Quartodecimo

1K 170 49
                                    


•°×°•


-Ekhhm

Plakkk!!

"Aaakk!!"

Suho mengaduh kuat ketika tangan Changbin dengan ringan memukul dadanya mengahasilkan suara yang cukup nyaring. Sedangkan si pelaku tengah sibuk menyembunyikan semunya yang memerah berkat ucapan yang barusan Suho katakan.

"Ya-ya udah! Obatin sendiri sana!"

Suho menutup dadanya yang sempat terekspos itu, kembali mengancingkan kemejanya seperti sedia kala. Dengan rintisan pelan ia melirik Changbin dengan telinga memerah pekat, dalam diam tersenyum kecil melihat respon anak itu.

"Kamu yakin gak mau bantuin? Apa mau turun disini aja?"

Changbin menoleh kembali ke arah Suho, memandang pria itu tak percaya dengan apa yang barusan di utarakan.

"Kok ngancemnya gitu? Gak adil."

Suho mengendikkan bahu berpura-pura tak peduli, "kan kamu penyebabnya. Salah sendiri."

"Ck, yaudah iya-iya saya obatin! Ke rumah aku cepet, dirumah ada p3k!"

Remaja itu mendecak kesal, tidak terima bagaimana kini wajah Suho menampilkan ekspresi tengil yang tidak disangka dimiliki oleh pria itu. Bahkan ia hanya bersidekap sembari tanpa sadar mengerucutkan bibir cemberut.

Kalau dipikir-pikir, Changbin cukup menggemaskan juga ketika salah tingkah.

Baiklah, tidak.


•°×°•


Changbin mengendarkan pandangannya bingung ketika mobil Suho memasuki sebuah rumah yang bisa dibilang cukup luas dan besar, yang tentu saja bukan rumahnya. Kelopaknya mengerjap beberapa kali untuk sekedar mengingatkan sejak kapan halaman rumahnya punya pilar besar dan taman luas.

Ini bukan lingkungan rumahnya, sudah barang tentu.

"I-ini rumah??"

"Rumah saya," jawab Suho singkat.

Mulut Changbin terbuka lebar, ingin memprotes namun ia dikejutkan dengan pintu mobil di sisinya yang dibuka dari luar. Memperlihatkan sosok pria paruh berpakaian rapi, membungkukkan badan padanya sebagai sapaan hormat.

"Tolong di cuci ya, Paman."

Suho kembali melirik remaja yang kini memasang raut terkejut, dan kembali terkekeh untuk kesekian kalinya berkat reaksi anak itu.

"Cepet turun, kamu nggak mau sekalian di cuci kan?"

Setelah dapat mengolah situasi tak terduga itu, Changbin lagi mendecak sebal. Dengan gerutuan yang lolos secara runtut dari bibirnya sembari membawa diri untuk keluar dari mobil tersebut.

"Siapa, tuan?"

Suho menyerahkan kunci mobilnya pada pria paruh baya tadi kemudian tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya tentang Changbin.

"Gak tau, mungut di jalan."

Changbin tertawa kikuk, ingin sekali rasanya menendang pantat Suho yang kini tengah membelakanginya, namun demi citra polosnya ia harus sabar.

"Saya tinggal ya, Paman."

Dan dengan itu Suho tanpa perintah membawa Changbin masuk ke dalam rumahnya. Yang diikuti dengan hentakan kaki dongkol dari yang lebih muda. Pundak Suho bergetar menyalurkan tawa, meski tidak dapat melihat namun tetap saja terasa begitu menggelikan melihat Changbin sedang pundung.

[23]Sagum ( 커튼) | K. Suho x S. Changbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang