhatiannya dalam bentuk yang kejam klo sama Senja!" "Bang! Gimana perasaan lo waktu buat si Senja diem nggak berkutik?" -Arya

"Gue waktu liat dia nggak berkutik?" "Pffttt... Ngakak bener sumpah! Mukanya itu loh udah kek anak culun padahal biasanya kan omongannya itu lebar banget hahaha... " -Aksa

"Tuh kan bener! Dia suka cuma iseng aja!" -si bule

"Oh gitu toh cara kerjanya! Jadi dia kasih perhatian ke Senja gara-gara mukanya yang culun waktu diem gitu?" "Makanya dia jadi suka liat wajahnya Senja yang kek gitu!" -Raka

"Oee... Ka! Lu klo njelasin bikin gue yang awalnya paham malah jadi gapaham!" "Lo paham nggak sih?" -Arya

"Nggak usah dipikir! Toh dia klo njelasin sesuatu pake caranya sendiri!" -Aksa

"Bang! Lo juga keliatan nggak tertarik sama Raka!" "Gue denger dia adek lo kan! Apa perhatian lo nggak mempan sama Raka?" -Arya

"Nggak mempan? Keknya emang gitu!" "Perhatian khusus buat dia emang jungkir balik!" -Aksa

"Nih anak bahkan sama adeknya sendiri ngelakuin tendang putar balik kah?" -Arya nggak nyangka

"Kalian pada bahas apasih? Kok daritadi telinga gue rasanya panas?" -gue yang tiba-tiba nyamperin mereka

"Kita lagi bahas topik kenapa Aksa perhatian sama Senja?" -Raka

"Ha? Topik apaan tuh gaguna banget!" "Aksa perhatian sama gue? Keknya gak mungkin!" -gue

"Mungkin dia cuma iseng kasih perhatiannya ke Senja!" -Axel

"Dia peka!" -batin si bule, Raka, Arya kompak

"Si ketua karate kasih perhatian sama Yasa?" -anggota 5

"Kalian gay yah?" -anggota gue kompak

"Maksut gue disini! Perhatiannya si Aksa ke Yasa itu dalam bentuk siksaan!" -Axel senyum

"Hah?" -masih tetep kompak

"Ssstttttttt! Kalian jangan berisik!" "Boneka setan gue lagi tidur tuh!" -gue nunjuk ke arah Anabel yang tidur pules diatas sofa

"Eh Yas! Sebenernya Arabel itu siapa lo sih?" -anggota 3

"Dia itu kakak gue!" -gue

"Hah?" -kompaknya dipertahankan

I am Not a ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang