I'm the interesting author of this piece of work Maybe this is the climax of our relationship Before we go to second act, right now is a good timing
—Blueming, IU
--
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Please welcome, Prince Yeonjun from BigHit Palace 😭
Happy reading!
--
"Yeonjun hyung!!!!"
"Soobin!!!!"
Lelaki dengan ketinggian kurang lebih 185cm itu menghela napas kesal sembari memijat keningnya kasar— tidak, sepertinya tinggi Soobin sudah bertambah 2 cm.
Huh, lagipula bekerja dengan Yeonjun memang benar-benar menghabiskan stok kesabaran Soobin. Parahnya yang ia kerjakan sehari-hari bukan hanya mengatur pertemuan Yeonjun dengan investor-investor saja, tapi Soobin juga harus mengasuh Yeonjun yang pada dasarnya lebih tua dari dirinya sendiri.
"Ayolah, aku tidak mau bertemu dengan gadis itu!" Rengek Yeonjun yang tengah bersandar pada kursi kerjanya.
"Tapi Jiyeon datang ke sini sengaja untuk menemuimu. Bahkan Tuan Choi memintaku mengabarinya jika Jiyeon susah tiba. Kau gila?"
"Soobin-ah, kau bekerja untukku atau ayahku?" Tanya Yeonjun kontan membuat Soobin berkacak pinggang dan menghembuskan napasnya kasar.
"Wah... Lagi-lagi kau mengajukan pertanyaan menjebak seperti itu."
"Bilang saja padanya kalau aku sibuk dan tak bisa menemuinya."
"Tidak. Tuan Choi sangat tahu alibi-alibimu, hyung."
"Hmmm.. kalau gitu bilang saja aku tidak masuk kerja."
Soobin merotasikan matanya malas, "Hyung!"
"Soobin!! Aku tidak mau bertemu Jiyeon sungguh!"
"Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak bisa menjadi tamengmu jika menyangkut Jiyeon. Kau kan tahu Tuan Choi sangat tegas jika sudah menyangkut gadis itu."
"Lagipula kau mau ayahmu turun tangan dan menghampirimu ke sini hanya karena kau tidak mau menemui Jiyeon?" Lanjut Soobin membuat Yeonjun terdiam.
Ya, bagaimana? Menentang ayahnya adalah satu-satunya hal yang tidak bisa Yeonjun lakukan di hidupnya.
