5. I'm Sorry Jaemin

49.6K 7.5K 1.5K
                                    

Ayo dong rajin vote biar aku rajin up jugaaa~


   (------->> THE SASAENG! <<-------)
-CheonsAegi-


Keesokan harinya Jeno sengaja menunggu di halte bus untuk bisa masuk ke sekolah bersama Jaemin. Dadanya bergemuruh membayangkan ia jalan berdua dengan pujaan hatinya. Lagi-lagi ia mengulum senyum dan pipinya memerah. Ah anak ini begitu lucu.

Sampai tibalah bus yang mengangkut Jaemin di halte sekolah. Jaemin sempat melihat Jeno namun anak itu tidak menyapanya hanya langsung pergi begitu saja. Jeno cukup kecewa dan pikiran negatifnya mulai bermunculan.

'Apa dia malu dekat dengan anak miskin dan pencuri sepertiku? Ah benar. Tentu saja dia malu. Siapa yang mau berteman dengan seorang pencuri? Tidak ada.' pikir Jeno dalam benak sambil berjalan lesu ke dalam sekolah.

Walaupun begitu Jeno masih menyempatkan diri untuk mengintip Jaemin di kelasnya. Anak itu sedang mengobrol dengan seseorang. Hwang Hyunjin, anak akselerasi yang kini sudah berada di kelas 3. Semakin ciutlah keberanian Jeno untuk bisa dekat dengan Jaemin. Di banding dirinya, Hyunjin begitu sempurna. Dia tampan, kaya dan juga sama terkenalnya dengan Jaemin. Pria itu juga terkenal sangat murah hati. Benar-benar pasangan yang pas.

Dengan murung Jeno pun kembali ke kelasnya mengingat jam pertama sudah akan di mulai tak lama lagi. Namun tanpa Jeno ketahui, Jaemin menoleh ke jendela tempat dimana Jeno mengintip. Keningnya berkerut menandakan ada sesuatu yang ia pikirkan.

Istirahat kali ini Jaemin mengedarkan matanya ke penjuru kantin. Ia tengah mencari pria yang nampak aneh baginya. Bukan aneh, mungkin sesuatu hal yang terasa seperti penasaran pada sosok itu. Ia merasa tidak asing dengan wajahnya namun lupa dimana mereka bertemu.

"Jaemin? Ada apa? kau terlihat tidak tenang." tanya seorang teman sekelasnya.

"Ung? Ah tidak. Tidak apa-apa." jawabnya lalu kembali memakan makanannya. Hingga suatu ketika, secara tak sengaja mata Jaemin tepat bertubrukan dengan mata tegas milik Jeno yang kini duduk di pojok, agak jauh dari tempatnya. Merasa Jaemin juga menatapnya, Jeno memalingkan wajah dan kembali memakan bekalnya seakan tidak ada yang salah. Lagi-lagi itu membuat Jaemin bingung.

"Apa aku pernah berbuat kesalahan padanya dan lupa meminta maaf?" pikir Jaemin menerka-nerka.

Hingga sampailah pada jam pulang sekolah. Pria Lee itu keluar kelas masih dengan raut wajah yang sama. Tak jarang ia menghela nafas berat sambil menundukkan kepala. Ia merasa kerja kerasnya sia-sia.

Karena terlalu sibuk memikirkan diri sendiri, Jeno tidak sadar jika depannya ada orang lain. Baru ia sadar saat matanya menatap sepatu lain di depan sepatunya. Perlahan ia menaikkan kepala sampai sepasang mata yang selalu ia puja tengah menatapnya sekarang. Jeno semakin terdiam, bingung harus apa.

"Terkejut?" tanya Jaemin yang membuat Jeno gelagapan.

"U-Uhm.. ti-tidak.. ehh s-sedikit.. iyaa s-sedikit terkejut." ucap Jeno sambil memilin ujung almamater sekolahnya canggung.

"Bisa bicara sebentar?"

"A-Apa?"

"Ada hal yang ingin aku tanyakan. Apa ada waktu?" tanya Jaemin lagi, kali ini dengan sedikit senyuman yang membuat Jeno menganggukkan kepala.

Disinilah mereka, ruang laboratorium yang sudah sangat sepi. Jaemin bingung juga kenapa ia mengajaknya ke sini. Kini mereka duduk bersampingan di kursi lab.

THE SASAENG! √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang