38. Force to Admit It

21.9K 3K 1.1K
                                    

Aku ada info, book ini akan aku bukukan.
Aku open PO setelah ini ending, sekitar 2 chapter lagi :)
Benerfit bukunya akan ada ekstra chapter yang pastinya cuma ada di dalam buku. Selain itu ada spesial benefit lainnya untuk 50 pembeli pertama. Jangan lupa nabung!^^


(------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi-


-Play music please-

Jeno menunggu Jaemin di dalam mobilnya setelah menghubungi jika dia sudah sampai. Saat menunggu, ponselnya berdenting menandakan pesan masuk. Mata Jeno seketika menajam setelah melihat apa yang di kirim salah satu kawannya. Tak selang lama Jaemin pun datang dengan senyum manisnya seperti biasa.

"Maaf agak lama, manajerku masih ada di dorm jadi aku harus punya alasan yang tepat untuk pergi."

"Ya, bukan masalah." balas Jeno lalu memeluk pria manis itu dan mencium bibirnya dengan sedikit melumat. Jaemin ikut memeluk pria itu dan membalas lumatannya penuh perasaan. Setelahnya Jeno melepas tautan bibir mereka dan menatap mata Jaemin dengan senyum tipis yang lembut. Jarang sekali melihatnya tersenyum seperti ini.

"Ada apa denganmu, hm?" tanya Jaemin terkekehan ringan untuk menghilangkan rasa gugup.

"Aku sangat-sangat mencintaimu, Na Jaemin."

"Ya ya tentu aku tau itu. Ada apa denganmu, Jeno? Kau terlihat berbeda. Terlihat sangat manis." tanya Jaemin setelah Jeno melepas pelukannya dan memakaikan pria cantik itu seatbelt.

"Aku hanya ingin kau tau setiap hari aku terus mencintaimu." /Chupp!/

Lalu ia mengecup singkat bibir Jaemin hingga bunyi kecupan itu terdengar. Ah~ benar-benar manis.

"Jangan bicara seperti itu." ucap Jaemin dengan nada yang cukup manja, bahkan kini ia memeluk lengan Jeno dan menyandarkan kepala di bahunya. "Aku tidak bisa mengontrol aliran darah yang naik ke wajahku. Itu membuat wajahku panas."

Jeno mengusap pipi Jaemin dengan ibu jarinya dan membuat mereka saling pandang. "Tidak apa-apa, kau semakin cantik saat tersipu. Ayo kita pulang."

Setelah masuk ke dalam apartemen, Jeno langsung menarik Jaemin dan menyatukan kedua belah bibir mereka. Melumatnya dengan sensual lalu melepas satu persatu mantel yang mereka kenakan. Tubuh yang lebih besar itu membawa mereka masuk ke dalam kamar lalu menjatuhkan tubuh Jaemin di atas ranjang.

"Entah mengapa hari ini aku sangat bernafsu denganmu." ucap Jeno dengan suara yang rendah membuat Jaemin ikut terangsang akan hal itu. Bibirnya pun kembali termangut hingga desahan-desahan ringan milik Jaemin mulai terdengar kencang, terlebih Jeno dengan sengaja menggesekkan penis mereka yang masih tertutupi celana.

"Kau ingat ruang bermainku di Eguisheim?" Jaemin mengangguk. "Aku juga punya satu di sini. Mau mencoba?" Jaemin terlihat ragu namun ia percaya Jeno tidak akan menyakitinya.

"Ya, aku mau."

Jeno bangkit lalu berjalan sambil melepas kaus yang ia pakai dengan begitu seksi dan membuangnya ke sembarang arah. Kaki jenjang itu membawanya menuju lemari kaca, tempat untuk menyimpan botol-botol anggur mahal. Dari sisi ranjang Jaemin hanya terus memperhatikan apa yang ingin Jeno lakukan pada lemari itu.

"Oh no! Jangan bilang kau menyimpan ruangan itu di balik lemari botol?"

"Yah, bisa kubilang begitu."

Jeno mengambil sebotol anggur dan menekan tombol yang ada di sudut lemari. Suara kunci yang terbuka pun terdengar lalu dengan mudahnya Jeno menggeser lemari itu hingga terdapat ruangan lain di dalamnya yang memiliki nuansa merah dan hitam, tidak jauh berbeda dengan ruangannya di Eguisheim.

THE SASAENG! √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang