Kunci kesuksesan melalui filosofi tashrif istilah

Start from the beginning
                                    

لا ترم علما وتترك التعب

“Jangan mengharapkan ilmu tapi kamu tidak mau bersusah payah”

       Hal yang sama terdapat dalam Nadzom Al-Imrithy, Mbah Mushonnif memberikan contoh pembagian kalimah dengan menadzomkan :

لاسم وفعل ثم حرف تنقسم # وهذه ثلاثـها هي الكلم
والقول لفظ قد أفـاد مطلقا#  كقم وقد وإن زيدا ارتقى

           Kalau kita mau menganalisa syathr tsani nadhom kedua, pasti kita akan menemukan suatu hal besar dan faedah yang penting bagi para santri yang masih duduk di bangku sekolah. Pertama kali Mbah Mushonnif mencontohkan kalimah fi'il dahulu dengan lafdz قم, kemudian kalimah huruf dengan قد dan إن terakhir kalimah isim dengan lafdaz زيدا. Dalam menampilkan urutan seperti ini, di samping menerapkan badi' laf wan nasyr ghoiru murottab, beliau mempunyai maksud tertentu yang mana menurut analisa kami adalah sebagai berikut:
Pertama: beliau mencontohkan lafadz قم yang artinya adalah perintah untuk berdiri. Yang dimaksud disini adalah seorang santri pada tahap awal ia harus berjuang dan mau melakukan hal yang sulit dan berat (belajar, mengahafal, muhafadhoh, sorogan dll). Beliau melambangkan hal yang sulit dan berat ini dengan menggunakan lafadz قم karena orang yang berdiri pastinya dia merasakan berat dan lelah, apalagi berdiri di depan kelas yang ditonton oleh para temannya, pasti ditambah rasa gengsi dan malu. Mungkin dengan penganalisaan seperti inilah para Masyayikh dan Asatidz selalu menta'zir kita dengan cara berdiri.
Kedua: beliau mencontohkan قد kalimah huruf yang termasuk fungsinya adalah taukid yang artinya adalah menguatkan. Ini melambangkan bahwa para santri di samping melakukan hal di atas ia juga harus bersungguh-sungguh, inilah hal yang sangat penting dan menentukan bagi mereka yang menginginkan keberhasilan. Jika semua hal diatas telah dilaksanakan, maka Insya Allah dengan izin-Nya mereka akan menjadi orang yang bertambah-tambah ilmunya kemudian ia menjadi orang yang tinggi derajatnya. Hal ini yang dilambangkan oleh beliau dengan lafadz
ان زبدا ارتقى 
Di samping itu, memang sangat benar sekali jika para kyai kuno dalam mendidik santrinya sangat keras dan beliau tidak segan-segan memukul santrinya jika melakukan kesalahan. Tindakan beliau itu tidak bermaksud jelek dan menyiksa santri, beliau hanyalah memberikan sanksi atas kesalahannya agar mereka jera dan tidak mengulanginya lagi. Para santri yang mendapatkan didikan seperti ini, setelah pulang ke rumah kebanyakan mereka berhasil dan memperoleh derajat yang tinggi, yang salah satu faktornya adalah karena pukulan tadi yang mereka terima dengan penuh keikhlasan yang diyakini juga mengandung banyak barokah.  Jika para santri mampu melewati dua hal tersebut di atas (mendapatkan pertolongan dari Allah dan bersungguh-bersungguh), Insya Allah perjalanan mereka dalam menuntut ilmu bisa berjalan dengan lancar dan bisa mendapatkan futuh (mendapatkan kemudahan dari Allah).
Bab ke tiga (فتحتان  )
          Beliau mencontohkan فتح-يفتح  yang artinya adalah membuka, jika seseorang telah berhasil dalam menghadapi cobaan dengan sabar maka hati dan pikiran kita akan terbuka. Dan juga muallif bermaksud semoga Allah membukakan hati para santri untuk dapat menerima ilmu dengan mudah dan bisa merasakan لذة العلم Nah, mungkin hal inilah yang kurang disadari oleh para santri sehingga mereka sulit mendapatkan futuh dari Allah yang menyebabkan merasa sulit dalam mencari ilmu
اللهم افتح لنا فتوح العارفين 
Jika para santri sudah kefutuh, maka ia akan merasakan mudah dalam mencari ilmu bahkan merasa kurang dan haus akan ilmu, sehingga ia dapat mengetahui dan mengerti berbagai macam permasalahan sehingga santri tadi bisa dikatakan sebagai wong ngalim.

Bab ke empat (كسر فتح)
      Muallif memberikan contoh lafadz علم-يعلم Ketika hati dan pikiran telah terbuka maka ilmu akan dengan mudah masuk ke dalamnya dan menetap di dalamnya. Menuntut ilmu adalah hal yang diwajibkan bagi umat muslim dari lahir hingga mati. Agama islam juga mewajibkan kepada setiap pemeluknya untuk menuntut ilmu.
Sabda nabi muhammad saw:

طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة

Artinya:menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.
   Perlu diketahui bahwa ilmu yang dimaksud di dalam hadits tersebut bukanlah Seluruh ilmu, melainkan ilmu untuk menyikapi keadaan atau kondisi (ilmu hal), yaitu mencakup beberapa ilmu diantara-Nya: ilmu tauhid, ilmu fikih, dan ilmu keadaan hati.
     Dengan ilmulah seseorang akan menjadi orang yang mulia baik di dunia maupun di akhirat.
Sabda nabi Muhammad saw:

من اراد الدنيا فعليه بالعلم ومن اراد الأخرة فعليه بالعلم

Artinya:”barang siapa menginginkan dunia maka kuncinya adalah ilmu, dan barang siapa menginginkan akhirat maka kuncinya adalah ilmu”.

Bab kelima (ضم ضم)
        Muallif menampilkan contoh حسن – يحسن Apabila kita sudah mempunyai ilmu, maka diri kita akan menjadi pribadi yang baik, mempunyai muruah (aura bijaksana yang memancar) dan dihormati masyarakat. Sebagaimana dijelaskan Dalam sebuah syair:

تعلم فإن العلم زين لأهله # وفضل وعنوان لكل المحامد

Ngajiyo! kerono ilmu maesi ing ahline # lan unggulake lan dadi tanda tingkah pinuji.

belajarlah! Karena ilmulah yang akan menghias dan memperbagus dirimu # Dan juga menjadi keutamaan bagimu, dan juga tanda bagi sesuatu yang terpuji.
          Dan juga setiap orang yang memiliki ilmu akan selalu hidup meskipun jadadnya sudah lebur di dalam bumi, karena meski sudah meninggal akan tetapi ilmu yang dia ajarkan masih dimanfaatkan oleh orang lain. Dalam suatu syair di katakan:

اخو العلم حي خالد بعد موته # وأوصاله تحت التراب رميم

Wong duwe ilmu urip langgeng sakwuse mati # dene adon-adone bosok ning isor bumi.

Bab ke enam (كسرتان) 
           Pada bab keenam beliau menmpilkan contoh   يحسب- حسب yang mana lafdz ini adalah termasuk dari Af'alul Qulub bi makna rujhan, tapi terkadang juga digunakan makna yaqin sebagaimana dalam sya'ir :

حسبت التقى والجود خير تجارة #  رباحا إذا ما المرء أصبح ثاقلا

Pada contoh terakhir ini melambangkan bahwa, jika orang telah memenuhi semua perkara-perkara di atas, maka orang tadi menjadi orang yang bisa yakin dengan Allah, dalam hatinya tidak ada apapun kecuali Allah dan juga ketika kita telah mencapai semuanya tadi, barulah kita akan menjadi pribadi yang mandiri.

والله اعلم بالصواب

                

NAHWU QULUB Mengungkap Makna Tersirat Dalam Ilmu Gramatika Arab Where stories live. Discover now