31. Promise with Papa

23.7K 3.6K 2.1K
                                    

Disini uwu uwuan dulu pokoknya^^


(------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi-


Setelah Jeno terbangun dari mimpi buruknya pukul 3 pagi, Jaemin pun tidak tidur lagi dan tetap menemani Jeno. Pria Lee itu sempat tertidur karena merasakan kenyamanan yang Jaemin salurkan, namun akan kembali terbangun dengan wajah yang tidak tenang, seakan memori itu kembali menghantuinya. Sampai sekarang Jeno tidak ingin kembali tidur karena terlalu takut untuk melihat kembali kejadian masa lalunya.

Jaemin masuk dengan membawa nampan berisi sarapan dan juga minuman bersereal. Pria cantik ini benar-benar merawat Jeno dengan baik seakan ia lupa jika saat ini dialah yang tengah di culik. Sayangnya perasaan cinta muncul pada si penculik dalam beberapa waktu terakhir ini yang tak lain adalah Lee Jeno. Ya, pria cantik itu kemungkinan besar mengidap Stockholm Syndrome.

"Kau butuh sesuatu?" tanya Jaemin setelah ia mengusap pipi Jeno dengan lembut lalu kini memijat telapak tangannya.

"Aku hanya butuh dirimu. Tidak ingin yang lain." jawab Jeno dengan suara yang letih. Tubuhnya benar-benar lemas seakan terhisap oleh rasa takut. Ia hanya bisa bersandar di ranjangnya sekarang.

"Aku di sini Jeno. Aku tidak akan kemana-mana. Aku di sini, menemanimu." mendengar itu Jeno tersenyum lega. Kemudian fokusnya kini pada telapak tangan yang tengah Jaemin pijat.

"Saat kecil, ketika Papa pulang kerja aku sering memijat telapak tangannya."

"Kenapa?" tanya Jeno yang membuat Jaemin tersenyum.

"Aku pernah dengar jika telapak tanganmu di pijat, maka kau akan merasa lebih tenang dan rileks. Aku tidak tau itu fakta atau mitos, namanya juga masih anak-anak, aku hanya penasaran dan mencobanya pada Papa hehee.." jawab Jaemin dengan kekehan. Jeno pun ikut tersenyum, senyuman yang begitu manusiawi. Tidak ada guratan kebengisan di wajahnya.

"Na, peluk aku." pinta Jeno yang langsung di lakukan oleh Jaemin. Jeno memeluk tubuh yang lebih kecil itu dengan begitu erat seakan hanya dia yang boleh memeluknya.

"Jeno.. jantungmu sangat.."

"Ini yang selalu aku rasakan saat melihatmu dulu di sekolah. Saat kau tertawa, saat kau berbicara dengan teman-temanmu, saat kau turun dari bus atau saat kau makan di kantin. Apapun yang kau lakukan, jantungku akan menggila seperti ini."

"Sebesar itukah kau mencintaiku?" dengan masih bersandar di dada Jeno, Jaemin bertanya.

"Terlalu besar hingga kau tak akan mampu memahaminya. Prinsip tergilaku adalah Na Jaemin mati, maka Lee Jeno juga akan mati."

"Tapi itu tidak akan baik untukmu, Jeno."

"Aku tidak peduli karena kehadiranmu sangat berpengaruh besar untuk hidupku. Jika aku tidak mengenalmu, mungkin aku sudah bunuh diri sejak kematian Nenek dulu. Namun karena masih ada dirimu, maka aku memutuskan untuk tetap hidup dan berusaha sangat keras untuk menggapaimu."

Jaemin menjauhkan tubuhnya dengan menyanggah kedua tangan di dada Jeno agar bisa menatap mata pria itu.

"Haruskah sampai membunuh banyak orang?"

"Itu salah satu cara agar aku tetap di sisimu." Jaemin menggeleng lalu kembali mendudukkan tubuhnya seperti semula.

"Jeno kau tau? Apa yang kau rasakan itu bukan cinta, tapi obsesi yang besar padaku. Cinta tidak seperti itu."

"SUDAH KUBILANG KAU TIDAK AKAN MENGERTI!!" bentak Jeno tak suka dan membuat Jaemin terperanjat. Jeno menghela nafas berat lalu kembali menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan mata.

THE SASAENG! √NominWhere stories live. Discover now